Kamis, 03 September 2020

Fakta-fakta HIV yang Diidap Salah Satu Peserta Pesta Gay Kuningan

Pesta gay di salah satu apartemen di Kuningan, Jakarta Selatan, digerebek polisi. Disebutkan, salah satu peserta dari 56 pria yang mengikuti pesta tersebut dilaporkan positif mengidap HIV.
Apa itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang dicirikan dengan penurunan sistem imun secara drastis dan bisa menyebabkan kematian.

Apa saja gejala HIV?
Gejala HIV bisa berbeda pada setiap pengidapnya. Berikut gejala HIV yang bisa dirasakan pada pria, dikutip dari Healthline:

- Disfungsi ereksi
- Depresi
- Kelelahan
- Infertilitas
- Luka di penis
- Rambut mulai jarang tumbuh
- Rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil

Bagaimana cara penularan HIV?
Dikutip dari Mayo Clinic, HIV ditularkan melalui kontak darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang terinfeksi. Maka dari itu, umumnya seseorang dapat tertular HIV jika melakukan hubungan seks tanpa kondom, menggunakan jarum suntik yang tidak steril, dan mendapatkan donor darah dari orang yang mengidap HIV.

Tak hanya itu, ibu yang mengidap HIV juga dapat menularkan virus tersebut ke janin yang sedang dikandungnya. Hal ini karena darah dari ibu yang mengidap HIV bisa terpapar langsung ke anaknya.

Apakah HIV bisa disembuhkan?
Hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan infeksi HIV. Namun, tak perlu khawatir karena saat ini sudah ada terapi obat antiretroviral (ARV) yang bisa menekan perkembangan virus di dalam tubuh.

Meski begitu, obat ARV wajib diminum selama seumur hidup dan tidak boleh terputus. "Kalau seseorang minum obat ARV tidak sesuai dengan waktu, maka virus akan merasa tidak ada polisi yang mengawasinya sehingga ia bebas berkembang biak," kata dr Aritha Herawati, dalam sebuah wawancara dengan detikHealth, kala itu menjabat sebagai kepala bidang terapi rehabilitasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta.

Antivirus Corona Saat Ini Hanya Masker dan Protokol Kesehatan

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, berbagai hal diklaim bisa jadi obat atau antivirus. Hal ini disebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berbahaya karena berpotensi membuat lengah hingga akhirnya warga tidak menerapkan protokol kesehatan.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dr Mariya Mubarika, menjelaskan padahal saat ini hanya masker dan protokol kesehatan saja yang benar-benar bisa disebut sebagai antivirus.

"Banyak spekulasi dari awal pandemi ini yang malah mengganggu atau menghambat bahkan membingungkan arah pengendalian pandemi jadi tidak benar. Yang terpenting kita berjalan mengikuti sains yang benar," kata dr Mariya pada acara kampanye Disiplin Pakai Masker di kawasan Jababeka, Rabu (2/9/2020).

"Contohnya sekarang banyak sekali kiat anticovid dengan segala macam. Katanya pake ini-itulah. Padahal belum ada bukti ilmiah yang menjamin. Hal-hal yang terbukti menjamin untuk kita terhindar dari COVID malah tidak dijalankan," lanjutnya.

Memang beberapa waktu yang lalu sempat heboh berbagai macam klaim soal antivirus Corona. Mulai dari kalung eucalyptus hingga ramuan herbal untuk antibodi.

Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) kala itu menegaskan belum ada terapi atau obat Corona yang mendapat izin karena sekali lagi belum terbukti secara ilmiah.

"Sebenarnya sederhana sekali kalau kita lihat dari website WHO, bahwa penggunaan masker inilah anticovid yang sebenarnya. Protokol kesehatan adalah anticovid yang sudah terbukti ilmiah," pungkas dr Mariya.
https://indomovie28.net/a-wife-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar