Rabu, 09 September 2020

Pernah Cangkok Ginjal, Alfred Riedl Meninggal karena Kanker

Mantan pelatih timnas sepakbola Indonesia Alfred Riedl meninggal di usia 70 tahun karena kanker. Media Austria, Kurier, menyebut Alfred tutup usia pada Senin (7/9/2020).
Alfred diketahui sudah lama memiliki masalah dengan ginjalnya. Pada 2006, ia mengumumkan rencananya melakukan cangkok ginjal. Pria berdarah Austria tersebut kala itu harus rutin menjalani dialisis atau cuci darah 3 kali seminggu karena ginjalnya tidak berfungsi.

Saat itu, Alfred adalah pelatih sepakbola Vietnam yang sangat dicintai penggemar. Para suporter fanatik berebut ingin menjadi donor ginjal untuknya.

Sayangnya, tidak mudah untuk mendapatkan donor yang sesuai. Ketidaksesuaian ukuran ginjal dan golongan darah menggugurkan banyak calon donor.

Operasi akhirnya baru bisa dilakukan di Wina, Austria, pada Maret 2007. Identitas donor dirahasiakan, tetapi situs AFC menyebut sang donor berasal dari penggemarnya di Vietnam.

Cegah Klaster Pilkada, Dokter Paru Sarankan Pemilihan Secara Virtual

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti timbulnya klaster pilkada di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Jokowi meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk tegas dalam menerapkan protokol kesehatan di setiap tahapan Pilkada 2020.
"Saya minta Pak Mendagri urusan yang berkaitan dengan klaster pilkada ini betul-betul ditegasi, untuk diberikan ketegasan betul," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/9/2020).

Menanggapi hal ini, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI), Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K), mengatakan risiko timbulnya klaster pilkada bisa terjadi jika kampanye dan aktivitas lainnya masih dilakukan dengan mengumpulkan banyak orang.

"Jadi kalau saya mengatakan kalau masih pilkada ini didahului dengan mengumpulkan orang banyak, maka bersiap-siaplah akan terjadi banyak klaster-klaster pilkada, seperti yang disampaikan presiden kita tadi malam bahwa mungkin ada klaster pilkada," kata dr Erlina dalam konferensi pers PDPI, Selasa (8/9/2020).

dr Erlina menyarankan proses pemilihan sebaiknya dilakukan secara daring alias online. Tujuannya untuk meminimalisir kontak antar individu sehingga risiko penularan COVID-19 dapat ditekan.

"Bagaimana kalau kita memilihnya dengan virtual dengan memasukan pilihan kita lewat secara elektronik, saya nggak tahu apakah itu mungkin. Jadi bukan datang ke TPS lalu memasukan ke kotak suara, karena itu lagi-lagi interaksi orang," tuturnya.

PDPI Beberkan Data Perbandingan Dokter Paru dan Kasus COVID-19 di RI

 Virus CoronaCOVID-19 masih mewabah di Indonesia. Jumlah orang yang terinfeksi pun kian bertambah setiap harinya.
Sebagai penyakit yang menyerang paru-paru, dokter paru sangat dibutuhkan dalam penanganan COVID-19. Namun, sayangnya jumlah dokter paru di Indonesia masih terbilang sedikit, yakni hanya 1.106 dokter.

"Jadi memang hanya 1.106 dokter paru yang sudah disampaikan juga oleh Pak Doni Monardo, mengatakan, ini dokter paru harus dijaga, karena jumlahnya sedikit dan tidak cukup untuk mengatasi COVID-19 yang angkanya terus meningkat," kata dr Erlina Burhan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam konferensi pers, Selasa (8/9/2020).

Pada Senin (7/9/2020), total kasus Corona di Indonesia sudah mencapai 196.989 kasus. Sementara total kasus sembuh sebanyak 140.652 orang dan 8.130 lainnya meninggal dunia.

Berikut perbandingan dokter paru dan kasus Corona di Indonesia per 7 September 2020.

Aceh
- Dokter Paru: 34
- Kasus COVID-19: 2.042

Sumatera Utara
- Dokter Paru: 102
- Kasus COVID-19: 7.725

Sumatera Barat
- Dokter Paru: 51
- Kasus COVID-19: 2.795

Sumatera Selatan
- Dokter Paru: 11
- Kasus COVID-19: 4.745

Riau
- Dokter Paru: 34
- Kasus COVID-19: 2.718

Lampung
- Dokter Paru: 15
- Kasus COVID-19: 455

Jambi
- Dokter Paru: 9
- Kasus COVID-19: 304

Kepulauan Riau
- Dokter Paru: 10
- Kasus COVID-19: 1.235
https://indomovie28.net/the-binding/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar