Jumat, 04 September 2020

Sulteng-Sulbar Nihil, Ini Top-8 Provinsi dengan Kasus Baru Corona Tertinggi

Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 pada Jumat (4/9/2020), kasus baru Corona di Indonesia bertambah sebanyak 3.269 kasus, sehingga totalnya sudah mencapai 187.537 orang.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus Corona baru tertinggi sebanyak 880 orang. Sementara posisi kedua masih ditempati Jawa Barat dengan 385 orang.

Berikut 8 provinsi dengan penambahan kasus Corona tertinggi per 4 September.

DKI Jakarta: 880 kasus
Jawa Barat: 385 kasus
Jawa Timur : 350 kasus
Kalimantan Timur : 281 kasus
Bali : 196 kasus
Jawa Tengah : 190 kasus
Riau : 130 kasus
Sumatera Utara : 125 kasus
Adapun 2 provinsi di Indonesia yang tidak ada kasus baru Corona per 4 September, sebagai berikut.

Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat

Risma Maafkan Zikria yang Menghinanya, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya memaafkan Zikria Dzatil, netizen yang telah menghinanya. Sebelumnya, Zikria meminta maaf secara terbuka kepada Risma.
"Saya maafkan yang bersangkutan," ujar Risma kepada wartawan di rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Rabu (5/2/2020).

Dikutip dari Mayo Clinic, memaafkan adalah sebuah proses perdamaian dengan diri sendiri. Diawali dengan pengakuan akan adanya rasa sakit, seseorang yang memberi maaf justru akan merasa lebih rileks untuk menerima kondisinya.

Dengan kondisi mental yang lebih rileks, seseorang juga akan terhindar dari risiko penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang. Risiko tersebut umumnya dihadapi oleh para pendendam yang membutuhkan jalan pintas untuk lepas dari beban emosi negatifnya.

Manfaat lain dari saling memaafkan terungkap dalam penelitian di University of Massachusetts, yakni bisa menurunkan tekanan darah dengan lebih cepat. Efek percepatan itu bisa mencapai 20 persen pada wanita, sementara pada pria efeknya lebih kecil.

Tekanan darah, denyut jantung dan kontraksi otot biasanya meningkat ketika seseorang terlibat konflik, sehingga risiko serangan jantung dan stroke menjadi lebih tinggi. Gejala tersebut akan mereda ketika konflik berakhir, atau akan lebih cepat jika kedua pihak yang berkonflik saling bermaafan.

Benarkah WHO Serukan Agar Dunia Isolasi China karena Virus Corona?

Di media sosial beredar kabar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar dunia internasional mengisolasi China terkait wabah virus corona (2019-nCoV). Hal tersebut diklaim diungkap oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Isolasi China ??? Kalau WHO yang bicara tentu bukan sebuah kebohongan...," kata salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan artikel pada Sabtu (1/2/2020).

Artikel yang menyebut WHO rekomendasikan dunia isolasi China tersebut hingga kini telah dishare lebih dari 800 kali. Penelusuran detikcom menemukan artikel ini dibuat ketika WHO secara resmi mengumumkan status darurat global virus corona pada hari Jumat (31/1/2020).

Namun demikian tidak ditemukan pernyataan dari Tedros yang menyebut dunia harus isolasi China atau melarang perdagangan dengan China.

WHO justru mengutarakan agar negara-negara jangan berlebihan menerapkan aturan larangan bepergian.

"WHO tidak menyarankan pembatasan perdagangan atau lalu lintas internasional. Pembatasan bepergian malah hanya akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat karena menghalangi arus informasi dan suplai medis serta merusak ekonomi," kata Tedros seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO pada Rabu (5/2/2020).

"Kami meminta negara-negara dan perusahaan untuk mengambil keputusan berdasarkan bukti," pungkasnya.

Jadi bisa dipastikan seruan WHO agar dunia mengisolasi China adalah bohong alias hoax.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar