Siti Raisa Miranda alias Echa (17) kembali menjadi perbincangan. Gadis asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), ini sudah sepekan tidur dan belum juga bangun.
Pada 2017 lalu, Echa juga sempat tidur selama berhari-hari hingga 13 hari. Echa pun mendapat julukan sebagai Putri Tidur dari Banjarmasin.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis di RSUD dr Ansari Saleh Banjarmasin, kondisi Echa disebut baik-baik saja.
"Malam Sabtu kondisi masih guring (tertidur), kemudian ulun (saya) bawa ke rumah sakit untuk rawat inap. Selama tiga hari di RS Ansari Saleh anak ini belum juga bangun. Akhirnya dibawa pulang ke rumah, karena hasil pemeriksaan medis normal-normal saja," kata Mulyadi, orang tua Echa, kepada detikcom, Rabu (7/4/2021).
Apakah benar kondisi Echa baik-baik saja?
Terlepas dari dugaan Echa mengidap hipersomnia, yang membuatnya bisa tidur berhari-hari, gadis ini juga membutuhkan asupan cairan agar tubuhnya tetap terhidrasi. Terlebih 60 persen dari tubuh adalah cairan, sementara Echa akan kesulitan untuk makan dan minum selama tertidur.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan keseimbangan cairan dalam tubuh Echa.
"Harus ada keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan, dan pada kasus ini yang tidur 13 hari, ini kita harus explore lagi bagaimana mengenai keseimbangannya," kata dr Pringgo dalam webinar 'Healthy Hydration and Immunity', Kamis (8/4/2021).
dr Pringgo mengatakan, bisa saja selama tertidur Echa kehilangan cairan melalui urine atau penguapan cairan lewat kulit dan paru-paru (insensible water loss).
"Apakah ada pengeluaran cairannya? Jelas kalau ada pengeluaran cairan dari urine, buang air kecil, dia butuh juga asupan dan perlu diketahui ada yang namanya insensible water loss atau kehilangan cairan dari penguapan," jelasnya.
"Jelas ini membutuhkan diganti pengeluaran itu, kalau selama itu tidak ada asupan cairan kita harus pertanyakan, saya rasa nggak bisa itu kalau bertahan selama itu," tuturnya.
https://trimay98.com/movies/the-kid/
Mutasi 'Eek' Mudah Menular, Satgas COVID-19 Tegaskan Dilarang Mudik
Virus Corona dengan mutasi E484k atau Eek jadi perbincangan ketika membuat heboh di Jepang dan ternyata sudah terdeteksi juga di Indonesia. Menurut laporan, COVID-19 dengan mutasi Eek ini ditemukan pada salah satu kasus varian B117 beberapa waktu lalu.
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan mutasi Eek juga bisa ditemukan pada varian COVID-19 dari Afrika Selatan dan Brasil. Varian dengan mutasi ini dianggap bisa bersifat lebih mudah menular.
"Mutasi E484k yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brasil. Serta dinilai lebih mudah menular," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (8/4/2021).
"Saya harapkan masyarakat tidak panik, tapi hendaknya semakin disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas. mengingat disiplin ini pertahanan utama kita mencegah penularan COVID-19," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar