Benda aneh ditemukan di perut bangkai buaya sepanjang 4,7 meter ini. Pemilik peternakan buaya di Australia mengaku terkejut akan hal itu.
Seperti dilansir CNN, Minggu (4/8/2019), pemilik buaya menemukan lempengan logam atau plat bedah di perut reptil itu. Buaya air asin itu bernama M.J.
M.J meninggal pada bulan Juni di Peternakan Buaya Koorana dekat Rockhampton, Queensland, di timur laut Australia. Plat ortopedi ditemukan di dalam usus binatang itu bersama berbagai batu.
Adapun batu adalah benda yang biasa dimakan dan digunakan untuk membantunya menggiling makanan. Penemuan benda-benda itu selama pemeriksaan kematiannya.
"Hal-hal aneh muncul di perut buaya sepanjang waktu. Tapi menemukan plat bedah di sana, yah, kami tidak pernah berpikir kami akan menemukan itu," kata pemilik pertanian John Lever.
Lever tidak yakin apakah plat itu berasal dari manusia atau hewan. "Buaya itu pasti makan sesuatu dengan lempengan logam di dalamnya jadi itu bisa manusia atau hewan peliharaan, dan saya berasumsi dengan ukuran itu adalah untuk seekor anjing," katanya.
Buaya itu berusia 70 tahun dan telah tinggal di peternakan selama enam tahun. M.J dibeli dari peternakan terdekat yang menangkapnya di alam liar.
Lever mengatakan dalam penyelidikan terungkap bahwa plat itu diproduksi di Swiss. "Itu mungkin sudah ada di perut buaya selama beberapa dekade," tambahnya.
Nyanyi 4 Bahasa, Fitri Carlina Goyang Pengunjung Festival Cheng Ho
Festival Cheng Ho 2019 di Kota Semarang berlangsung meriah. Salah satu kemeriahan datang dari aksi panggung pedangdut Fitri Carlina.
Artis asal Banyuwangi itu menghibur Semarang dengan suguhan nyanyian empat bahasa.
"Saya ingin memberikan suguhan istimewa buat Semarang. Kotanya hebat. Pariwisatanya oke banget," tutur Fitri Carlina, Minggu (4/8/2019).
Semarang pun langsung dibuat bergoyang. Lagu-lagu berbahasa Mandarin, Indonesia, Jawa dan Bahasa Inggris langsung berkumandang di Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang.
Shownya sempurna. Dari mulai band pengiring, sound system, hingga lighting, diset maksimal. Settingannya dibuat setara dengan konser Westlife yang akan digelar di Sam Poo Kong 1 September 2019.
Fitri Carlina terlihat total memberikan suguhan yang menghibur. Busana yang dikenakan bernuansa Tionghoa. Balutan warnanya dominan putih. Ada corak naga di bagian depannya. Warnanya emas.
"Ini saya browsing sendiri. Saya ingin menyesuaikan dengan tema Cheng Ho. Cheng Ho kan identik dengan naga. Warnanya sengaja saya kasih emas karena hoki tahun ini api dan logam. Emas adalah representasi dari unsur logam," tambahnya.
Fitri pun tampil lepas. Selama 1 jam, penyanyi asal Banyuwangi itu sukses membuat Semarang bergoyang.
"Happy ending. Masyarakat terhibur dengan konser Fitri Carlina yang digelar di Kelenteng Sam Poo Kong," ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Ucapannya memang tak mengada-ada. Meski sempat diguyur hujan, animo penonton tetap tinggi. Hingga tengah malam, Sam Poo Kong tetap dipadati ribuan orang.
"Bagus, keren, memuaskan! Everybody happy," kata Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
Don terlihat sumringah. Maklum, konser Fitri Carlina dibanjiri ribuan pengunjung. Semua terlihat happy bergoyang sambil terus berteriak Wonderful Indonesia yang dipandu Fitri Carlina.
Selama 1 jam, semuanya fokus menyimak belasan yang dibawakan Fitri. Bahkan, ribuan orang tadi ikutan kompak menyenandungkan sejumlah hits seperti Selow, Gemufamire, Sayidan dan Welcome to My Paradise.
"Fitri Carlina rupanya sangat ngetop di Semarang. Basis fansnya besar. Lihat saja ribuan orang sampai rela nonton hingga mendekati tengah malam," timpal Kadisbudpar Semarang Indriyasari.
Musik menjadi kata kunci yang dimainkan. Seni budaya Tionghoa menjadi pemanisnya. Endingnya, semua orang happy. Wisatawan jadi lebih banyak menghabiskan uang dan waktunya di Semarang.
"Untuk menciptakan keramaian atau crowd memang perlu bahasa universal. Dan musik adalah salah satu jawabannya.Kekuatan musik sangat dahsyat," timpal Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar, Esthy Reko Astuty.
Menpar Arief Yahya langsung mengangkat emoji tiga jempol. Kebetulan, dia memang ingin ngebut menghidupkan pariwisata di Semarang.
"Kegiatan rutin seperti Festival Cheng Ho di Semarang bisa menaikkan ekonomi di Jawa Tengah. Rumusnya, perpindahan orang itu sama dengan perpindahan uang. Sukses untuk festivalnya. Salam Wonderful Indonesia," kata Arief Yahya, Menpar RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar