Bagi pasangan suami istri, berhubungan seksual mungkin sudah menjadi sebuah aktivitas yang rutin dilakukan. Bisa dilakukan tiap hari atau di waktu-waktu tertentu.
Seorang pakar seks, Kate Taylor, mengatakan ternyata ada waktu-waktu terbaik untuk berhubungan seks. Tentunya di waktu-waktu tertentu ini bisa memberikan manfaat tersendiri.
Dikutip dari The Sun, berikut 4 waktu terbaik untuk pasangan suami istri bercinta.
1. Pukul 06.00 pagi
Jika kedua pasangan ingin mendapatkan hubungan yang bergairah, bisa mencoba untuk bercinta pada pukul 06.00 pagi. Bercinta di waktu pagi seperti ini secara rutin, 2 atau 3 hari sekali bisa meningkatkan peluang kehamilan. Banyak ahli menyebutkan, di jam 06.00 pagi itu kualitas sperma sedang dalam kondisi sangat baik.
2. Pukul 07.30 pagi
Bercinta di jam 07.30 pagi juga tidak kalah bermanfaat. Di jam tersebut, kadar testosteron sedang berada pada puncaknya. Selain itu, bercinta di jam itu bisa mencegah terjadinya risiko disfungsi ereksi.
3. Pukul 19.00 malam
Biasanya pasangan suami istri lebih sering melakukan hubungan seksual menjelang tengah malam. Tetapi, ternyata bercinta di waktu tersebut bukan menjadi yang terbaik.
Para ahli mengatakan, bercinta pada pukul 19.00 malam justru bisa mendapatkan orgasme yang terbaik. Di waktu ini, memungkinkan para wanita mendapat orgasme terbaiknya. Selain itu, pikiran saat bercinta menjadi lebih rileks dan membuat foreplay semakin maksimal.
4. Pukul 22 malam
Berhubungan intim di jam 22.00 ternyata juga punya manfaat tersendiri. Setelah bercinta, kedua pasangan bisa mendapatkan kualitas tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas. Selain itu, keduanya akan merasa lebih rileks dan lebih bahagia.
Heboh Hukuman Masuk Peti Mati, Tak Bikin Jera Malah Bisa Tularkan Corona
Hukuman masuk peti mati untuk pelanggar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dianggap tidak efektif memberikan efek jera. Para pakar malah mengingatkan risiko penularan virus Corona COVID-19 lewat peti yang dipakai bergantian.
"Punishment (hukuman) yang dibikin ini kan nggak ada manfaatnya dengan memasukkan orang ke dalam peti seperti itu, malah nanti bergantian masuk dan meningkatkan risiko penularan," kata ahli penyakit tropik dan infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Erni Juwita Nelwan, SpPD.
Pendapat senada juga disampaikan oleh ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono. Menurutnya, reaksi pelanggar yang dihukum menyiratkan hal itu cuma jadi bahan bercandaan.
"Mereka mungkin ketawa-ketawa karena orang tahu itu peti-petian (jadi diangggap bercanda). Kalau mau nakutin, ya yang benar. kalau gitu (peti mati) ya bercanda aja nggak ada efeknya," kata Pandu.
Jika memang tujuannya agar jera dan mau menggunakan masker, cara-cara yang bersifat mempermalukan seperti ini dinilai tidak simpatik. Efeknya, pelanggar hanya akan merasa kesal dan malah semakin tidak peduli alih-alih mengubah perilakunya.
"Inget loh ini orang dewasa. Mengubah perilaku anak-anak yang sudah masuk SD-SMP saja nggak mudah," kata dr Erni.
Para pakar menyarankan hukuman yang lebih bermanfaat. Dicontohkan, hukuman bisa berupa jadi relawan mengurus OTG (orang tanpa gejala) yang menjalani isolasi, mengurus jenazah, atau mengurus keluarga pasien yang anak-anaknya telantar karena ditinggal ke rumah sakit.
https://kamumovie28.com/the-hateful-eight/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar