Selasa, 29 Desember 2020

3 Fakta GeNose, Alat Tes COVID-19 Buatan UGM yang Dapat Izin Edar Kemenkes

 Alat deteksi virus Corona COVID-19 GeNose telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah bisa diproduksi. Namun ditegaskan, fungsi alat ini adalah untuk screening dan tidak mendeteksi virus secara langsung.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers Senin (28/12/2020) menjelaskan cara kerja alat ini. Sampel napas dikumpulkan pada sebuah plastik atau balon yang kemudian akan dimasukkan ke dalam sensing unit, yang memiliki puluhan sensor udara.


"Dengan sensor tersebut dengan pendekatan Artificial Intelligence (AI) akan dideteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan spesifik oleh pengidap covid-19," jelasnya dalam konferensi pers di kanal YouTube Kemenristek, Senin (28/12/2020).


Tidak mendeteksi keberadaan virus

Tidak seperti alat tes PCR (Polymerase Chain Reaction), GeNose ini tidak mendeteksi adanya keberadaan virus COVID-19 di dalam tubuh. Alat ini juga berbeda dengan rapid test antibodi yang mendeteksi respons imun tubuh lewat sampel darah.


GeNose, menurut Bambang, hanya mendeteksi adanya partikel atau senyawa yang memang secara spesifik dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi COVID-19.


"Jadi yang dideteksi di sini bukan virusnya, bukan virus Corona COVID-19. Tapi, yang dideteksi di sini adalah partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda jika terjadi atau dikeluarkan oleh orang yang mengidap COVID-19," jelas Bambang.


Catatan Wamenkes

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono menyebut uji validasi GeNose masih perlu ditingkatkan. Kemenkes melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) akan ikut membantu dalam uji validasi ini.


"Selamat kepada tim UGM dan tim Unpad atas inovasi ini, inovasi ini tentu sangat memberikan harapan bagi kita semua tetapi yang paling kita harus lihat juga validasinya juga yang harus diperhatikan," jelas Dante dalam konferensi pers Senin (28/12/2020).


"Nanti kita dari Kemenkes akan mencoba untuk membantu validasi yang akurat," lanjutnya.


Ditegaskan oleh Wamenkes, GeNose berfungsi sebagai alat untuk screening.


Alat GeNose ini diklaim 92 persen sensitif. Bagaimana perhitungannya? Baca di halaman berikut.


Diklaim 92 persen sensitif

GeNose buatan para ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim hasil uji coba tes Corona ini menunjukkan sensitivitas 92 persen. Ada dua penelitian yang dilakukan yaitu uji validasi dan uji klinis.

Dalam uji validasinya, ada sekitar 615 sampel napas, dan 382 napas di antaranya disebutkan berpola positif terpapar COVID-19. Uji validasi ini dilakukan pun di RS Bhayangkara dan RSKLC.


"Uji validasi sebelumnya dilakukan untuk memetakan bagaimana pola yang jelas (COVID-19), dan bagaimana pola ke orang-orang yang sakit tapi non COVID-19," jelas Dian K Nurputra dari Tim GeNose UGM.

https://trimay98.com/movies/head-on/


Butuh Donor Plasma Konvalesen untuk Pasien COVID-19? Cek di Sini


Beberapa orang yang masih berjuang melawan COVID-19 mulai melirik terapi donor plasma konvalesen. Donor plasma yang harus pernah dan sudah sembuh dari COVID-19 kini banyak dicari.

Karena banyak yang membutuhkan, donor plasma konvalesen kadang-kadang sulit dicari. Terlebih, tidak semua penyintas bersedia dan memenuhi syarat untuk menjadi donor. Seorang dokter di Malang berinisiatif membuat Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen bagi pasien COVID-19 untuk membantu sulitnya mendapat donor tersebut.


Komunitas yang didirikan dr Ariani M.Kes SpA (K) dan enam relawan lainnya pada 25 Desember 2020 ini, mengaku hatinya tergerak saat melihat kondisi sulit mencari pendonor plasma konvalesen.


"Dan saya punya kemampuan untuk membantu akses ke para survivor COVIV yang plasma darahnya bisa didonorkan demi membantu pasien yang sedang berjuang untuk sembuh, karena saya bekerja di RS rujukan COVID ada banyak rekan dokter yang merawat pasien COVID sehingga memudahkan untuk mencari survivor COVID," ujar dr Ariani saat dihubungi detikcom pada Senin (28/12/2020).


Hanya dalam waktu empat hari, jumlah anggota komunitas ini sudah mencapai 57 orang dan terus bertambah. Ia mengatakan dalam sehari komunitas ini bisa menerima puluhan pesan singkat melalui Whatsapp dari orang yang ingin mendonorkan plasma atau orang yang membutuhkan donor plasma konvalesen.

https://trimay98.com/movies/a-walk-on-the-moon/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar