Senin, 28 Desember 2020

Kata Dokter Kulit Soal Ruam, Gejala COVID-19 yang Dialami Dewi Perssik

 Dewi Perssik sempat terinfeksi virus Corona COVID-19. Lewat Instagram, ia menceritakan gejala yang dialaminya yakni ruam kemerahan di permukaan kulit.

Ruam tersebut muncul antara lain di wajahnya. Meski banyak yang simpati, tidak sedikit pula yang menganggap kaitan ruam kulit dengan gejala COVID-19 itu mengada-ada.


Benarkah COVID-19 bisa memicu ruam kulit? Dokter kulit dari D&I Skin Centre Bali, dr I Gusti Nyoman Darma Putra, SpKK, menjelaskan hubungannya.


"Ya bisa, virus SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19) dapat masuk ke mana saja ke dalam organ-organ tubuh seperti saluran napas, saluran cerna, ginjal, pembuluh darah dan termasuk kulit," katanya kepada detikcom, Senin (28/12/2020).


Menurut dr Darma, ruam akibat COVID-19 tidak spesifik sehingga sulit dibedakan dengan ruam pada umumnya. Namun pemeriksaan epidemologis bisa mengungkap kaitannya dengan COVID-19, antara lain riwayat berkerumun atau kontak dengan pasien positif.


Seberapa sering ruam muncul pada pasien COVID-19? Menurut dr Darma, sudah ada beberapa kasus yang dilaporkan dan didiskusikan di forum ilmiah. Meski demikian, gejala ini masih relatif baru.


"Kemungkinan muncul ruam pada pasien covid itu bervariasi resikonya sekitar 0,2-20 persen," jelasnya.


Mungkin nggak sih karena alergi obat?


Kemungkinan alergi obat bisa ditelusur karena pasien dengan riwayat alergi obat umumnya punya catatan, dan dokter akan menghindari obat yang memicu alergi. Selain itu, pemeriksaan rapid test atau PCR akan mengkonfirmasi penyebabnya, apakah alergi atau gejala COVID-19.


"Jika karena alergi obat tentu hasilnya akan non reaktif," jelas dr Darma.

https://maymovie98.com/movies/the-double-life-of-veronique/


Kata Dokter Paru soal Kemungkinan Tertular Corona dari Handuk-Sprei Hotel


Kasus penularan COVID-19 yang baru-baru ini dilaporkan di hotel mewah Orchard Mandarin Singapore jadi sorotan. Pasalnya, ada 13 kasus Corona yang diduga tertular COVID-19 dari handuk hingga sprei di sana.

Seluruhnya memiliki 'kesamaan genetik yang tinggi' meski berasal dari 10 negara berbeda. Hal ini meyakinkan Kementerian Kesehatan Singapura bahwa penularan terjadi dari sumber yang sama.


"Jika mereka (13 kasus Corona) tersebut tidak bertemu satu sama lain selama mereka menginap, maka bisa jadi staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel yang memicu penularan," kata associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health


"Apakah penyebarannya bisa melalui handuk dan sprei akan tergantung pada bagaimana ini didistribusikan setelah dibersihkan," lanjutnya.


Seberapa besar kemungkinan tertular Corona lewat handuk hingga sprei?

Menurut dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) hal tersebut mungkin terjadi, tetapi kemungkinan penularan Corona di lingkungan sangat kecil.


Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa membuat tingkat penularan COVID-19 berisiko tinggi. Apa saja?


"Kalau di lingkungan kan kecil kemungkinan untuk tertular. Tergantung suhu, kelembaban, sinar uv, dan lain-lain," katanya.


Selain itu, faktor risiko tertular Corona menjadi tinggi adalah jenis bahan beberapa benda. Terlebih jika ruangan memiliki suhu yang terlalu lembap dan tak ada sirkulasi udara yang baik.


"Kalau di pakaian bisa satu hari virus bertahan," lanjut dr Erlang.


"Jadi di lingkungan virus bervariasi tergantung bahan dan suhu lingkungan," tuturnya.


Bagaimana agar tetap aman dari Corona saat bepergian ke hotel?


dr Erlang menyarankan untuk selalu memastikan sprei dan handuk sudah rutin diganti. Masuknya cahaya ke dalam ruangan juga perlu menjadi perhatian demi mencegah risiko tinggi tertular COVID-19.


"Yang penting sprei dan semua linen baru dicuci kemudian pastikan udara bisa keluar atau ada udara masuk," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/possession/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar