Sebanyak 50 juta dosis vaksin Corona COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech telah diamankan oleh Indonesia. Rencananya vaksin tersebut akan didatangkan pada kuartal III 2021-kuartal I 2022.
Masalahnya, vaksin yang memiliki tingkat efektivitas sampai 95 persen ini perlu penanganan khusus dalam pendistribusiannya. Pasalnya, vaksin Corona Pfizer harus disimpan dalam suhu dingin minus 70 derajat celsius agar tidak rusak.
Terkait hal ini, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pemerintah telah mengantisipasinya dalam model kerjasama yang dilakukan dengan Pfizer.
Dijelaskan, pihak Pfizer akan meminjamkan penyimpanan khusus untuk menjaga suhu dingin agar vaksin Corona tetap terjaga efektivitasnya. Namun, kata Honesti, vaksin ini tidak bisa didistribusikan ke semua daerah Indonesia.
"Mereka akan meminjamkan storage khusus yang ultra low temperature ke daerah-daerah yang memang memungkinkan untuk diberikan vaksinasi," kata Honesti dalam konferensi pers virtual di Biofarma, Bandung Rabu (30/12/2020).
"Jadi khusus Pfizer ini memang harus lebih selektif dan hati-hati untuk memilih lokasi-lokasi, di mana lokasi itu memang siap untuk dilakukan pemberian vaksin Pfizer ini," tuturnya.
https://kamumovie28.com/movies/billy-lynns-long-halftime-walk/
Sudah Rapid Test Antigen COVID-19, Bolehkah Rayakan Tahun Baru Bersama?
Menjelang libur tahun baru, sebagian orang mungkin berencana menghabiskan waktu bertemu atau berkumpul dengan kerabat. Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan agar jangan lengah meski misalnya tiap yang hadir sudah melakukan rapid test antigen.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dr Dewi Nur Aisyah, menjelaskan rapid test antigen tetap memiliki kelemahan tidak bisa akurat 100 persen. Artinya masih ada kemungkinan seseorang yang positif terinfeksi COVID-19 terdeteksi negatif.
"Potensi lolos false negatifnya masih ada. Apalagi kalau mengambilnya (sampel -red) benar atau tidak. Jadi tetap 3M ini kunci," kata Dr Dewi.
"Paling baik menghabiskan waktu sama keluarga di rumah saja. Jangan sampai pergi keluar merayakan dengan teman-teman yang rumahnya beda-beda," lanjutnya.
Bila kemudian memang harus menghadiri atau melakukan pertemuan maka disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Cari tempat yang berjauhan dengan satu sama lain saat harus melepas masker, misalnya ketika makan atau minum.
BPOM Sebut Lansia Bisa Dapat Vaksin COVID-19, Tapi Masih Tunggu Data Uji
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan masih menunggu hasil interim data uji klinis vaksin Corona Sinovac di Bandung. Ini akan menjadi salah satu penilaian nantinya untuk pemberian izin penggunaan darurat (EUA).
Namun, vaksin Sinovac saat ini baru tersedia untuk rentang usia 17 sampai 59 tahun. Sebab, uji klinik yang selama ini dilakukan memang diberikan untuk orang-orang dalam rentang usia tersebut. Lalu, bagaimana untuk lansia (lanjut usia)?
"Kita memberikan vaksin yang ada saat ini yaitu Sinovac untuk rentang usia 17-59, karena memang uji kliniknya diberikan pada rentang usia tersebut. Namun sebetulnya, vaksin Sinovac juga sekarang di fase dua (uji klinis) untuk lansia. Jadi kita menunggu data tersebut yang sedang dilakukan kalau tidak salah di Brasil dan di China sendiri," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual di Biofarma, Bandung Rabu (30/12/2020).
Penny mengatakan, jika hasil uji klinis fase tersebut sudah ada dan terbukti aman nantinya akan keluar Emergency Use Authorization (EUA) untuk kalangan usia lainnya, dalam hal ini lansia. Setelah hasilnya keluar, akan dilakukan analisa bridging analysis atau ekstrapolasi.
"Sehingga nanti setelah menunjukkan data yang aman, nanti akan keluar EUA yang khusus untuk periode umur yang lain, dalam hal ini untuk lansia. Jadi, ini adalah masalah data dari uji klinik, kalau sudah ada tentunya bisa diberikan pada umur yang lain termasuk lansia," jawab Penny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar