Belakangan, heboh penularan kasus COVID-19 di hotel mewah Mandarin Orchard Singapura. Ada 13 kasus Corona yang dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) berasal dari sumber penularan yang sama.
Dikutip dari Channel News Asia, pada Sabtu (26/12/2020) ada penambahan kasus Corona impor baru termasuk seorang pria yang sebelumnya menginap di Mandarin Orchard. Pria ini diduga berkaitan dengan 13 kasus COVID-19 yang lebih dulu dilaporkan.
Berdasarkan keterangan Kemenkes Singapura, 13 kasus Corona yang sebelumnya ditemukan memiliki 'kesamaan genetik yang tinggi' meskipun berasal dari 10 negara berbeda. Berikut fakta-fakta terkait penularan kasus COVID-19 di hotel mewah tersebut, dirangkum detikcom dari beragam sumber.
1. Penularan diduga dari handuk-sprei
Associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health, seorang ahli penyakit menular, menjelaskan bisa saja penularan COVID-19 bisa terjadi lewat staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel mewah tersebut.
"Jika mereka (13 kasus Corona) tersebut tidak bertemu satu sama lain selama mereka menginap, maka bisa jadi staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel yang memicu penularan," katanya.
"Apakah penyebarannya bisa melalui handuk dan sprei akan tergantung pada bagaimana ini didistribusikan setelah dibersihkan," lanjutnya.
2. Kasus COVID-19 berasal dari 10 negara
Dr Asok Kurup, Ketua Dokter Penyakit Menular dari Akademi Kedokteran mengaku penularan Corona bisa saja terjadi dari beberapa benda, atau hotel dan ventilasi. Namun, ia menegaskan faktor penularan COVID-19 melalui kontak dekat hingga saat ini masih menjadi cara umum penularan.
"Ke-13 kasus tersebut, yang berasal dari 10 negara berbeda, tertular virus Corona dengan 'kesamaan genetik tinggi', yang menyiratkan bahwa infeksi tersebut mungkin berasal dari satu sumber dan bisa saja terjadi di hotel," jelas Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
3. Ada kasus baru yang diinvestigasi, salah satunya dari Indonesia
Ada empat kasus baru impor COVID-19 yang dilaporkan pada Minggu (27/12/2020) tengah diinvestigasi. Di antara empat kasus tersebut, salah satunya adalah pria berusia 33 tahun yang baru saja kembali dari Ukraina.
Sementara tiga lainnya adalah asisten asisten rumah tangga (ART) yang memegang izin kerja. Termasuk dua orang Indonesia berusia 37 dan 38, dan seorang wanita Filipina berusia 48 tahun.
https://maymovie98.com/movies/swimming-pool/
Pasien Long Covid Alami Parosmia, Cium Bau Ikan hingga Roti Hangus
Para pasien COVID-19 yang mengalami long Covid mengeluh ada gangguan pada indra penciumannya. Mereka melaporkan mencium bau yang tak tertahankan seperti bau ikan, belerang, hingga roti yang hangus.
Efek samping bau yang dirasakan itu dikenal dengan parosmia dan bisa bertahan untuk waktu yang lama. Menurut ahli bedah THT, Profesor Nirmal Kumar, gejala satu ini sangat aneh dan unik.
"Pagi ini saya melihat dua pasien dengan parosmia," kata Profesor Kumar yang dikutip dari Daily Star, Senin (28/12/2020).
"Yang satu mengatakan saat mencium aroma, bau yang mereka rasakan adalah seperti bau ikan. Dan yang lainnya mencium bau terbakar, meski di sekitarnya tidak ada asap," lanjutnya.
"Kami menyebutnya virus neurotropik. Artinya, virus ini mempengaruhi saraf di atap hidung, seperti gangguan pada sistem saraf Anda, dan saraf tidak berfungsi," ujar Prof Kumar.
Satu pasien COVID-19 yang mengalami parosmia adalah Daniel Savedki (24). Ia mengatakan benda-benda yang berbau tajam kini tercium seperti bau belerang atau bau roti yang hangus.
"Ini mengurangi kenikmatan makan saya, dan agak menyedihkan karena tidak bisa mencium bau makanan tertentu," ujarnya.
Pasien lainnya yang juga mengalami parosmia adalah Lynn Corbett (52). Ia terinfeksi COVID-19 dan kehilangan fungsi indra penciuman dan perasanya pada akhir Mei lalu. Namun, saat indra penciumannya kembali berfungsi, ia merasa ada bau-bau aneh yang muncul.
"Kebanyakan bau yang muncul itu menjijikan, sulit dijelaskan karena aku belum pernah merasakan sebelumnya," jelas Corbett.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar