Beberapa orang yang masih berjuang melawan COVID-19 mulai melirik terapi donor plasma konvalesen. Donor plasma yang harus pernah dan sudah sembuh dari COVID-19 kini banyak dicari.
Karena banyak yang membutuhkan, donor plasma konvalesen kadang-kadang sulit dicari. Terlebih, tidak semua penyintas bersedia dan memenuhi syarat untuk menjadi donor. Seorang dokter di Malang berinisiatif membuat Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen bagi pasien COVID-19 untuk membantu sulitnya mendapat donor tersebut.
Komunitas yang didirikan dr Ariani M.Kes SpA (K) dan enam relawan lainnya pada 25 Desember 2020 ini, mengaku hatinya tergerak saat melihat kondisi sulit mencari pendonor plasma konvalesen.
"Dan saya punya kemampuan untuk membantu akses ke para survivor COVIV yang plasma darahnya bisa didonorkan demi membantu pasien yang sedang berjuang untuk sembuh, karena saya bekerja di RS rujukan COVID ada banyak rekan dokter yang merawat pasien COVID sehingga memudahkan untuk mencari survivor COVID," ujar dr Ariani saat dihubungi detikcom pada Senin (28/12/2020).
Hanya dalam waktu empat hari, jumlah anggota komunitas ini sudah mencapai 57 orang dan terus bertambah. Ia mengatakan dalam sehari komunitas ini bisa menerima puluhan pesan singkat melalui Whatsapp dari orang yang ingin mendonorkan plasma atau orang yang membutuhkan donor plasma konvalesen.
"Sampai saat ini ada 19 permintaan yang sudah mengisi google form pemohon pendonor plasma yang masuk di kami. Ada banyak pesan atau chat yang masuk menanyakan, rata-rata bisa 30 hingga 40 chat sehari," ujar dr Ariani.
"Dan alhamdulilah sampai pagi hari tadi kami berhasil menghubungkan 12 pemohon dan pendonor plasma," tambahnya.
Lantas bagaimana cara mendapatkan donor plasma konvalesen lewat komunitas ini?
Bagi para penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan darah plasma konvalesen dan pasien COVID-19 yang membutuhkan darah plasma dari penyintas COVID-19 dapat menghubungi Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen.
https://trimay98.com/movies/tale-of-tales/
Waspadai Penularan COVID-19 dari Handuk-Sprei Hotel, Ini Pesan Dokter Paru
Kasus Corona di hotel mewah Singapura heboh diperbincangkan lantaran penularan COVID-19 diduga terjadi lewat handuk hingga sprei. Total ada 13 kasus yang dikonfirmasi memiliki penularan Corona yang sama.
"Jika mereka (13 kasus Corona) tersebut tidak bertemu satu sama lain selama mereka menginap, maka bisa jadi staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel yang memicu penularan," kata associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health.
"Apakah penyebarannya bisa melalui handuk dan sprei akan tergantung pada bagaimana ini didistribusikan setelah dibersihkan," lanjutnya.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) menyebut penularan Corona bisa terjadi di lingkungan tetapi sangat kecil kemungkinannya.
dr Erlang berpesan bagi mereka yang ingin menginap di hotel untuk selalu memastikan ruangan tidak terlalu lembap. Begitu juga dengan kebersihan barang-barang di hotel termasuk sprei.
"Yang penting sprei dan semua linen baru dicuci kemudian pastikan udara bisa keluar atau ada udara masuk," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar