Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) atau Sinopharm disebut 79,34 persen efektif melindungi dari COVID-19. Perusahaan tersebut saat ini sedang mencari persetujuan penggunaan secara publik di China.
Tingkat kemanjuran atau efikasi yang dikeluarkan per Rabu (30/12) ini berdasarkan hasil sementara atau data interim uji klinis tahap 3. Hanya saja tidak ada detil informasi lainnya diberikan oleh perusahaan selain data sementara tingkat kemanjuran dalam uji klinis fase akhir ini.
"Efek perlindungan vaksin (Sinopharm CNBG Beijing) terhadap COVID-19 adalah 79,34 persen," kata Institut Produk Biologi Beijing, anak perusahaan Sinopharm, dikutip dari MedicalXpress.
Pejabat China telah berulang kali meyakinkan publik tentang keamanan vaksin, mengklaim bahwa tidak ada reaksi merugikan yang serius.
Vaksin yang dikembangkan oleh CNBG atau Sinopharm adalah salah satu dari lima kandidat vaksin yang diutamakan di China dalam hal pengembangan. Vaksin ini telah digunakan dalam program penggunaan darurat yang telah memvaksinasi ratusan ribu orang sejak Juli 2020.
Uni Emirat Arab menyetujui vaksin Sinopharm awal bulan ini, menjadi negara asing pertama yang menggunakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan China. Pada hasil sementara uji klinis di Uni Emirat Arab, vaksin itu 86 persen efektif.
Vaksin COVID-19 Sinopharm menggunakan metode incativated vaccine, yaitu teknik menyuntikkan virus yang dimatikan dan dilemahkan ke dalam tubuh.
https://kamumovie28.com/movies/fidelity/
Curhat Viral Pria Mengaku Hiperseks, Susah Kontrol Birahi Sampai Halusinasi
Seorang pria mengunggah video berisi curhat kondisi hiperseksual yang dialaminya. Hingga kini, video yang diunggah di akun TikTok @henxxxx itu telah ditonton lebih dari 4,5 juta kali dan disukai 118 ribu lebih pengguna.
"RESIKO PENDERITA H1PERAKS3X !!!," tulisnya.
"Gak bisa Nahan B1R4H1. Mengorbankan Kehidupan Sosial, Uang, DLL untuk S3KS," tulisnya lagi.
Dalam video tersebut, ia pun meminta saran agar kondisi yang dialaminya bisa segera disembuhkan.
Dihubungi detikcom pada Rabu (30/12/2020), pria berinisial H itu mengaku sudah lama mengalami hiperseksual atau gangguan kecanduan seks. Kondisi itu dialami sejak 2017 lalu, hingga kini gejalanya semakin parah.
"Yang paling pertama sih mungkin yang paling susah itu menahan hawa napsu. Trus yang kedua itu mungkin lebih banyak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang ke arah seksual sih," papar pria asal Bekasi itu.
"Efek yang paling besar itu kalo menjalin hubungan dan ketauan, pasti langsung ditinggalin. Entah dijauhin atau ditinggalin," lanjutnya.
H mengatakan, kecanduan seks yang dialaminya sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Itu disebabkan karena banyaknya hal yang memicu tingginya keinginan seksual seperti pesan singkat dari pasangan, atau saat melihat konten seksual di sosial media.
"Biasanya sih nanganinnya susah si mbak kalo saya pribadi. Cuma sebisa mungkin paling pertama merubah mindset jangan karena kalo misalnya buka Instagram trus dapat explore kaya gambar porno gitu ya seandainya kadang langsung naik. Nah biasanya sih buru-buru ubah pikiran jadi ga berlanjut ke halusinasi," ujarnya.
Sayangnya, pria 31 tahun itu belum memeriksakan diri ke dokter maupun psikolog. Ia beralasan karena gejala yang dirasakan 2 tahun belakangan belum separah seperti sekarang dan ia belum berpikir untuk memeriksakan diri.
Apa sih ciri-ciri hiperseks? Simak di halaman berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar