Selasa, 29 Desember 2020

Waspadai Penularan COVID-19 dari Handuk-Sprei Hotel, Ini Pesan Dokter Paru

 Kasus Corona di hotel mewah Singapura heboh diperbincangkan lantaran penularan COVID-19 diduga terjadi lewat handuk hingga sprei. Total ada 13 kasus yang dikonfirmasi memiliki penularan Corona yang sama.

"Jika mereka (13 kasus Corona) tersebut tidak bertemu satu sama lain selama mereka menginap, maka bisa jadi staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel yang memicu penularan," kata associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health.


"Apakah penyebarannya bisa melalui handuk dan sprei akan tergantung pada bagaimana ini didistribusikan setelah dibersihkan," lanjutnya.


Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) menyebut penularan Corona bisa terjadi di lingkungan tetapi sangat kecil kemungkinannya.


dr Erlang berpesan bagi mereka yang ingin menginap di hotel untuk selalu memastikan ruangan tidak terlalu lembap. Begitu juga dengan kebersihan barang-barang di hotel termasuk sprei.


"Yang penting sprei dan semua linen baru dicuci kemudian pastikan udara bisa keluar atau ada udara masuk," pungkasnya.


Dalam pedoman yang termuat di laman resminya, WHO menyarankan saat menginap di hotel perlu menjalankan beragam protokol COVID-19 seperti berikut.


Sering-seringlah mencuci semua bagian tangan (minimal 20 detik jika menggunakan antiseptik berbahan dasar alkohol, dan minimal 40 detik dengan sabun dan air), termasuk setelah bertukar benda seperti uang atau kartu kredit.

Jaga etika batuk atau bersin seperti menutupnya dengan siku atau tisu, buang tisu tersebut ke tempat sampah tertutup.

Jaga jarak setidaknya 1 meter dari staf dan tamu lain, termasuk menghindari berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan.

Ventilasi merupakan faktor penting dalam mencegah penyebaran COVID-19. Tingkatkan pertukaran udara luar ruangan dengan membuka jendela.

https://trimay98.com/movies/the-lodge/


Ruam Gejala COVID-19 Vs Ruam Biasa, Bedanya Apa Sih? Ini Kata Dokter Kulit


Baru-baru ini penyanyi dangdut Dewi Perssik mengumumkan bahwa ia terkena COVID-19. Ia mengalami gejala yang bagi kebanyakan orang terdengar tidak lazim, yakni ruam di permukaan kulit.

Ruam yang muncul seperti kondisi yang dialami Dewi Perssik ketika terpapar COVID-19 memunculkan banyak pertanyaan di benak orang awam. Sebenarnya apa perbedaan antara ruam biasa dengan ruam gejala COVID-19?


Dokter spesialis kulit di D&I Skin Centre Bali, dr I Gusti Nyoman Darma Putra, SpKK membeberkan perbedaan yang bisa diamati di antara keduanya.


"Ruam covid banyak bentuknya dan tidak spesifik mengkhusus ke penyakit COVID. Jadi tetap harus ada gejala lain yg menyertai ruam untuk menegakan diagnosis COVID," ujarnya kepada detikcom, Senin (28/12/2020).


Ia menambahkan, penilaian secara epidemologis juga diperlukan seperti adanya riwayat berada di dalam kerumunan hingga berkontak erat dengan pasien COVID-19 yang menjadi faktor penentu apakah ruam yang muncul dikarenakan infeksi virus Corona.


"Kapan munculnya ruam pun bisa muncul lebih dahulu daripada gejala lain COVID," paparnya.


Berdasarkan penjelasannya, ruam karena COVID-19 dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, berikut cirinya:


Pada pasien COVID-19 yang berusia lanjut dengan gejala berat, ruam yang muncul disebut akroiskemia atau kulit ujung jari tangan dan kaki berwarna kehitaman hingga muncul lepuhan, dan livedo reticularis atau perubahan warna kulit.

Pada anak atau pasien bergejala ringan meliputi bintik atau ruam kemerahan, lentingan berair, biduran, dan pseudo childblain pada jari tangan dan kaki.

Menurut dr Darma, umumnya ruam pada pasien COVID-19 tidak akan berlangsung lama dan sembuh dengan sendirinya. Jika ada keluhan seperti gatal, maka akan diberikan obat antihistamin dan oles pelembap agar mengurangi rasa gatal yang timbul dan menghindari adanya infeksi pada kulit.


Ia menyarankan bagi orang awam yang merasakan adanya ruam di kulit untuk terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter agar mendeteksi apakah ada infeksi COVID-19 atau tidak. Jika ruamd muncul disertai dengan gejala umum COVID-19, maka patut dicurigai adanya paparan virus Corona dan perlu pemeriksaan melalui swab PCR.

https://trimay98.com/movies/the-favourite/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar