Kapasitas produksi chip 5nm TSMC untuk 2021 mendatang disebut sudah terpesan habis alias full booked. Mayoritas pemesannya adalah Apple.
Dilansir Phone Arena, Rabu (23/12/2020), 80% dari kapasitas produksi chip 5nm milik TSMC selama 2021 mendatang sudah dipesan oleh Apple. Produksi chip 5nm bakal digunakan untuk SoC A14 Bionic dan A15 Bionic.
Tak cuma itu, Apple juga memesan chip 5nm untuk SoC ARM yang dipakai di Apple Silicon, alias deretan chip M1 (dan penerusnya) untuk perangkat Mac. Seperti diketahui, Apple mulai mengganti prosesor Intel yang sebelumnya dipakai di Mac dengan chip Apple Silicon.
Chip A14 Bionic sendiri sudah menunjukkan punya performa yang lebih kencang dibanding Snapdragon 888, yang sama-sama dibuat memakai proses 5nm. Bedanya, Snapdragon 888 diproduksi oleh Samsung menggunakan proses 5LPE.
Apple sendiri sebelumnya adalah konsumen terbesar TSMC, sementara Huawei menjadi konsumen terbesar kedua. Namun itu sebelum Huawei dilanda bermacam pemblokiran oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pemasukan TSMC juga diperkirakan akan melesat pada 2021 dan mencatatkan rekor baru. Mereka juga sudah mulai proses Risk Production untuk chip 3nm, yaitu proses yang merupakan bagian dari mendesain dan produksi chip baru.
Chip dari proses ini nantinya bakal dijual ke konsumen meski tanpa melewati pengujian terlebih dahulu, alias risikonya akan ditanggung oleh pembeli. Menurut TSMC, chip 3nm ini performanya bakal meningkat 10-15%, dengan efisiensi energi meningkat 20-25%.
Chip yang nantinya bakal menggunakan proses 3nm ini kabarnya adalah A16 Bionic untuk iPhone 14. Meski sebelumnya disebut bahwa chip ini bakal memakai proses 4nm. Sementara untuk A15 Bionic yang dipakai di iPhone 13 bakal dibuat menggunakan proses 5nm, sama seperti A14 Bionic.
Sebagai perbandingan, saat Apple merilis iPhone 4 pada 2010, chip yang dipakai adalah A4 dengan proses 45nm dan dibuat oleh Samsung.
https://nonton08.com/movies/maipa-deapati-datu-museng/
Ini Kebiasaan Belanja Orang Indonesia Saat Harbolnas 2020
Pandemi COVID-19 mengubah banyak kebiasaan hidup orang Indonesia, termasuk saat mengikuti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 tahun ini. Seperti apa kebiasaan orang Indonesia di Harbolnas kali ini?
Untuk melihat capaian Harbolnas 2020, lembaga survei Nielsen Indonesia mengadakan survei di 56 kota dengan 1.156 responden berusia 15 tahun ke atas. Mereka menemukan laki-laki masih menjadi demografi yang paling banyak belanja dengan persentase 53%.
Dari segi usia, anak muda yang mendominasi dengan 36% online shopper berada di rentang usia 15-24 tahun dan 34% berasal dari rentang usia 25-34 tahun.
"Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ada sekitar 91,5% mereka itu regular online dan Harbolnas shopper," kata Director of Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/12/2020).
"Yang menarik di sini first time Harbolnas shopper-nya ada sedikit penurunan sekitar -1%, dan yang benar-benar online shopper baru hanya 0,3%," sambungnya.
Pengiriman gratis masih menjadi hal utama yang mendorong orang Indonesia untuk belanja di Harbolnas 2020 dengan persentase 78%. Setelahnya ada diskon (73%) dan voucher (26%).
58% responden juga sudah merencanakan akan belanja di Harbolnas dan sudah mengetahui apa yang ingin dibeli. Sedangkan 13% mengaku belanja secara impulsif.
Metode pembayaran yang menjadi pilihan adalah e-wallet (59%) yang mengalami kenaikan 25% tahun ini, lalu diikuti dengan virtual account (30%) yang mengalami kenaikan 14%.
95% orang Indonesia mengikuti Harbolnas menggunakan ponsel mereka. Sebagian besar atau 69% dari mereka memilih menggunakan aplikasi, dan hanya 4% yang menggunakan browser.
Karena pandemi mengharuskan orang-orang untuk tetap di rumah, persentase shopper yang belanja dari kantor turun 12% menjadi 22%. Persentase yang belanja dari rumah justru meningkat 11% menjadi 96%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar