Sabtu, 03 April 2021

Habis Olahraga, Ganti Baju! Ini Akibatnya Jika Keringat Kering di Badan

 Akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk berolahraga setelah seminggu beraktivitas. Tapi, pastinya kegiatan tersebut akan membuatmu berkeringat dan pastinya menyebabkan bajumu basah.

Tapi, sebelum istirahat pastikan sudah mengganti baju ya. Jika tidak, bisa memicu timbulnya masalah kesehatan. Kok bisa?


Dikutip dari Livestrong, beristirahat setelah berolahraga dengan baju yang basah bisa membuatmu rentan mengalami masalah pada kulit, hingga memicu munculnya jerawat.


"Kelembaban pakaian yang berkeringat bisa dengan mudah menahan bakteri. Jika tidak mengganti pakaian atau mandi, bakteri itu bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan munculnya jerawat," jelas dokter kulit di Miami dr Annie Gonzalez, MD.


Tak hanya bakteri, pakaian yang lembab karena keringat juga bisa memicu tumbuhnya jamur. Akibatnya, bisa terasa gatal dan seperti luka merah terbakar pada lipatan kulit di berbagai lipatan tubuh.


Selain masalah pada kulit, beristirahat dengan baju yang lembab pasca olahraga juga bisa meningkatkan risiko infeksi genital.


Menurut John Hopkins Medicine, beristirahat dengan menggunakan pakaian yang basah karena keringat bisa mengganggu jamur alami di area vagina atau penis. Hal itu bisa menyebabkan sensasi seperti terbakar, gatal, hingga keluar cairan.


"Tapi, jika latihannya ringan, seperti yoga atau peregangan, dan orang tersebut tidak mengeluarkan banyak keringat, kemungkinan besar mereka tidak akan dirugikan dengan tetap menggunakan pakaian yang sama," kata Dr Gonzalez.


Untuk mencegahnya terjadi, disarankan untuk segera mandi setelah berolahraga. Tak lupa juga menggunakan pakaian yang kering dan juga bersih.

https://kamumovie28.com/movies/bodyguard-2/


Langka! Hanya Berselang 3 Pekan, Wanita Ini Hamil Lagi Saat Sedang Hamil


Seorang wanita hamil lagi saat baru 3 pekan dinyatakan hamil, yang artinya ia mengandung anak kembar dari dua peristiwa pembuahan. Kenapa bisa begitu?

Normalnya, seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami proses biologis yang membuatnya tidak mungkin mengalami pembuahan lagi hingga melahirkan. Termasuk dengan melepaskan hormon ovulasi untuk melepas sel telur.


Namun dalam kasus langka, mekanisme ini tidak terjadi. Tubuh tetap mengeluarkan sel telur yang subur dan akhirnya terjadi pembuahan kedua, melibatkan sel telur yang lain, saat sedang hamil. Dikenal dengan istilah 'superfetation'.


Kondisi tersebut dialami oleh seorang wanita Inggris baru-baru ini. Rebecca Roberts (39) dinyatakan hamil tahun lalu setelah bertahun-tahun menantikan kehadiran buah hati, sampai mengonsumsi obat untuk hamil.


Saat masa kandungannya memasuki pekan ke-12, dokter mendeteksi kehadiran bayi kedua melalui USG. Ukurannya berbeda dan diperkirakan 3 pekan lebih muda.


"Reaksi awal saya adalah kok bisa kembarannya tidak ketahuan," kata Dr David Walker dari Royal United Hospital, dikutip dari Livescience, Sabtu (3/4/2021).


"Selanjutnya baru ketahuan bahwa ini bukan salah saya, tapi memang kehamilan yang tidak biasa," katanya.


Kehamilan langka ini berakhir dengan induksi persalinan karena pada pekan ke-33, Roberts diberi tahu bahwa bayi yang lebih muda berhenti tumbuh dengan baik karena masalah pada tali pusat.


Bayi yang lebih tua berada di NICU (neonatus intensive care) selama 3 pekan dan yang lebih muda selama 95 hari. Keduanya kini sudah bisa pulang dalam kondisi sehat.


Tidak diketahui pasti seberapa sering kasus seperti ini terjadi, karena dalam banyak kasus superfetation tidak terdeteksi. Usia yang terpaut sangat dekat membuat perbedaan ukuran tidak selalu bisa teridentifikasi.

https://kamumovie28.com/movies/ratter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar