Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak masyarakat melawan terorisme. Ajakan ini digemakan usai terjadinya ledakan di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengungkapkan, untuk melawan aksi terorisme tersebut caranya terbilang mudah. Salah satunya tidak turut menyebarkan konten ledakan di Gereja Katedral Makassar.
"Turut melawan segala bentuk kegiatan terorisme, baik di ruang fisik maupun ruang digital," ajak Dedy begitu dalam pernyataannya yang diterima detikINET.
"Khususnya di ruang digital, konten-konten yang menyebarkan atau mengajak untuk mengikuti radikalisme yang mengarah pada terorisme perlu dibersihkan," kata Dedy menambahkan.
Apabila masyarakat menemukan konten yang dimaksud, maka bisa melaporkannya melalui situs aduankonten.id.
"Salah satu tujuan teroris adalah menyebarluaskan ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Penyebaran konten-konten tersebut justru mendukung pencapaian tujuan para teroris, di mana masyarakat menjadi resah dan terancam. Jadi, hentikan penyebaran konten-konten tersebut dan hapus dari perangkat jika sudah terlanjur mendapatkannya," tutur Dedy.
Sebelumnya diberitakan, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita. Saat ledakan terjadi, sejumlah jemaat gereja tengah beribadah di lokasi.
Pelaku bom bunuh diri diduga 2 orang dengan menggunakan sepeda motor. Pelaku sempat dicegah sekuriti Gereja Katedral Makassar saat akan masuk ke pelataran gereja. Pelaku akhirnya meledakkan diri.
https://kamumovie28.com/movies/holidays-2/
Vaksin Corona di Masa Depan Cukup Ditempelkan di Kulit
Di masa depan, vaksin Corona akan seperti koyo, cukup ditempelkan ke kulit dan diserap ke dalam tubuh. Diharapkan masyarakat nantinya dapat mengelola vaksin sendiri.
Saat ini, para ilmuwan sedang mengembangkan vaksin COVID-19 jenis baru yang tidak biasa, yang bentuknya adalah plester. Cara kerjanya, cukup menempelkan vaksin ke kulit layaknya plester kecil untuk menutup luka.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Communications pada bulan Januari, seorang profesor di Universitas Tohoku, Matsuhiko Nishizawa bersama tim penelitinya mengembangkan 'Biobattery Powered Microneedle Patch', yang memungkinkan vaksin diserap lebih cepat menggunakan konsep plester pada kulit.
"Ke depannya, kami ingin masyarakat mengelola sendiri vaksin virus corona dan jenis vaksin lainnya. Saya akan melakukan yang terbaik, agar teknologi ini digunakan untuk vaksinasi COVID-19," kata Nishizawa, dikutip detikINET dari Japan Times, Minggu (28/3/2021).
Tim Nishizawa telah berupaya meningkatkan aspek-aspek tersebut dengan menggunakan listrik bertenaga rendah. Hal ini memungkinkan serangkaian jarum mikro berpori memberikan lebih banyak obat nantinya ke dalam kulit dan menyerap lebih cepat. Jarum mikro berpori saat ini sudah digunakan secara komersil untuk penyakit migrain.
Listrik yang digunakan ditenagai oleh sel biofuel, sebuah teknologi yang dikembangkan sekelompok penelitian dan menghasilkan listrik di permukaan kulit menggunakan enzim. Meski butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan persetujuan pemerintah terkait penerapan teknologi ini pada vaksin, Nishizawa berharap teknologi itu akan digunakan untuk vaksin COVID-19 di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar