Kasusnya sudah mencapai ribuan di 24 negara, bahkan sudah menewaskan ratusan jiwa. Virus corona Wuhan yang tengah jadi perbincangan panas saat ini, rupanya belum punya nama resmi.
Tidak heran bila penyebutan virus ini seringkali tidak konsisten. Banyak yang menyebutnya 'virus corona' saja, padahal virus corona atau coronavirus merupakan sebuah famili virus yang di dalamnya ada MERS (Middle East Respiratory Syndrome) atau flu unta, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), dan bahkan virus flu yang dikenal dalam keseharian juga termasuk famili coronavirus.
Virus corona yang mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, China, adalah jenis baru yang memang sampai saat ini belum punya nama resmi. Organisasi kesehatan dunia WHO hanya menyebutnya 2019-nCoV atau Novel Coronavirus.
Oleh banyak kalangan, 2019-nCoV bukan nama yang mudah diucapkan. Karenanya, nama resmi yang lebih tepat masih akan didiskusikan oleh para ilmuwan. Jangan kaget kalau nanti namanya berubah lagi.
"Penamaan virus baru kadang sering tertunda dan fokusnya sampai sekarang adalah respons kesehatan masyarakat, yang bisa dipahami," kata Crystal Watson dari Johns Hopkins Center for Health Security, dikutip dari BBC, Rabu (5/2/2020).
Bagaimanapun, penamaan virus baru adalah prioritas. Untuk membedakan dari jenis virus terdahulu, para ilmuwan untuk sementara menandainya dengan kode 'novel' yang artinya 'baru'.
"Nama yang sekarang tidak mudah untuk digunakan dan media maupun masyarakat menggunakan nama lain untuk menyebut virus ini," terang Watson.
Tidak adanya nama resmi memunculkan kekhawatiran. Di antaranya, masyarakat akan membuat nama sendiri yang menyudutkan populasi tertentu, seperti 'Virus China'.
Sekelompok ilmuwan tengah membahas nama yang sesuai dan mudah diucapkan untuk virus corona Wuhan. Diharapkan dalam waktu dekat akan dapat diumumkan.
Idap Kondisi Langka, Wanita Ini Punya Rambut 'Lentik' Tumbuh di Giginya
Hal buruk apa yang bisa terjadi terhadap mulut Anda? Bagaimana kalau Anda menemukan rambut tumbuh di mulut Anda? Itulah yang terjadi pada seorang wanita muda asal Italia yang menemukan ada rambut tumbuh dari gusinya.
Pada 2009 saat usianya 19 tahun, ia pertama kali mengunjungi dokter untuk memeriksa keadaannya. Pada saat itu, ia didiagnosis menderita Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS).
Menurut National Institutes of Health kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon seks dalam tubuh. PCOS dapat menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebihan (gejala yang dikenal sebagai hirsutisme), termasuk kelebihan rambut wajah dan tubuh.
Operasi mulut di lakukan untuk menghilangkan rambut di gusinya, selain itu diberi pil KB untuk membantu mengatur kadar hormon (kontrasepsi hormon adalah pengobatan yang dikenal untuk PCOS) sehingga rambut di gusinya tidak tumbuh lagi.
Tetapi saat dia berhenti meminum pil KB yang diresepkan dokter, rambut di gusinya akan kembali tumbuh dan semakin banyak di gusinya.
Kasus seperti ini sangat langka, sebelumnya hanya lima kasus serupa yang pernah terjadi dan telah dilaporkan dalam literatur medis. Dokter menyarankan untuk terus meminum pil KB dan melakukan rawat jalan untuk menghentikan rambut di gusinya tumbuh.
https://nonton08.com/white-nude-take-down/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar