Senin, 21 Desember 2020

11 Hari di ICU 'Dihajar' Corona Padahal Rajin Olahraga, Pria Ini Titip Pesan

 Sebuah kisah viral di media sosial menceritakan seorang pria yang terinfeksi COVID-19 meski rajin olahraga. Kisah ini dibagikan melalui sebuah thread Twitter milik Andino dengan akun @sampinggenic.

"I workout 6 times a week and also abstain from cigarettes. I don't have any proir respiratory problem conditions. I thought i was in best health condition. Then, i was hospitalized for #COVID_19 for 17 days...," tulis @sampinggenic yang hingga kini sudah mendapat 13.600 likes dan 6.500 retweets.


Dalam tweet tersebut ia mengaku tak menyangka akan terinfeksi COVID-19. Sebab, dirinya sudah rajin olahraga, tidak merokok dan tidak memiliki riwayat masalah pernapasan. Dalam seminggu, Andino rutin olahraga sebanyak 6 kali.


"Seperti kebanyakan orang yang bergaya hidup sehat, tidur cukup 8 jam sehari. Makan sehat. Minum bbrp vitamin. Karena skrg saya takut ke gym, jadi saya olahraga dirumah. 6 hari itu dibagi 2, 3 hari saya lari dengan jarak 5-10km dan 3 hari saya melakukan HIIT bodyworkout menggunakan apps freeletics yang programnya sudah dicustom sesuai dengan kapasitas kemampuan saya," ujar Andino saat dihubungi detikcom melalui pesan singkat, Minggu (20/12/2020).


"Dan semua itu saya lakukan pagi hari sekitar jam 5 pagi di lingkungan sekitar rumah yang sepi dengan tetap memakai masker & selalu sedia masker cadangan dikantong celana dimasukin plastik klip," tambahnya.


Pada 16 November ia dinyatakan positif COVID-19 dan langsung menjalani perawatan di rumah sakit. Sebelumnya ia merasakan beberapa gejala virus Corona seperti batuk, radang tenggorokan dan demam tinggi.


Tetapi, pada hari ke enam dirinya harus dipindahkan ke ICU karena sesak napas dan saturasi sudah dibawah 90 persen. Dalam tweetnya ia menceritakan bahwa ini merupakan pertama kalinya ia harus menjalani perawatan di ICU dan merasa takut.


"So, I was so close to die but I don't wanna die anytime soon. Berusaha mencerna menerima situasi, akhirnya memutuskan untuk fight mencoba optimis dan menggila menghibur diri supaya imun tubuh gak makin drop," tulis Andino dalam tweetnya.


Apakah harus sampai ada keluarga/teman/Anda sendiri yang meninggal agar percaya? Tetap pakai masker dan selalu jaga kebersihan badan

Andino - penyintas COVID-19

Andino juga memberikan pesan untuk tetap memakai masker dan selalu menjaga kebersihan. Ia mengatakan sering melihat banyak orang yang setelah berolahraga lalu nongkrong tidak menggunakan masker.


"Virus tdk pandang bulu dan kondisi imun kita tdk selalu stabil. Virus bisa saja masuk dan kita tetap tdk sakit, berarti kita jadi OTG (Orang Tanpa Gejala) dan tetap bisa menularkan ke orang lain tanpa kita sadari. Apakah harus sampai ada keluarga/teman/Anda sendiri yg meninggal agar percaya? Tetap pakai masker dan selalu jaga kebersihan badan," ujarnya.

https://movieon28.com/movies/the-taste-of-next-door-sister/


Nah Lho! Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Jaminan Bebas COVID-19


 Rapid test antigen COVID-19 kini diwajibkan bila ingin masuk daerah tertentu. Sebagai contoh DKI Jakarta dan Bali disebut-sebut mengharuskan orang dari luar daerah membawa keterangan hasil rapid test antigen atau tes PCR yang negatif.

Terkait hal tersebut, apakah hasil rapid test yang negatif bisa benar-benar menjamin seseorang bebas dari infeksi virus?


Ahli patologi klinik dr Muhammad Irhamsyah, SpPK, MKes, dari Primaya Hospital Bekasi Timur menjelaskan rapid test antigen yang negatif tidak 100 persen menyingkirkan kemungkinan terinfeksi COVID-19. Alasannya karena sensitivitas alat rapid test antigen sekitar 80 persen dan spesifitasnya sekitar 97 persen.


Alat rapid test antigen masih bisa memberikan hasil negatif palsu ketika antigen (protein di permukaan virus) yang terdapat pada sampel swab terlalu rendah. Artinya ketrampilan petugas saat mengambil spesimen swab dapat memengaruhi hasil.


"Hasil negatif pada swab antigen dapat terjadi pada kondisi kuantitas (jumlah) antigen pada spesimen di bawah kemampuan level deteksi alat tersebut," kata dr Irhamsyah dalam keterangan pers yang diterima detikcom dan ditulis Minggu (20/12/2020).


Bila seseorang mendapat hasil rapid test antigen negatif, namun mengalami gejala mirip COVID-19, disarankan agar melakukan tes ulang atau tes konfirmasi dengan tes PCR. Apalagi bila diketahui pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif.

https://movieon28.com/movies/daughter-of-the-wolf/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar