Jumat, 04 Desember 2020

Siaran TV Digital Bakal Mengudara, KPI Usul Bentuk Tim Digital Nasional

 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengusulkan untuk dibentuknya Tim Digital Nasional dalam proses Analog Switch Off alias migrasi TV analog ke TV digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan paling lambat siaran TV digital mengudara pada 2 November 2022. Sebab, terhitung pada tanggal yang sama juga, siaran TV analog akan dihentikan pemerintah.


"KPI mendukung terjadinya Analog Switch Off yaitu beralihnya siaran analog kepada siaran digital sepenuhnya pada tanggal 2 November 2022. Waktu tersebut merupakan konsekuensi dari Undang-undang nomor 11 tahun 2022 tentang Cipta Kerja yang memberikan batas waktu untuk siaran analog dua tahun," ujar Ketua KPI Agung Suprio kepada detikINET, Jumat (4/12/2020).


Agung menjelaskan bahwa untuk mendapatkan siaran digital, masyarakat harus memiliki perangkat berupa dekoder atau televisi yang sudah didukung teknologi digital. Dengan siaran digital, Agung mengatakan, masyarakat dapat menikmati siaran televisi dengan jernih dan bersih tanpa harus berlangganan atau berbayar.


Selain itu, Agung mengklaim bahwa keberadaan siaran TV digital ini akan membuat pemerataan informasi ke seluruh wilayah Indonesia, karena dengan siaran TV analog masih terdapat daerah yang blank spot atau tidak menerima siaran sama sekali bahkan di daerah perbatasan terjadi luberan siaran dari negara tetangga.


"Dengan demikian, migrasi dari siaran analog ke digital ini sangat erat kaitannya dengan pertahanan Nasional," ucapnya.


Maka dari itu, KPI memandang migrasi dari siaran analog ke siaran digital ini dengan strategis. Tak hanya soal pemerataan informasi, migrasi ini juga akan menciptakan diversifikasi konten penyiaran sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan tontonan di televisi.


"Oleh karena itu, KPI mengusulkan dibentuknya Tim Digital Nasional agar proses migrasi ini dapat sukses paripurna," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/diary-of-a-nymphomaniac/


Fundamental Bisnis Kuat, Gojek Tidak Ada Urgensi untuk Merger


Rumor pasar yang menyebutkan bahwa Gojek akan merger dengan kompetitornya Grab disanggah oleh Co-CEO Gojek dalam memo internal kepada karyawan yang dikirim hari ini.

Dalam memo internal yang diperoleh detikINET, Jumat (4/12/2020) Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi selaku Co-CEO Gojek mengatakan rumor tersebut tidak akurat dan sebaiknya tidak dihiraukan.


"Pada kenyataannya, Gojek selalu berada di posisi kuat yang memungkinkan kita untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan sejalan dengan misi kita bersama. Gojek memiliki pondasi keuangan yang kokoh dan berada dalam posisi yang kuat untuk mendukung operasi dan pertumbuhan perusahaan hingga tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kita tidak ada tekanan untuk melakukan kesepakatan yang disebutkan di media," ungkap keduanya, Jumat (4/12/2020).


Dalam memo internal tersebut, kedua pentolan Gojek juga menggarisbawahi bahwa sebagai perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang telah berekspansi ke Asia Tenggara, Gojek mendapat dukungan penuh investor dunia kelas kakap.


"Gojek adalah perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dengan keberadaan yang kuat di sejumlah negara di Asia Tenggara. Kita didukung penuh oleh investor besar kelas dunia seperti Google, Tencent, Facebook, Paypal, Astra International dan Telkomsel serta masih banyak yang lainnya. Sangat jarang bagi perusahaan yang belum IPO di dunia ini memiliki jajaran investor seperti Gojek," paparnya.


Sepanjang tahun 2020, Gojek berhasil mencetak kinerja bisnis yang luar biasa, dengan total nilai transaksi lebih dari US$12 miliar. Beberapa layanan Gojek juga mampu mencetak laba operasional. "Hal ini membuat fundamental perusahaan semakin kuat untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan secara jangka panjang," ungkap Andre dan Kevin.

https://movieon28.com/movies/vanilla-sky/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar