Sabtu, 17 April 2021

Corona di India Meledak! Obat dan Oksigen Menipis, Nyawa Pasien di Ujung Tanduk

  India cetak rekor lebih dari 200 ribu kasus baru virus Corona dalam sehari yang menyebabkan banyak fasilitas kesehatan mendadak kolaps dan kehabisan stok obat-obatan dan oksigen.

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial India dibanjiri permintaan bantuan yang bernada putus asa untuk mendapatkan obat remdesivir dan tocilizumab yang telah disetujui pemerintah India untuk pasien COVID-19.


Obat antiviral remdesivir telah diresepkan oleh dokter di seluruh negeri, dan permintaannya tinggi. India melarang ekspor obat tersebut dan membuat produsen berjuang untuk memenuhi permintaan.


Hetero Pharma, salah satu dari tujuh perusahaan yang memproduksi remdesivir di India, mengatakan perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan produksi.





Laporan dari BBC menemukan bahwa kekurangan pasokan membuat banyak orang mencari obat tersebut di pasar gelap. Salah satu narasumber yang dihubungi BBC menjual 100mg remdesivir seharga 24.000 rupee atau sekitar Rp 4,6 juta, lima kali lipat dari harga resmi. Harga itu tentunya sangat mahal untuk kalangan menengah.


"Saya harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan obat tersebut," kata Atul Garg, yang ibunya dirawat di rumah sakit swasta di Delhi.


Tocilizumab, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati radang sendi, telah terbukti menyelamatkan nyawa dalam beberapa uji klinis. Tetapi hampir menghilang dari banyak apotek di India.


Rajiv Singhal, sekretaris jenderal Asosiasi Ahli Kimia dan Obat Seluruh India, mengatakan teleponnya berdering sepanjang hari karena orang-orang memintanya untuk membantu menemukan obat tersebut.


"Situasinya sangat buruk sehingga saya bahkan tidak bisa mendapatkan obat untuk anggota keluarga saya sendiri," katanya.


"Kami mencoba untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan pemasaran gelap, tetapi saya akui ada kebocoran dalam sistem," paparnya.


Tak hanya obat-obatan, pasokan oksigen juga sangat langka di India. Beberapa rumah sakit bahkan menolak pasien karena kekurangan oksigen.


Situasinya jauh lebih buruk di kota-kota kecil. Ketika pasien tidak mendapatkan tempat tidur rumah sakit, dokter menyarankan mereka untuk memasang tabung oksigen di rumah mereka sendiri.


Dilaporkan banyak pasien yang terpaksa meninggal karena tidak mendapat perawatan di rumah sakit.

https://nonton08.com/movies/sicario/


Warning BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Terkait Pembekuan Darah


 Vaksin AstraZeneca masih dibayangi isu pembekuan darah. Penggunaan vaksin Corona asal Inggris ini disetop permanen di Denmark atas insiden tersebut.

Penggunaan vaksin AstraZeneca masih dilanjutkan di Indonesia karena belum ada kasus terkait pembekuan darah yang ditemukan. Meski demikian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberi warning dalam proses skirining.


"Kita tambahkan warning ya di dalam fact sheet, fact sheet itu adalah informasi kepada tenaga kesehatan yang menggunakan vaksin Astrazeneca itu berhati-hati untuk risiko yang dikaitkan dengan kejadian trombosis," beber Kepala BPOM Penny K Lukito Kamis (16/4/2021).


Penny mengatakaan kasus pembekuan darah tergolong jarang terjadi. Otoritas Pengawas Obat Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia juga tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca.


Lebih lanjut, Penny mengatakan, sebagai bentuk kehati-hatian, tenaga kesehatan yang akan melakukan vaksinasi AstraZeneca melakukan proses skrining seketat mungkin. Terutama bagi mereka yang memiliki risiko mengalami pembekuan darah usai vaksinasi.


"Ditambahkan warning pada seleksi kejadian skrining yang akan disuntikan Astrazeneca yang ada kemungkinan risiko mempunyai trombosis, dan juga di dalam vaksinnya ada label yang mempunyai warning ada kemungkinan kejadian blood clot trombosis tersebut," pungkas Penny.

https://nonton08.com/movies/the-roads-not-taken/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar