Minggu, 20 Desember 2020

4 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bikin Payudara Kendur Termasuk Posisi Tidur

 Payudara yang kencang dan sehat menjadi dambaan setiap wanita. Tak jarang dari mereka juga melakukan berbagai macam cara agar payudara terlihat kencang dan besar.

Namun, beberapa wanita memiliki payudara yang kendur. Tanpa disadari, beberapa kebiasan buruk sehari-hari menyebabkan jaringan tubuh di bagian tersebut melemah hingga membuat payudara tampak kendur.


Dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 kebiasaan buruk yang bisa membuat payudara kendur:


1. Diet tak sehat

Diet berarti mengatur pola makan. Tujuannya macam-macam, bisa menurunkan berat badan hingga mengontrol kadar nutrisi tertentu di dalam tubuh.


Ahli bedah payudara, Michael Edwards, M D, mengatakan bahwa diet yang terlalu berat berpotensi mengendurkan payudara sehingga jaringan tubuh ini kehilangan banyak lemak. Boleh saja melakukan diet, asal dilakukan secara bertahap agar lemak dalam tubuh menyesuaikan.


2. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko kemandulan serta menyebabkan payudara menjadi kendur. Merokok juga dapat membuat kulit menua dengan cara mengurangi aliran darah ke permukaan kulit, sehingga payudara akan menyusut dan kendur.


3. Tidur tengkurap

Tengkurap merupakan salah satu posisi yang sering dilakukan saat tidur. Spesialis bedah plastik di Jerman, dr Dirk Kremer, mengatakan bahwa melakukan posisi tengkurap selama berjam-jam akan menyebabkan ligamen payudara menjadi kendur.


4. Salah pilih bra

Bra memiliki berbagai jenis dan fungsi, salah satunya untuk meopang payudara. Jika Anda sering berolahraga tetapi tidak menggunakan bra khusus untuk olahraga, maka payudara akan cepat kendur.


"Semakin payudara Anda memantul, kulit payudara dan kolagen menjadi lebih stres," kata Edwards, dikutip dari Womenshealthmag.

https://cinemamovie28.com/movies/the-way-i-love-you-2/


Terpopuler Sepekan: Kata Dokter soal Batas Makan Mi Instan dalam Sepekan


Banyak orang yang memilih mengonsumsi mi instan, selain karena murah dan mengenyangkan, tak butuh waktu lama untuk memasaknya. Namun, beberapa ahli menilai bahwa mengonsumsi mi instan secara rutin dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar natrium, MSG dan pengawet pada mi instan. Ahli kanker dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad menjelaskan bahwa kandungan mi instan yang beredar di pasaran telah cukup aman untuk dikonsumsi karena ada telah dilengkapi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Tetapi, ia menyarankan sebaiknya tidak makan mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.


"Jadi kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali misalnya dalam seminggu satu atau dua, masih oke, tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan," kata dia saat dihubungi detikcom.


Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa orang yang mengonsumsi mi instan dua porsi atau lebih dalam seminggu berisiko tinggi terkena diabetes dan obesitas. Penelitian ini membuktikan bahwa konsumsi mi instan memang perlu untuk dibatasi.


Selain itu, penting untuk mencermati kandungan mi instan sebelum mengonsumsinya. Tiap merek mi instan memiliki kandungan natrium, MSG, dan angka kecukupan gizi yang berbeda.


Dikutip dari WebMD, ada beberapa kandungan dalam mi instan yang jika dikonsumsi terlalu banyak menyebabkan penyakit. Contohnya, mi yang terlalu banyak mengandung natrium akan berisiko menimbulkan hipertensi pada seseorang.


Mi instan mengandung propylene glycol(PG) yang membuat tekstur mi tidak mudah kering. Apabila kandungan PG terlalu banyak, maka berisiko merusak organ tubuh seperti penyakit ginjal.


Untuk itu, penting juga untuk menghitung kadar masing-masing kandungan dalam mi instan. Denny mencontohkan misalnya dalam satu hari sudah makan dua bungkus mi instan dengan kadar natrium 50 persen, maka konsumsi garam pada hari itu harus dihentikan. Intinya adalah konsumsi cermat dengan melihat keseimbangan komposisi.

https://cinemamovie28.com/movies/the-way-i-love-you/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar