Hong Kong Airlines akan memangkas 250 pramugari dalam waktu dekat. Keputusan sulit itu diambil perusahaan yang telah babak belur akibat pandemi COVID-19.
Keputusan PHK itu dibuat perusahaan untuk kesekian kalinya. Maskapai yang tergabung dalam China HNA Group itu pada awal pandemi sudah lebih dulu melakukan PHK dan pemotongan gaji jauh sebelum maskapai lain melakukannya.
PHK kali ini diumumkan oleh Direktur Pelayanan Hong Kong Airlines, Chris Birt kepada para karyawan melalui sebuah memo pada hari Jumat waktu setempat. Isinya menyebutkan bahwa pelarangan penerbangan yang diperpanjang membuat perusahaan terpaksa untuk melakukan pengurangan.
"Penyesuaian yang sedang berlangsung ini tidak hanya secara drastis mempengaruhi pendapatan kami, tetapi juga mengurangi awak operasi dan persyaratan staf kami di masa mendatang. Setelah meninjau persyaratan awak kabin jangka menengah kami, kami telah membuat keputusan yang sangat sulit untuk secara permanen mengurangi jumlah awak kabin kami," bunyi memo tersebut dilansir dari SCMP, Minggu (13/12/2020).
Untuk mengonfirmasi PHK tersebut, seorang juru bicara Hong Kong Airlines mengatakan perusahaan telah menyiapkan paket kompensasi yang ditawarkan kepada seluruh awak kabin yang terkena PHK sesuai dengan ketentuan dan undang-undang ketenagakerjaan negara tersebut.
250 awak kabin yang di-PHK itu membuat jumlah pramugari yang dipekerjakan oleh maskapai berkurang menjadi 1.000. Sebelum pandemi, maskapai tersebut mempekerjakan 1.500 awak kabin. Secara total, tenaga kerjanya mencapai 2.300 staf, sudah turun 34%.
Sekitar 400 pekerja di seluruh perusahaan di-PHK pada bulan Februari dan hampir 170 di antaranya adalah pramugari. Hal itu merupakan bagian dari upaya perusahaan sebelumnya untuk memangkas biaya pengeluaran. Perusahaan juga mengurangi gaji lebih dari 1.200 awak kabinnya sebesar 30% selama empat bulan.
Sementara para pilot merasa gaji dan tunjangan mereka berkurang 60% selama enam bulan ini. Para pilot Hong Kong Airlines mengalami pemotongan dua perlima pada gaji pokok dan tunjangan dari Maret hingga September.
https://tendabiru21.net/movies/destination-wedding/
Tolak Angin Laris saat Pandemi, Harta Bos Sido Muncul Naik Jadi Rp 21 T
Kekayaan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat dan keluarganya melonjak 41% di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Larisnya penjualan produk herbal dan farmasi membuat kekayaan Irwan dan keluarga mencapai US$ 1,55 miliar atau sekitar Rp 21,94 triliun (kurs Rp 14.100).
Dilansir dari Forbes, Sabtu (13/12/2020), Irwan merupakan salah satu pebisnis yang justru mencetak keuntungan di tengah pandemi, di saat sektor lain tengah terseok-seok.
Dengan total kekayaan itu, Irwan masih bertahan dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2020. Bahkan, ia kini menduduki urutan ke-17, naik drastis dari posisi terakhirnya di tahun 2019 yakni pada urutan ke-30, dan ke-47 pada tahun 2018.
Sido Muncul sendiri awalnya didirikan oleh Ny Rakhmat Sulistyo, Nenek Irwan yang mahir meracik tanaman herbal menjadi jamu. Dia memulai usahanya di Yogyakarta pada 1941 ketika berhasil membuat ramuan Jamu Tujuh Angin yang kini dikenal sebagai Tolak Angin.
Lalu pada 1949 Rakhmat Sulistyo mengungsi ke Semarang lantaran adanya perang di Yogyakarta. Saat itu dia turut membawa salah satu cucunya yang kini memimpin Sido Muncul, Irwan Hidayat.
Kemudian pada 1951, sang Nenek mulai serius memproduksi jamu di Semarang dengan mendirikan pabrik dan menetapkan merek dagang Sido Muncul. Saat itu juga Jamu Tujuh Angin berubah nama menjadi Tolak Angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar