Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri tingginya kadar gula darah dan menjadi salah satu dari sekian banyak penyakit yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia. Penderita penyakit ini harus mengendalikan pola makan, menjaga kebugaran, dan minum obat secara berkala.
Salah satu penderita penyakit DM di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Budi Irawan (40) menceritakan gejala-gejala yang ia alami selama menderita DM. Ia mengaku mulai menderita penyakit ini sejak tahun 2016 lalu dengan keluhan hampir setiap hari terbangun dari tidur di tengah malam yang berefek pada berat badannya turun drastis.
"Selain itu gejala lainnya adalah pada saat setelah makan bukannya merasa kenyang tapi malah semakin lapar, karena merasa ada yang aneh saya cek ke dokter dan ternyata dipastikan terkena DM," kata Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).
Ia pun berbagi pengalaman agar orang lain bisa menghindari risiko terkena DM seperti dirinya. Budi bercerita penyebab ia menderita DM adalah karena pola makan yang tak teratur dan sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.
Ketika menderita diabetes, Budi mengaku tak khawatir soal biaya pengobatannya. Meski harus rutin kontrol kesehatan dan membeli obat BM, namun ia terbantu karena telah menjadi peserta program Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Program JKN-KIS diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan untuk memastikan jaminan pengobatan bagi peserta yang mengidap DM. Budi pun mengaku Program JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan sangat membantu dirinya.
"Kita semua tahu bahwa penderita DM harus rutin kontrol sebulan sekali dan minum obat setiap hari selama sebulan, syukurnya saya dari pertama kali terkena diabetes sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan sehingga biaya kontrol serta obat semuanya gratis tanpa biaya, hal tersebut tentunya melegakan hati saya. Bagi saya Program JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan ini sangat-sangat membantu, tidak hanya untuk penderita DM tapi juga yang lainnya," tutupnya.
https://indomovie28.net/movies/the-return-2/
Heboh Prostitusi Online, Kenali Beragam Jenis Perilaku Seks Berisiko
Jagat hiburan kembali dihebohkan dengan kasus prostitusi yang melibatkan aktris sekaligus model dengan inisial TA. Ia diamankan oleh personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar di salah satu hotel di kawasan Bandung pada Kamis (17/12/2020).
Prostitusi yang menyediakan jasa hubungan seksual dengan pasangan sesuai pesanan, sebetulnya termasuk perilaku seks berisiko. Pihak yang terlibat lebih mudah terkena penyakit menular seperti infeksi menular seksual (IMS).
Selain prostitusi, ada beberapa jenis atau aktivitas seks yang juga berisiko menularkan penyakit. Apa saja? Berikut rangkuman detikcom dari berbagai sumber.
1. Seks tanpa pelindung
Hubungan seks ini berarti bercinta secara vaginal, oral, ataupun anal tanpa menggunakan pengaman. Hal ini membuat pihak yang melakukan lebih mungkin tertular HIV atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
Cairan seperti darah dan air mani mengalir dari dalam tubuh Anda ke pasangan saat berhubungan seks. Jika pasangan Anda memiliki HIV atau PMS lainnya, maka mereka dapat menularkan infeksi tersebut.
2. Gonta-ganti pasangan
Sering berganti pasangan saat berhubungan seks membuat Anda lebih berisiko terkena penyakit seks menular. Risiko ini dapat dikurangi dengan hanya memiliki satu pasangan seks saja.
3. Seks anal
Seks anal adalah hubungan seks di sekitar area anal yang paling berisiko menularkan HIV dan IMS lainnya baik laki-laki maupun perempuan. Lapisan anus jauh lebih tipis dari vagina, sehingga bisa lebih mudah rusak dan rentan terhadap infeksi.
Hal tersebut dapat dicegah dengan menggunakan pelumas untuk menurunkan risiko kelamin rusak akibat gesekan. Namun, itu tidak menjamin 100 persen bebas dari risiko IMS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar