Baru-baru ini nama Nadin Amizah mendadak trending di Twitter. Cuitannya yang menyinggung soal kondisi kesehatan mental telah menarik perhatian para netizen.
"Your girlfriend. your mentally unstable girlfriend," tulis Nadin Amizah dalam tweet-nya, Senin (1/12/2020), dikutip dari Insertlive.
Cuitan itu pun berbuntut panjang, banyak netizen yang menganggap Nadin Aminzah justru malah meromantisasi isu kesehatan mental. Mereka mengkhawatirkan cuitannya ini bisa berdampak buruk pada pengikutnya di Twitter.
"Kalau mental kamu ga stabil, yok semangat berobat ke psikiater atau psikolog! Biar followers kamu yg sedang ada di fase yg sama aware, bahwa pertolongan itu ada. Kejiwaan yang tidak stabil jangan dibiarkan atau dipuitisasi ya takutnya ada yg mikir, mental ga stabil itu estetik," tulis akun @r*no*wo**s.
"Mungkin maksudnya kalo punya illness itu diusahain sembuh, bukannya menerima keadaan dan didiemin bahkan sampe diromantisasi. penyakit didiemin malah komplikasi gak sih ? wkwk," tulis akun @be**to*aa.
Penyanyi Ost Mulan ini pun merasa kecewa dengan tanggapan para netizen. Menurutnya, ia tidak bermaksud untuk meromantisasi isu mental, justru ia sedang berusaha agar bisa sembuh dari kondisi yang sedang dialaminya.
"LO PIKIR GUE GA USAHA SEMBUH," tegas Nadin Amizah membalas salah satu tweet netizen.
Bagaimana respons selanjutnya dari Nadin Amizah soal isu kesehatan mental yang dihadapinya? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
https://indomovie28.net/movies/original-sin/
Klorokuin-Lopinavir Tak Lagi Dipakai, BPOM Beberkan Deretan Obat COVID-19 di RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI meninjau kembali penggunaan obat pasien COVID-19. Selain klorokuin, beberapa obat lain tak akan lagi digunakan khusus untuk pasien COVID-19.
Dra Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM menjelaskan salah satu alasan lopinavir dan ritonavir tak lagi dipakai karena tak menunjukkan manfaat.
"Bukti ilmiah yang tersedia tidak menunjukkan manfaat yang berarti dalam menurunkan angka kematian dan mempercepat perbaikan gejala COVID-19 dibandingkan dengan terapi standar," jelas Dra Togi melalui kanal YouTube BPOM Kamis (3/11/2020).
Ketersediaan obat juga menjadi penilaian BPOM dalam peninjauan kembali lopinavir dan ritonavir untuk mengobati pasien COVID-19. Terutama dalam hal ini, pengobatan pasien HIV AIDS.
"Ketersediaan obat ini penting untuk indikasi utama yaitu HIV AIDS," lanjutnya.
Sementara itu, klorokuin tak lagi dipakai karena melihat data keamanan dari uji klinik WHO dan pemantauan BPOM yang menunjukkan klorokuin tidak memiliki manfaat yang signifikan pada pasien Corona.
"(Klorokuin) memberikan risiko kejadian kardiovaskular. BPOM sudah mencabut izin EUA untuk penggunaan COVID-19," jelasnya.
Adapun beberapa obat untuk pasien COVID-19 yang tetap tercantum, dan ditambahkan adalah sebagai berikut.
- Favipiravir
- Oseltamivir
- Remdesivir
Antiinflamasi
- Tosilizumab
- Deksametason
- Siklesonid
Antikoagulan akan dimasukkan.
- Heparin
- Enoksaparin
Antibiotika
- Azitromisin
- Levofloksasin
- Meropenem
- Sefotaksim
Analgesik non-opioid
Parasetamol tetap ada
Agonis reseptor beta 2 selektif
Salbutamol sulfat tetap dicantumkan
Obat sistem saraf
- Midazolam tetap ada
Obat pengencer dahak
- Asetilsistein juga ada
Tambahan
Imunoglobulin edisi kedua
Vitamin
- Vitamin C dan Vitamin E
- Ditambahkan Vitamin D
Terapi Ajuvan
- Plasma Konvalesen
- Sel Punca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar