Ada 44 wilayah yang masuk zona merah Corona menurut data yang dihimpun Satgas COVID-19 per 14 Februari 2021. Naik satu wilayah dibandingkan pekan lalu.
Jawa Tengah masih melaporkan zona merah COVID-19 terbanyak. Namun, beberapa daerah terlihat tak lagi berada di zona merah Corona, seperti Bogor dan Kota Madiun, Jawa Timur.
Meski kasus yang dilaporkan terlihat menurun beberapa hari belakangan, angka positivity rate di Indonesia per Selasa (16/2/2021) mencetak rekor tertinggi yaitu 35,60 persen, semakin jauh dari standar WHO yaitu 5 persen. Artinya, penularan COVID-19 di Indonesia masih tinggi.
Berikut daftar 44 kabupaten-kota yang masuk zona merah COVID-19.
Sumatera Utara
- Kota Medan
Sulawesi Utara
- Kota Manado
- Kota Tomohon
Sulawesi Tengah
- Kota Palu
- Poso
Sulawesi Barat
- Mamuju Utara
Papua
- Jayawijaya
Nusa Tenggara Timur
- Kota Kupang
- Kupang
- Ende
Nusa Tenggara Barat
- Dompu
Maluku
- Maluku Barat Daya
- Kota Ambon
Kepulauan Bangka Belitung
- Kota Pangkalpinang
Kalimantan Timur
- Kutai Kartanegara
- Berau
- Kota Balikpapan
Kalimantan Tengah
- Kota Palangkaraya
Kalimantan Selatan
- Tanah Laut
Jawa Timur
- Jombang
Jawa Tengah
- Banyumas
- Purbalingga
- Wonosobo
- Magelang
- Karanganyar
- Blora
- Semarang
- Kota Surakarta
Jawa Barat
- Kota Cirebon
DKI Jakarta
- Jakarta Pusat
- Jakarta Utara
- Jakarta Barat
- Jakarta Selatan
- Jakarta Timur
Derah Istimewa Yogyakarta
- Kulon Progo
- Bantul
- Gunungkidul
- Kota Yogyakarta
Bali
- Gianyar
- Bali
- Denpasar
- Jembrana
- Tabanan
- Badung
https://kamumovie28.com/movies/overnight-3/
Varian Baru Corona Terdeteksi Lagi di Inggris, Berpotensi Kebal Antibodi
Varian baru virus Corona kembali terdeteksi di Inggris, yang dikenal sebagai B1525 dan dilaporkan pertama kali oleh para peneliti dari University of Edinburgh. Para ahli mengatakan, varian baru satu ini berpotensi mengkhawatirkan.
Para peneliti menemukan sebanyak 32 kasus B1525 di Inggris. Selain itu, mereka juga menemukan kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona ini di 10 negara lain, termasuk Denmark, Amerika Serikat, dan Australia.
Dikutip dari The Guardian, tim peneliti mengatakan varian baru virus Corona ini memiliki kesamaan genom dengan varian Kent yaitu B117. Varian ini juga mengandung sejumlah mutasi yang mengkhawatirkan para peneliti, termasuk mutasi E484K yang terjadi pada spike protein yang membuat virus lebih mudah masuk ke dalam sel tubuh.
Diketahui, mutasi E484K ini sebelumnya juga ditemukan dalam varian baru Corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini juga diperkirakan bisa membantu virus menghindari antibodi penetral.
"Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, tetapi jika berhasil (menyebar) bisa diperkirakan kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul," kata Dr Simon Clarke, mikrobiologi seluler di University of Reading yang dikutip dari The Guardian, Rabu (17/2/2021).
"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji gelombang karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimana pun itu yang dihasilkan," lanjutnya.
Selaras dengan Dr Simon, profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge Ravi Gupta setuju adanya pengujian gelombang untuk varian baru tersebut. Ia mencatat selain mutasi E484K, varian baru juga memiliki perubahan lain yang mungkin akan membantu virus untuk terhindar dari antibodi.
Menurut Profesor Jonathan Stoye dari Francis Crick Institute mengatakan varian baru ini memang mengandung mutasi yang familiar. Menurutnya, selain meneliti soal varian baru atau mutasi baru, berarti perkembangan vaksin COVID-19 yang ada saat ini juga diharapkan bisa melindungi dari varian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar