Rabu, 24 Februari 2021

Smartwatch Samsung Bakal Tinggalkan Tizen?

  Selama beberapa tahun belakangan Samsung menggunakan sistem operasi Tizen untuk jam tangan pintarnya. Namun OS buatan sendiri ini kabarnya bakal ditinggalkan.

Padahal, sejauh ini jam tangan pintar Samsung bisa dibilang cukup sukses dan popularitasnya pun cukup tinggi. Namun tetap saja muncul rumor kalau Samsung bakal meninggalkan Tizen dan beralih ke Wear OS buatan Google.


Rumor ini dihembuskan oleh Ice Universe, yang biasanya punya informasi cukup akurat. Menurutnya jam tangan pintar Samsung yang selanjutnya bakal menggunakan Wear OS, meski tak dijelaskan juga apakah itu akan berlaku seterusnya atau hanya untuk satu jam tangan pintar.


Namun mungkin juga Samsung bakal mempunyai dua jenis jam tangan pintar, yaitu menggunakan Tizen dan Wear OS, demikian dikutip detikINET dari Ubergizmo, Senin (22/2/2021).


Secara garis besar, perbedaan utama sistem operasi untuk jam tangan pintar antara Wear OS dengan Tizen dan OS buatan pabrikan lain (di luar watchOS) adalah jumlah fiturnya.


Wear OS biasanya mempunyai fitur yang lebih komplit, namun harus dibayar dengan konsumsi daya baterai yang jauh lebih tinggi. Kebanyakan jam tangan dengan Wear OS hanya bisa bertahan 1-2 hari.


Sementara itu jam tangan pintar yang menggunakan OS buatan sendiri, seperti dari Huawei, Xiaomi, dan Samsung, biasanya bisa bertahan jauh lebih lama.


Sebelumnya ada juga rumor yang menyebut kalau Samsung bakal punya fitur baru yang menarik untuk jam tangan pintarnya. Yaitu kemampuan mengukur tingkat gula darah tanpa perlu menggunakan jarum untuk mengambil darah penggunanya.

https://tendabiru21.net/movies/beyond-love-and-evil/


Obrolan Clubhouse Diretas, Keamanannya Dipertanyakan


Sepekan setelah Clubhouse memperketat keamanan untuk memastikan data pengguna tidak dapat dicuri, setidaknya satu peretas membuktikan platform audio chatroom tersebut bisa "disedot".

"Seorang pengguna tak dikenal melakukan streaming feed audio Clubhouse dari multiple rooms ke website pihak ketiga milik mereka sendiri," kata Reema Bahnasy, juru bicara Clubhouse seperti dikutip dari Bloomberg.


Padahal, Clubhouse secara permanen melarang pengguna tertentu melakukannya, dan memasang lapisan keamanan baru guna mencegahnya. Sedangkan para peneliti berpendapat, Clubhouse tidak menjanjikan pengguna aman dari peretasan tersebut.


Adalah Stanford Internet Observatory (SIO) yang pertama kali mengungkapkan bahwa semua pengguna Clubhouse, meski telah secara khusus diundang, harus menganggap bahwa semua percakapan sedang direkam.


"Clubhouse tidak dapat memberikan janji privasi untuk percakapan yang diadakan di mana pun di seluruh dunia," kata Alex Stamos, direktur SIO dan mantan kepala keamanan Facebook.


Sebelumnya Stamos dan timnya juga dapat mengonfirmasi bahwa Clubhouse mengandalkan startup yang berbasis di Shanghai bernama Agora Inc. untuk menangani sebagian besar operasionalback-end mereka. Sementara Clubhouse bertanggung jawab atas pengalaman penggunanya, platform tersebut mengandalkan perusahaan asal China untuk memproses lalu lintas data dan produksi audionya.


Ketergantungan Clubhouse pada Agora menimbulkan kekhawatiran privasi yang luas, terutama bagi warga China yang mengandalkan Clubhouse agar percakapan mereka berada di luar jangkauan pengawasan negara.


Agora sendiri merespons hal ini dengan mengatakan pihaknya tidak dapat mengomentari keamanan atau protokol privasi Clubhouse dan bersikeras tidak menyimpan atau berbagi informasi pribadi untuk kliennya.


"Kami berkomitmen untuk membuat produk kami seaman mungkin," kata perusahaan itu.

https://tendabiru21.net/movies/beyond-love/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar