Jepang mengembangkan toilet yang canggihnya keterlaluan. Toilet ini memakai tombol holografik yang melayang di udara ala film luar angkasa.
Jepang dikenal memiliki temuan-temuan produk yang canggih nan futuristik salah satunya toilet. Orang luar Jepang sering menganggap toilet di Negeri Sakura seperti keajaiban teknologi dengan fitur-fitur yang tidak pernah dibutuhkan sampai saat ini.
Misalnya saja, kini perusahaan Jepang Murakami Corporation dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk membuat toilet lebih berteknologi tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.
Di masa pandemi saat ini toilet khususnya toilet umum menjadi salah satu kekhawatiran di mana tombol-tombol pada badan toilet akan ditekan banyak orang yang menggunakan toilet tersebut. Sehingga membuat tombol kotor dan tidak higienis.
Nah, alih-alih menghilangkan tombol-tombol tersebut, Murakami telah menjalin kemitraan dengan Parity Innovations untuk menghasilkan panel holografik yang melayang di udara.
Dengan menggunakan sensor infra red untuk mendeteksi gerakan jari, maka sistem bisa menebak tombol mana yang coba ditekan oleh pengguna dan akan mengaktifkan fitur tersebut.
Dilansir detikINET dari Ubergizmo, Kamis (18/2/2021) teknologi ini tak hanya akan diterapkan di toilet saja tapi juga akan digunakan pada tempat-tempat yang kerap mendapatkan sentuhan banyak orang seperti ATM, elevator dan lainnya.
Fitur pada toilet di Jepang ini mungkin terdengar seperti konsep daripada produk sebenarnya, tapi Murakami berharap untuk memproduksi panel ini secara massal pada tahun 2022.
Panel holografik akan mengingatkan kita dengan film-film fiksi ilmiah atau film luar angkasa. Dalam film semacam ini, sering kali ada adegan tokoh di dalam film memencet tombol-tombol holografik yang diproyeksikan melayang di udara. Kini hal semacam itu akan mendekati kenyataan, setidaknya di Jepang.
https://kamumovie28.com/movies/miracles-from-heaven/
Korsel Putuskan Tunda AstraZeneca untuk Lansia
Korea Selatan (Korsel) akhirnya memutuskan belum akan menggunakan vaksin virus Corona AstraZeneca pada orang berusia 65 tahun ke atas. Keputusan ini pun mengurangi target awal vaksinasi karena penundaan pengiriman dari skema vaksin global COVAX dari WHO.
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2021) Korsel mengatakan akan menyelesaikan vaksinasi pada 1,3 juta orang di kuartal pertama tahun ini dengan suntikan vaksin AstraZeneca. Dengan memutuskan tidak akan menyertakan lansia, Korsel memangkas target secara tajam menjadi 750.000 orang saja.
Meski demikian, pemangkasan target ini tidak akan mengubah rencana Korsel untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity) pada November 2021.
"Penyesuaian dalam inokulasi pada Februari dan Maret tidak akan berdampak pada tujuan kekebalan kawanan kami pada November," kata Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Jeong Eun-kyeong.
Korsel akan menunda inokulasi lansia dengan menggunakan suntikan vaksin AstraZeneca sampai ada lebih banyak data mengenai kemanjurannya yang tersedia.
Sebelumnya, Korsel mengumumkan kemungkinan penggunaan vaksin AstraZeneca pada orang berusia 65 tahun ke atas, meski dewan penasihat memperingatkan masih kurangnya data tentang kemanjurannya untuk kalangan lansia.
Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip mengatakan, regulator akan memberikan otorisasi darurat vaksin AstraZeneca dengan syarat perusahaan harus menyerahkan hasil uji klinis lengkapnya.
"Namun, kami telah menekankan perlunya kehati-hatian untuk penggunaan suntikan bagi orang berusia 65 tahun ke atas," kata Kim seperti dikutip dari Nikkei Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar