Korea Selatan (Korsel) akhirnya memutuskan belum akan menggunakan vaksin virus Corona AstraZeneca pada orang berusia 65 tahun ke atas. Keputusan ini pun mengurangi target awal vaksinasi karena penundaan pengiriman dari skema vaksin global COVAX dari WHO.
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2021) Korsel mengatakan akan menyelesaikan vaksinasi pada 1,3 juta orang di kuartal pertama tahun ini dengan suntikan vaksin AstraZeneca. Dengan memutuskan tidak akan menyertakan lansia, Korsel memangkas target secara tajam menjadi 750.000 orang saja.
Meski demikian, pemangkasan target ini tidak akan mengubah rencana Korsel untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity) pada November 2021.
"Penyesuaian dalam inokulasi pada Februari dan Maret tidak akan berdampak pada tujuan kekebalan kawanan kami pada November," kata Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Jeong Eun-kyeong.
Korsel akan menunda inokulasi lansia dengan menggunakan suntikan vaksin AstraZeneca sampai ada lebih banyak data mengenai kemanjurannya yang tersedia.
Sebelumnya, Korsel mengumumkan kemungkinan penggunaan vaksin AstraZeneca pada orang berusia 65 tahun ke atas, meski dewan penasihat memperingatkan masih kurangnya data tentang kemanjurannya untuk kalangan lansia.
Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip mengatakan, regulator akan memberikan otorisasi darurat vaksin AstraZeneca dengan syarat perusahaan harus menyerahkan hasil uji klinis lengkapnya.
"Namun, kami telah menekankan perlunya kehati-hatian untuk penggunaan suntikan bagi orang berusia 65 tahun ke atas," kata Kim seperti dikutip dari Nikkei Asia.
Sejumlah negara Eropa telah memperingatkan bahwa suntikan vaksin hanya boleh diberikan kepada mereka yang berusia 18 hingga 64 tahun. Kekhawatiran itu pun pada akhirnya mengubah rencana Korsel yang ingin memprioritaskan penduduk lansia dan pekerja medis.
Vaksinasi pertama Korea Selatan akan dimulai pada 26 Februari 2021. Adapun dosis AstraZeneca yang disetujui untuk Korsel diproduksi oleh SK bioscience, cabang produsen obat dari SK Chemicals.
https://kamumovie28.com/movies/the-realm/
Curi Rp 18 Triliun, 3 Hacker Korut Didakwa di AS
Tiga orang hacker asal Korea Utara didakwa di Amerika Serikat karena mencuri lebih dari USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18 triliun dalam bentuk uang dan mata uang kripto lewat aksi peretasannya.
Korban peretasan tiga hacker ini bermacam, dari mulai perusahaan, bank, sampai studio film di Hollywood, seperti yang dikatakan oleh Kementerian Hukum AS. Tiga hacker tersebut adalah Jon Chang Hyok (31 tahun), Kim Il (27 tahun, dan Park Jin Hyok (36 tahun).
Ketiganya didakwa mencuri uang lewat aksi peretasan sebagai sampingan dari pekerjaan utama mereka, yaitu bekerja di intelijen militer Korut, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (18/2/2021).
Kementerian Hukum AS menyebut ketiga hacker itu bertanggung jawab atas bermacam aksi kriminal dan peretasan kelas atas. Seperti serangan terhadap Sony Pictures Entertainment, yang dilakukan sebagai balasan atas perilisan film 'The Interview', yang menceritakan kisah pembunuhan pemimpin Korea Utara.
Mereka pun diduga meretas sejumlah pegawai AMC Theatres dan jaringan komputer Mammoth Screen, sebuah perusahaan film asal Inggris, karena memproduksi sebuah serial drama tentang Korut.
WannaCry 2.0 juga disebut sebagai ransomware yang dibuat oleh ketiga hacker tersebut. Ada juga peretasan terhadap sejumlah bank di sejumlah negara Asia Tenggara dan Asia Selatan, Meksiko, dan Afrika, memanfaatkan protokol SWIFT untuk mencuri uang.
Sejumlah malware yang beredar antara Maret 2018 sampai September 2020 untuk menyerang pengguna mata uang kripto pun disebut sebagai hasil karya mereka. Jumlah total uang yang mereka curi tak terlalu jelas, karena dalam beberapa kasus, transaksinya bisa disetop dan dikembalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar