- Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik rencananya akan melanjutkan fase II dengan melibatkan 180 relawan. Uji klinis Fase II akan berlangsung jika mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Ini selesai di akhir Januari. Proses fase dua setelah dapatkan persetujuan BPOM," kata Yetty di RSUP dr Kariadi Semarang, Rabu (17/2/2021).
Namun, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut belum bisa memastikan kapan uji klinis fase II vaksin Nusantara bisa diberikan. Pasalnya, data hasil uji klinis fase I baru diterima.
"Kami baru menerima hasil uji klinik fase I-nya, jadi masih dievaluasi oleh timnya direktur registrasi dari BPOM dengan tim ahli untuk kelayakannya apakah bisa segera kita keluarkan protokol untuk uji Fase II-nya ya karena hasil dari Fase I-nya baru kami terima," jelas Penny.
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi juga belum bisa memastikan apakah vaksin Nusantara akan digunakan di Indonesia. Menurutnya, penggunaan vaksin Nusantara perlu rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
"Untuk penggunaan di Indonesia nanti dievaluasi dulu dan berdasarkan rekomendasi ITAGI ya," kata Nadia, dikutip dari CNNIndonesia.
https://nonton08.com/movies/there-is-love-in-high-school/
Catat! Do's and Dont's Pemakaian Masker Rangkap Menurut Satgas COVID-19
Pada 13 Februari 2021 lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan masker ganda atau dobel, dengan merangkap masker medis dengan masker berbahan kain. Hal ini disebut bisa memberikan perlindungan yang signifikan dari virus Corona COVID-19.
Para peneliti mengatakan, dengan melapisi masker medis sekali pakai dengan masker kain bisa menghalangi 92,5 persen partikel yang berpotensi menular.
"Sebuah penelitian baru yang dilakukan di laboratorium, bahwa kombinasi masker ganda ini memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pemakainya dan orang lain, dibandingkan memakai masker kain saja atau masker medis saja," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat, Kamis (18/2/2021).
Namun, Prof Wiku mengingatkan ada beberapa kombinasi masker yang tidak dianjurkan untuk digunakan secara bersamaan. Berikut do's and dont's saat menggunakan masker dobel atau masker rangkap.
1. Tidak boleh menggunakan 2 masker medis secara bersamaan
Tidak boleh menggunakan kombinasi dua masker medis secara bersamaan. Hal ini karena tidak akan meningkatkan daya penyaringan atau filtrasi pada masker tersebut.
2. Jangan gunakan masker KN95 bersamaan dengan masker lain
Salah satu masker yang banyak digunakan adalah jenis KN95. Tetapi, perlu diingat masker jenis ini sebaiknya digunakan sendiri atau tidak dilapisi dan untuk melapisi masker lain, baik di lapisan pertama maupun seterusnya.
3. Hindari penggunaan masker dengan katup udara
Hindari menggunakan masker yang memiliki katup udara, karena bisa menjadi celah atau jalan masuknya virus ke dalam tubuh.
4. Gunakan masker dengan kawat penyangga
Efektivitas masker kain ataupun masker medis bisa ditingkatkan dengan berbagai cara. Misalnya dengan menggunakan masker yang memiliki kawat penyangga yang bisa disesuaikan dengan bentuk hidung, agar masker bisa digunakan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar