TikTok Cash yang telah diblokir oleh Kominfo menawarkan sejumlah uang hanya dengan menonton dan like video Tiktok. Beberapa orang pun masuk dalam jebakan situs yang diduga melakukan skema Ponzi tersebut.
Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini.
Di TikTok Cash, sebelum bisa mendapatkan uang, pengguna internet harus mendaftar ke situs tersebut antara lain dengan menyertakan nomor ponsel dan alamat email.
TikTok Cash menawarkan paket keanggotaan mulai dari Rp 89.000 sampai Rp 15,999 juta. Pihak TikTok Indonesia, secara resmi menegaskan situs tersebut tidak berafiliasi dengan platform TikTok.
"Aplikasi ini ada 5 level (magang/sementara modal 89.000, karyawan modal 499.000, pemimpin modal 1.599.000, pengawas 4.999.000 dan pengelola Rp 15.000.000). Saya dikasih link tiktok cash dan diajak teman saya untuk join tiktok cash. Awalnya saya belum tau kalau ini money game sehingga saya ikut join karena iming-iming modal balik," tulis seorang pengguna bernama **ana dari Jakarta dalam email pengaduan ke detikINET, Kamis (18/2/2021).
Ia menyebut bahwa caranya hanya tinggal kerjakan tugas yang diberikan seperti mengirim screenshot foto yang di-Like di TikTok. Sesudahnya, pengguna akan diberikan sejumlah uang.
"Karena melihat teman saya share tentang aplikasi ini benar-benar ditransfer ke rek pribadinya, saya tergiur upgrade ke tahap berikutnya dengan modal Rp 1.599.000 tanggal 1 Februari dan tugas saya melakukan 16 kali like TikTok dibayar 5800/foto dan printscreen lalu upload. Saya berani upgrade karena melihat teman saya balik modal," tambah dia.
Namun kemudian, pembayaran seret terutama saat TikTok Cash mulai diblokir sehingga ia rugi sekitar sejuta rupiah. Ia berharap bisa diselidiki dalang dari kasus ini sehingga ada efek jera untuk para pelaku dan tidak muncuk makin banyak korban di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Halaman selanjutnya: Mau untung malah buntung...
https://kamumovie28.com/movies/lethal-seduction/
Thailand Produksi Vaksin AstraZeneca untuk Asia Tenggara
Selain Inggris dan Korea Selatan, Thailand juga memproduksi vaksin AstraZeneca. Perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca sepakat menjadikan Thailand sebagai mitra untuk memproduksi vaksin COVID-19 bagi kawasan Asia Tenggara.
Kesepakatan itu ditandatangani pada 27 November 2020 lalu dengan menunjuk Siam Bioscience sebagai mitra produksinya. Kepala Institut Vaksin Nasional Thailand Nakorn Premsri mengatakan, vaksin COVID-19 yang diproduksi di Thailand dijadwalkan siap digunakan untuk vaksinasi massal pada Juni 2021.
"Thailand dapat memproduksi kurang lebih 18 juta dosis vaksin AstraZeneca tiap bulannya," kata Nakorn seperti dikutip dari AFP, Kamis (18/2/2021).
Namun sejauh ini, belum jelas berapa banyak vaksin yang akan disalurkan ke rakyat Thailand dan berapa yang akan diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara.
"Strategi pengadaan vaksin di Thailand bergantung pada persediaan vaksin AstraZeneca yang diproduksi Siam Bioscience. Thailand memilih memproduksi vaksinnya sendiri karena ingin menjaga persediaan vaksin di dalam negeri," kata Nakorn.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Kesehatan Thailand mengungkapkan, AstraZeneca juga akan bekerja sama dengan Siam Bioscience untuk mendirikan fasilitas manufaktur.
"Dengan transfer teknologi dari AstraZeneca dan mengikuti persetujuan peraturan FDA Thailand, perusahaan menargetkan untuk memiliki batch pertama vaksin yang akan tersedia pada pertengahan tahun depan," kata Ketua Siam Bioscience, Satitpong Sukvimol.
Jelang pelaporan dari hasil uji klinis tahap akhir pada Oktober 2020 lalu, AstraZeneca telah menandatangani beberapa kesepakatan dengan perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia untuk memasok lebih dari tiga miliar dosis vaksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar