Selasa, 23 Februari 2021

Varian Corona Inggris Disebut Bisa Sebabkan Sakit yang Lebih Lama

 Varian baru virus Corona dari Inggris yang disebut B117 memiliki mutasi yang membuatnya bersifat lebih mudah menular. Selain itu, menurut laporan beberapa studi, varian ini tampaknya juga bisa menyebabkan gejala penyakit yang lebih lama daripada varian umum sebelumnya.

Para peneliti dari Harvard University melakukan percobaan dengan setiap hari menguji jumlah virus (viral load) pada 65 pasien positif COVID-19. Tujuh di antaranya diketahui terinfeksi varian virus B117.


Peneliti menemukan bahwa jumlah virus di dalam tubuh semua pasien rata-rata hampir mirip. Namun, ada perbedaan lama durasi infeksi di antara kelompok varian B117 dan varian yang umum.


Para pasien dengan B117 menunjukkan waktu infeksi rata-rata 13,3 hari sedangkan varian umum rata-rata hanya 8,2 hari. Waktu jumlah virus mencapai puncak juga berbeda dengan varian B117 membutuhkan waktu lebih lama yaitu 5,3 hari versus varian umum yang hanya butuh waktu 2 hari.


Peneliti berpendapat hal ini kemungkinan menjelaskan kenapa varian B117 bisa mudah menular dan menyebabkan lebih banyak kasus. Waktu infeksi yang lebih lama memberikan lebih banyak kesempatan bagi virus untuk menulari orang lain.


"Ini masih temuan awal, karena hanya berdasarkan tujuh kasus B117," kata peneliti seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/2/2021).


"Tapi, bila melihat data tambahan ini, tampaknya perlu waktu isolasi lebih lama dari yang sekarang disarankan yaitu 10 hari setelah gejala muncul untuk secara efektif mencegah infeksi dari varian ini," pungkas peneliti.

https://cinemamovie28.com/movies/the-intervention-3/


Filipina Tak Berikan Vaksin Corona Sinovac untuk Nakes, Ini Sebabnya


Filipina telah menyetujui vaksin Corona buatan Sinovac Biotech, CoronaVac, sebagai penggunaan darurat. Namun, negara itu tidak merekomendasikan vaksin Sinovac untuk diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes), karena tingkat efikasinya yang rendah.

Dikutip dari Channel News Asia, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina, Ronaldo, Enrique Domingo, mengatakan bahwa data uji klinis tahap akhir vaksin Sinovac memiliki tingkat efikasi yang lebih rendah ketika disuntikkan ke nakes yang terpapar COVID-19, jika dibandingkan dengan orang sehat berusia 18-59 tahun.


"Menurut para ahli kami, vaksin (Sinovac) bukanlah vaksin terbaik untuk mereka," kata Domingo.


Domingo pun mengutip hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Brasil, Turki, dan Indonesia. Disebutkan, Brasil hanya mencatat angka efikasi sebesar 50,4 persen, yang melibatkan 12.500 relawan.


Sedangkan Turki mencatat efikasi hasil uji klinis vaksin Sinovac sebesar 91 persen, yang melibatkan 752 relawan. Di Indonesia sendiri efikasinya mencapai 65,3 persen.


Vaksin Sinovac merupakan kandidat ketiga vaksin Corona yang telah mengantongi izin penggunaan darurat di Filipina.


Selain vaksin Sinovac, Filipina juga mengandalkan 117 ribu dosis vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech yang telah diamankan melalui skema COVAX. Hingga saat ini, Filipina belum memulai vaksinasi COVID-19.


"Mohon bersabar, karena vaksin tertunda dalam beberapa hari. Namun, akhirnya kita akan tetap dapat memulai vaksinasi," kata juru bicara kepresidenan Harry Roque dalam penjelasan terpisah.

https://cinemamovie28.com/movies/the-intervention-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar