Memakai masker adalah kebutuhan wajib di masa pandemi COVID-19, terutama jika bepergian ke tempat umum. Bagi anak muda, pakai masker 'polosan' sepertinya kurang kece, sehingga muncul tren penggunaan tali masker.
Penggunaan strap atau tali masker sendiri mulai muncul di akhir 2020. Saat itu mulai banyak artis asal Korea Selatan yang tampil di publik menggunakan strap masker.
Tak lama, penggunaan tali masker juga akhirnya ter-notice nih di kalangan anak muda Indonesia. Sekarang sudah banyak banget online shop yang berjualan tali masker.
Tapi penggunaan tali masker sendiri tidak dianjurkan oleh Satgas Penanganan COVID-19. Katanya, pemakaian tali masker tersebut karena justru berpotensi menyebarkan virus.
"Kalau kita turunkan pakai pengait itu sampai ke bawah, itu akan kena ke hijab, ke baju. Jadi sebenarnya bagian dalam masker itu tidak boleh kontak dengan lain-lain kecuali dengan bagian tubuh," kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting, SpP (K) dalam konferensi pers BNPB yang disiarkan Minggu (21/2/2021).
Strap masker ini biasanya digunakan sebagai aksesoris pelengkap karena bentuknya yang lucu dan berwarna-warni.
Beberapa orang mengaku terbantu dengan penggunaan strap tali masker. Katanya sih, nggak perlu repot lagi menyimpan masker saat makan.
"Jadi kalau setiap makan nggak usah repot nyimpen di kantong bisa langsung dikalungin aja dan tidak diturunin ke dagu. Kan kalau di dagu bukannya lebih tidak efektif?" kata Nisa (29), karyawan swasta, saat diwawancara detikcom, Selasa (23/2/2021).
Biasanya nih aksesoris lucu dan berwarna-warni identik dengan kaum hawa. Tapi strap masker juga ternyata diminati oleh para pria. Salah satunya Lucas, yang juga seorang karyawan swasta, tertarik menggunakan strap masker karena kepraktisannya.
"Buat digantungin pas makan sih. Kalau nggak dikalungin, mau naro di mana?" sebutnya.
Lain lagi dengan Yenni, yang memakai strap masker biar kelihatan lebih kece dan fashionable. Penggunaan strap masker menurutnya akan membuat pemakainya lebih terlihat 'menonjol' terlebih warna masker terbatas hanya putih, hijau, atau biru.
"Soalnya lucu sih, lebih fashionable. Banyak strap juga yang modelnya lucu-lucu banget jadi kece aja kelihatannya," kata Yenni.
Kalau kamu gimana? Tertarik pakai strap masker juga nggak?
https://cinemamovie28.com/movies/trust/
Dinkes: Kasus Aktif Corona DKI Mulai 'Landai', Keterisian Bed Menurun
Kasus aktif Corona DKI Jakarta tampaknya sudah mulai menurun. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti melihat penurunan laju kasus aktif COVID-19 sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dimulai.
Menurut Widyastuti, data menunjukkan penurunan signifikan dari 7 Februari lalu yaitu sebanyak 23.869 kasus, hingga di 21 Februari tercatat sebanyak 13.309 kasus aktif Corona.
Penurunan kasus aktif Corona DKI disebut Widyastuti dampak dari penerapan PPKM mikro yang kini diperpanjang hingga 8 Maret 2021.
"Laju kasus aktif yang nampak menurun ini juga disumbang oleh peningkatan kesembuhan pasien positif COVID-19, yang mana per tanggal 7 Februari 2021 sebesar 265.359 dengan persentase kesembuhan 90,3 persen, meningkat per 21 Februari 2021 sebesar 310.412 dengan persentase 94,5 persen dari persentase kesembuhan nasional yang berada pada 85 persen," jelas Widyastuti dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom pada Selasa (23/2/2021).
Kabar baik lainnya, kata Widya, merupakan penurunan keterisian bed RS ruang isolasi maupun ICU dalam beberapa waktu terakhir. Widya menyebut hal ini dikarenakan strategi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya yang menambah kapasitas bed isolasi dan ICU sehingga angka kesembuhan meningkat dan bed occupancy rate (BOR) berkurang.
"Ada penurunan yang cukup signifikan pada keterisian tempat tidur isolasi di mana per tanggal 5 Februari 2021 sebanyak 8.259 tempat tidur kita terisi 5.921 tempat tidur atau 72 persen, menurun per tanggal 21 Februari 2021 di mana kapasitas tempat tidur ditambah menjadi 8.321 tempat tidur dan terisi 5.461 tempat tidur atau 66 persen dari kapasitas yang ada," tambah Widyastuti.
"Sementara itu kapasitas ICU juga mengalami penurunan, yakni per tanggal 5 Februari 2021 kapasitas ICU kita sebesar 1.133 dan terisi 842 atau 74 persen, dan pada 21 Februari 2021 kapasitas ICU sebesar 1.156, terisi 817 atau 71 persen," lanjutnya.
Di sisi lain, Widyastuti menekankan agar tak menanggapi tren laju penurunan dengan melonggarkan protokol COVID-19. Disebutnya, tetap perlu mewaspadai penularanCOVID-19 terlebih di tengah kondisi hujan ekstremJabodetabek dan sebagian warga berkumpul di tempat pengungsian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar