Kamis, 27 Agustus 2020

5 Mitos Soal Payudara, Benarkah Sering Diremas Bikin Besar?

Payudara merupakan salah satu organ tubuh wanita yang sering jadi perhatian. Tiap wanita bisa memiliki bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, namun karena topiknya yang tertutup tidak heran bila di tengah masyarakat muncul berbagai mitos.
Contoh mitos populer yang sering muncul berkaitan dengan besar payudara. Beberapa orang hingga kini percaya sering meraba atau meremas payudara bisa membantunya tumbuh lebih besar.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut 5 mitos soal besar payudara yang sebaiknya jangan lagi dipercayai:

1. Payudara besar ASI-nya banyak

Sebagian orang percaya payudara yang besar menandakan seorang wanita bisa menghasilkan banyak air susu ibu (ASI). Mengomentarinya dr Margareta Komalasari, SpA, dari Brawijaya Women and Children Hospital mengatakan itu sama sekali tidak benar. ASI dihasilkan oleh kelenjar susu sementara payudara yang tampak besar bisa jadi karena lemak.

"Itu mitos. Tidak ada hubungan antara ukuran payudara dengan banyak atau tidaknya produksi ASI," tutur dr Margareta beberapa waktu lalu.

2. Payudara bisa besar bila sering diremas

dr Larissa Hirsch dari Weill Cornell Medical Center menjelaskan sering menyentuh, meremas, atau memijat payudara tidak akan berpengaruh membuatnya jadi lebih besar. Menurut dr Larissa ukuran payudara seorang wanita lebih ditentukan oleh faktor genetik, hormon, dan asupan nutrisinya saat masih anak-anak.

3. Payudara besar artinya gairah seks tinggi

Dalam beberapa film khusus dewasa, kerap kali aktris utamanya digambarkan sebagai sosok bertubuh sintal dengan payudara besar. Sehingga banyak yang berpikir payudara besar identik dengan nafsu seks yang besar.

Androlog dari RSUP Fatmawati, dr Nugroho Setiawan, SpAnd, menegaskan bahwa hal itu keliru.

"Nggak ada relevansinya. Gairah bercinta kan dipengaruhi banyak faktor seperti hormon, kebugaran tubuh, pengalaman seksnya. Kalau dia trauma hubungan seks akan terasa menakutkan dan menyakitkan, tapi kalau bercinta memberikan pengalaman yang baik ya dia tidak takut bercinta," kata dr Nugroho beberapa waktu lalu.

4. Olahraga perbesar payudara

Wanita yang ingin memperbesar payudara dengan olahraga sebaiknya berhenti. Pakar mengatakan hal tersebut percuma, ukuran payudara tidak akan membesar meskipun kamu sering olahraga.

"Payudara terdiri dari jaringan, bukan otot. Memperkuat otot payudara tidak membuat ukuran payudaramu membesar," ujar Dawn Kenney, pakar kesehatan payudara.

5. Payudara besar bikin punggung bengkok

Ukuran payudara yang besar kadang dipercaya dapat membuat tulang punggung rentan bengkok (skoliosis) akibat beratnya. Hal ini dibantah oleh Lebana Simanihuruk, pakar penyakit skoliosis dari Jakarta.

Menurut Lebana tidak mungkin seseorang kena skoliosis hanya karena payudaranya yang besar. Skoliosis memang lebih rentan terjadi pada wanita, tapi faktor penyebabnya adalah komposisi otot wanita yang lebih sedikit dari pria.

Pakar Vaksin RI Komentari Kematian Dokter 'Whistle Blower' Virus Corona

 Dokter Li Wenliang (34) dari Wuhan, China, dikabarkan meninggal dunia setelah dirawat akibat terinfeksi virus corona baru (2019-nCoV). Ia dikenang sebagai pahlawan karena jadi salah satu dokter pertama yang menemukan virus pada bulan Desember lalu namun 'dibungkam' oleh otoritas setempat.
Berbicara pada CNN, Li mengaku saat itu hanya ingin memperingatkan koleganya. Kala itu Li berbicara di grup dokter agar yang lain waspada terhadap virus mirip SARS dan selalu mengenakan pakaian pelindung.

Tak lama polisi datang dan menuduh Li telah menyebarkan hoax yang berisiko menimbulkan kegaduhan. Li dipaksa menandatangani perjanjian agar dirinya tak lagi menyebarkan info soal virus bila tak ingin ditahan.

"Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman kelas saya di universitas agar berhati-hati," kata Li pada CNN beberapa hari lalu.

Kematian Li pada Jumat (7/2/2020) menuai berbagai respons. Netizen di China banyak mengungkapkan rasa sedih dan marah.

Di Indonesia pakar vaksin dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas berkomentar agar hal ini dijadikan pelajaran bagi pemerintah.

"Pelajaran dari kasus beliau (Li Wenliang) bila peneliti atau ilmuwan menemukan sesuatu yang sesuai kapasitas keilmuannya, sebaiknya didengarkan dulu. Jangan langsung dianggap macam-macam. Bisa jadi apa yang disampaikan adalah kebenaran," kata dr Dirga pada detikcom.

Menurut dr Dirga harga yang harus dibayar hanya untuk meredam kepanikan publik bisa sangat mahal bila peringatan dari ilmuwan tidak didengarkan.
https://nonton08.com/hitman-agent-jun/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar