Orgasme merupakan puncak kepuasan saat bercinta. Namun ada kalanya, wanita maupun pria hanya berpura-pura mendapatkannya. Hal ini dilakukan untuk menghargai pasangan agar tidak merasa kecewa.
Tidak ada tanda pasti saat seseorang pura-pura orgasme, karena kondisi ini tergantung seberapa pintar melakukan akting. Namun tanpa disadari hal itu dapat memberikan dampak buruk pada hubungan.
Dikutip dari Everydayhealth, berikut 4 dampak buruk pura-pura orgasme:
1. Akan sulit mencapai orgasme yang sesungguhnya
Terapis seks, Gracie Landes, mengatakan bahwa pura-pura orgasme menyebabkan hilangnya sensasi dan rangsangan pada tubuh. Tidak hanya itu, pura-pura orgasme juga membuat Anda lebih sulit mencapai orgasme yang sesungguhnya. Kondisi ini akan membuat stres karena terlalu fokus memikirkan cara mencapai klimaks dan membuat Anda tidak mood lagi melakukan bercinta.
2. Merusak hubungan dengan pasangan
Sebuah penelitian di jurnal Communication Monographs terbitan 2014 menemukan bahwa seseorang yang mengalami orgasme sesungguhnya akan lebih terbuka dengan pasangan. Selain itu, orgasme yang sesungguhnya akan melepaskan 'love hormone' yaitu hormon yang membantu Anda dan pasangan lebih terikat.
Seseorang yang pura-pura orgasme hanya membuat hubungan dengan pasangan menjadi buruk. Hal ini karena pura-pura orgasme tidak melepaskan 'love hormon', sehingga tidak ada chemistry dengan pasangan.
3. Menghilangkan kepercayaan dalam hubungan
Pura-pura orgasme dapat dikategorikan sebagai kebohongan dalam hubungan. Setiap orang akan merasa kecewa saat dibohongi oleh pasangannya, termasuk dalam kehidupan seks. Menurut Landes, kondisi ini menyebabkan kurangnya rasa percaya pasangan dengan Anda maupun hubungan.
4. Mengacaukan komunikasi
Umumnya, wanita dinilai lebih sering pura-pura orgasme. Padahal, sebuah penelitian di jurnal Sexual and Relationship pada 2016 menemukan bahwa sebanyak 35 persen pria pura-pura orgasme. Saat Anda pura-pura orgasme dan pasangan melakukan hal yang sama, sesi bercinta akan terasa biasa dan membosankan. Sebaiknya, komunikasi dan berkata jujur dengan pasangan untuk mengatasi masalah ini.
5 Teori yang Menjelaskan Kaitan Tidur dengan Berat Badan
Kata siapa banyak tidur bikin cepat gemuk? Faktanya, orang-orang yang kurang tidur justru lebih berisiko mengalami kegemukan. Kok bisa begitu?
Berbagai penelitian membuktikan bahwa seseorang butuh tidur yang cukup agar tidak cepat gemuk. Ini menjelaskan kenapa beberapa orang tidak kurus-kurus meski rajin olahraga dan sudah menjaga pola makan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut, di antaranya:
1. Kurang tidur adalah faktor risiko gemuk
Salah satu penelitian yang pernah dilakukan menyebut orang-orang yang tidur kurang dari 7 jam sehari punya risiko obesitas 15 persen lebih besar. Penelitian lain menunjukkan, orang-orang yang tidur hanya 5 jam sehari selama 5 hari berturut-turut mengalami peningkatan berat badan sebesar 0,82 kg.
2. Kurang tidur bikin nafsu makan tidak terkontrol
Ada dua hormon penting yang mengatur nafsu makan yakni ghrelin dan leptin. Saat seseorang kurang tidur, pelepasan kedua hormon teresbut berkurang sehingga nafsu makan makin tidak terkontrol.
3. Kurang tidur membuat kontrol diri berkurang
Aktivitas otak di bagian frontal lobe menurun ketika seseorang kurang tidur. Bagian ini merupakan pusat pengambilan keputusan dan kontrol diri. Makin tidak aktif, makin sulit menentukan pilihan bijak, termasuk urusan pola makan.
4. Kurang tidur meningkatkan asupan kalori
Karena tidak mungkin makan saat sedang tidur, maka banyak tidur akan mengurangi peluang ngemil yang tidak perlu.
5. Kurang tidur mengganggu metabolisme
Saat tidak sedang beraktivitas, sebenarnya tubuh tetap membakar sejumlah kalori. Banyaknya kalori yang terbakar saat istirahat dikenal sebagai resting metabolic rate. Laju metabolisme melambat ketika kurang tidur, sehingga lebih rentan penumpukan kalori dalam bentuk lemak.
https://indomovie28.net/sex-service-in-aromatherapist-school-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar