Dokter Li Wenliang (34) dari Wuhan, China, dikabarkan meninggal dunia setelah dirawat akibat terinfeksi virus corona baru (2019-nCoV). Ia dikenang sebagai pahlawan karena jadi salah satu dokter pertama yang menemukan virus pada bulan Desember lalu namun 'dibungkam' oleh otoritas setempat.
Berbicara pada CNN, Li mengaku saat itu hanya ingin memperingatkan koleganya. Kala itu Li berbicara di grup dokter agar yang lain waspada terhadap virus mirip SARS dan selalu mengenakan pakaian pelindung.
Tak lama polisi datang dan menuduh Li telah menyebarkan hoax yang berisiko menimbulkan kegaduhan. Li dipaksa menandatangani perjanjian agar dirinya tak lagi menyebarkan info soal virus bila tak ingin ditahan.
"Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman kelas saya di universitas agar berhati-hati," kata Li pada CNN beberapa hari lalu.
Kematian Li pada Jumat (7/2/2020) menuai berbagai respons. Netizen di China banyak mengungkapkan rasa sedih dan marah.
Di Indonesia pakar vaksin dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas berkomentar agar hal ini dijadikan pelajaran bagi pemerintah.
"Pelajaran dari kasus beliau (Li Wenliang) bila peneliti atau ilmuwan menemukan sesuatu yang sesuai kapasitas keilmuannya, sebaiknya didengarkan dulu. Jangan langsung dianggap macam-macam. Bisa jadi apa yang disampaikan adalah kebenaran," kata dr Dirga pada detikcom.
Menurut dr Dirga harga yang harus dibayar hanya untuk meredam kepanikan publik bisa sangat mahal bila peringatan dari ilmuwan tidak didengarkan.
Kedutaan Indonesia Imbau WNI di Singapura Tetap Waspada Virus Corona
Pada 4 Februari 2020 lalu, Ministry of Health (MOH) Singapura melaporkan kasus virus corona ke-21 yang terjadi di negaranya. Hal itu terjadi pada Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 44 tahun yang bekerja sebagai pekerja migran.
Berdasarkan rilis yang diterima, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mengimbau seluruh WNI yang ada di negara tersebut untuk tetap waspada. Selain itu, para WNI juga diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan.
Perkembangan soal WNI yang positif terkena virus corona, saat ini ia tengah menjalani perawatan di ruang isolasi di Singapore General Hospital. Keadaannya saat ini terpantau stabil. Untuk tetap memantaunya, pihak KBRI terus melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Sebelumnya, WNI berusia 44 tahun tersebut dikabarkan positif terinfeksi virus corona meskipun tidak pernah memiliki riwayat perjalanan ke China. Namun, kuat diduga ini terjadi karena ia bekerja sebagai pekerja rumah tangga dari warga Singapura yang telah terbukti positif coronavirus.
Hingga 5 Februari lalu, sekitar 385 orang yang dicurigai terinfeksi virus corona. Ini terdiri dari 28 orang positif virus corona (satu orang dinyatakan pulih pada 4 Februari dan diperbolehkan pulang), 295 orang negatif coronavirus, dan 62 orang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan serta uji lab.
https://nonton08.com/beyond-the-mask/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar