Jumat, 28 Agustus 2020

Satgas COVID-19 Tekankan Imunitas, Singgung Jiwa yang Bahagia

 Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyinggung pentingnya menjaga imunitas di masa pandemi Corona. Ia menyebut kondisi jiwa yang tidak stabil, seperti stres, akan membuat tubuh rentan terkena penyakit.
"Imunitas ini adalah bentuk ketahanan tubuh terhadap penyakit. Imun manusia ini merupakan sistem yang cukup kompleks dan kondisi jiwa yang bahagia punya potensi untuk menurunkan stres yang ada pada tubuh," ujar Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/8/2020).

Di dalam konteks pandemi Corona, masyarakat diharapkan mampu menjaga tubuh tetap dalam kondisi prima. Prof Wiku menyinggung ada beberapa cara meningkatkan imunitas, yang paling mudah adalah dengan istirahat yang cukup, olahraga teratur, dan menjaga asupan gizi tetap baik.

"Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan. Bisa menonton film di rumah dan juga aktivitas lain," ungkapnya.

"Tapi pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat kita serahkan kepada masyarakat, yang jelas harus aman COVID-19 dan kita bisa produktif," pungkasnya.

Cara Tepat Ukur Berat & Tinggi Anak untuk Monitoring Pertumbuhannya

 Masalah pertumbuhan anak pada usia awal kehidupannya, dapat berdampak bagi potensi pertumbuhan optimal dirinya di masa depan. Saat ini salah satu masalah yang ada bagi pertumbuhan anak menurut data WHO adalah stunting.
Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Conny Tanjung, Sp. A (K) mengatakan stunting tidak terjadi secara langsung, namun diawali dengan hambatan pertumbuhan yaitu Growth Faltering. Masalah pertumbuhan ini pun mempunyai penyebab asal muasal mengapa bisa terjadi pada anak.

"Dari penelitian ternyata diketahui penyebab tersering adalah kualitas makanan yang kurang baik, ketidakcukupan energi dan protein, disertai dengan penyakit yang sifatnya akut atau kronis," ungkapnya, dalam acara Webinar Pediasure 'Mengapa Pertumbuhan Anak Sangat Penting dalam 5 Tahun Pertama', Kamis (27/8/2020).

dr. Conny menjelaskan dari penelitian yang ada menemukan, subjek yang baru mengalami growth faltering dan belum terkena stunting sudah mengalami gangguan intelektual serta risiko yang lebih tinggi untuk terkena stunting.

"Tentunya (growth faltering) mempengaruhi morbiditas dan mortalitas, kemudian menurunkan fungsi kognitif dan neurodevelopmental, meningkatkan risiko-risiko penyakit di masa dewasa atau tua, dan hilangnya potensi dari pertumbuhan fisik," jelasnya.

Untuk menjaga growth faltering agar tidak terjadi, dr. Conny menyarankan untuk memfokuskan para orang tua kepada tumbuh kembang sang anak. Caranya adalah dengan monitoring pertumbuhan dengan alat penimbangan berat badan, panjang badan, serta lingkar kepala. dr. Conny pun membagikan cara yang tepat untuk mengukur berat badan anak.

"Kalau untuk anak-anak di bawah 2 tahun biasa kita pakai timbangan yang untuk tidur dengan ketepatan pengukuran itu sekitar 10 gram. Kalau untuk di atas 2 tahun, biasanya pakai timbangan yang berdiri dengan ketepatan pengukuran bisa sampai 100 gram. Timbangan ini harus selalu diset di angka 0 dan secara regular dikalibrasi," jelasnya.

"Taruh timbangan di tempat yang rata, jangan bergelombang. Set di angka 0, kemudian jangan pakai baju atau kalau mau hanya pakai pampers ya minimal. Anaknya juga jangan goyang-goyang saat menimbang, serta jangan pakai timbangan kamar mandi," imbuhnya.

Sementara untuk mengukur tinggi anak, dr. Conny mengatakan ada prosedur yang benar-benar harus diikuti.

"Anaknya harus kepala, pundak, bokong, dan tumit itu menempel pada dinding. Jangan pakai sepatu, kaus kaki, topi, atau aksesoris rambut juga jangan. Kita mengukur pandangan harus lurus sesuai dengan frankfurt plane. Ambil pengukurannya ke 0.1 cm yang terdekat," jelasnya.
https://kamumovie28.com/hotesses-de-i-air-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar