Masalah pertumbuhan anak pada usia awal kehidupannya, dapat berdampak bagi potensi pertumbuhan optimal dirinya di masa depan. Saat ini salah satu masalah yang ada bagi pertumbuhan anak menurut data WHO adalah stunting.
Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Conny Tanjung, Sp. A (K) mengatakan stunting tidak terjadi secara langsung, namun diawali dengan hambatan pertumbuhan yaitu Growth Faltering. Masalah pertumbuhan ini pun mempunyai penyebab asal muasal mengapa bisa terjadi pada anak.
"Dari penelitian ternyata diketahui penyebab tersering adalah kualitas makanan yang kurang baik, ketidakcukupan energi dan protein, disertai dengan penyakit yang sifatnya akut atau kronis," ungkapnya, dalam acara Webinar Pediasure 'Mengapa Pertumbuhan Anak Sangat Penting dalam 5 Tahun Pertama', Kamis (27/8/2020).
dr. Conny menjelaskan dari penelitian yang ada menemukan, subjek yang baru mengalami growth faltering dan belum terkena stunting sudah mengalami gangguan intelektual serta risiko yang lebih tinggi untuk terkena stunting.
"Tentunya (growth faltering) mempengaruhi morbiditas dan mortalitas, kemudian menurunkan fungsi kognitif dan neurodevelopmental, meningkatkan risiko-risiko penyakit di masa dewasa atau tua, dan hilangnya potensi dari pertumbuhan fisik," jelasnya.
Untuk menjaga growth faltering agar tidak terjadi, dr. Conny menyarankan untuk memfokuskan para orang tua kepada tumbuh kembang sang anak. Caranya adalah dengan monitoring pertumbuhan dengan alat penimbangan berat badan, panjang badan, serta lingkar kepala. dr. Conny pun membagikan cara yang tepat untuk mengukur berat badan anak.
"Kalau untuk anak-anak di bawah 2 tahun biasa kita pakai timbangan yang untuk tidur dengan ketepatan pengukuran itu sekitar 10 gram. Kalau untuk di atas 2 tahun, biasanya pakai timbangan yang berdiri dengan ketepatan pengukuran bisa sampai 100 gram. Timbangan ini harus selalu diset di angka 0 dan secara regular dikalibrasi," jelasnya.
"Taruh timbangan di tempat yang rata, jangan bergelombang. Set di angka 0, kemudian jangan pakai baju atau kalau mau hanya pakai pampers ya minimal. Anaknya juga jangan goyang-goyang saat menimbang, serta jangan pakai timbangan kamar mandi," imbuhnya.
Sementara untuk mengukur tinggi anak, dr. Conny mengatakan ada prosedur yang benar-benar harus diikuti.
"Anaknya harus kepala, pundak, bokong, dan tumit itu menempel pada dinding. Jangan pakai sepatu, kaus kaki, topi, atau aksesoris rambut juga jangan. Kita mengukur pandangan harus lurus sesuai dengan frankfurt plane. Ambil pengukurannya ke 0.1 cm yang terdekat," jelasnya.
"Kalau untuk tidur pengukuran tinggi anak di bawah 2 tahun itu lebih susah butuh dua orang. Kalau satu orang gimana kalau anaknya nangis-nangis dan bergerak, kita perlu pegang tumitnya dan lututnya diratakan di alat pengukur itu," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Urusan Medis Abbot untuk Asia Pasifik Dr. Jose Dimaano mengatakan pihaknya telah mengembangkan sebuah tools atau alat untuk mempermudah para orang tua melakukan monitoring perkembangan anak. Tools tersebut adalah Pediasure Growthpedia yang menawarkan dua pilihan bagi orang tua untuk melacak pertumbuhan anak yaitu Growth Tracker dan Filter Growth Augmented Reality (AR).
"Growthpedia Growth Tracker bisa ditemukan di website Pediasure AbbotIndonesia www.pediasure.co.id dan orangtua bisa mengatur data pertumbuhan anak. Ada beberapa informasi yang dikumpulkan seperti gender, tanggal ulang tahun, berat badan dan tinggi di centimeter, dan juga tinggi dari orang tua," jelasnya.
Dr. Jose mengatakan terkait Filter Growth Augmented Reality (AR), bisa orang tua temukan melalui media sosial Instagram Pediasure Abbot Indonesia. Hanya dengan smartphone, para orang tua sudah bisa mengukur tinggi badan anak secara digital dan melacak tumbuh kembang anak.
"Ini adalah salah satu cara paling menyenangkan sebagai orang tua untuk melakukan bonding dengan anak dan pada saat yang bersamaan orang tua juga mendapatkan informasi tentang tinggi anak serta melihat apakah sudah sesuai dengan standar dari WHO," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/full-garden-house-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar