Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan alasan mengapa tes Corona di Indonesia tidak bisa mencapai target WHO. Ia menyebut untuk mencapai target pemeriksaan sebanyak 30 ribu cukup berat karena ada beberapa hal.
"Kondisi ini terjadi karena upaya untuk memperkuat jejaringan laboratorium yang ada dan memaksimalkan fasilitasnya yang ada di laboratorium itu menjadi tantangan utama kami," ungkapnya dalam siaran pers melalui kanal YouTube Setpres, Kamis (27/8/2020).
Prof Wiku menambahkan, sumber daya manusia yang tidak banyak menjadi salah satu kendala kenapa pencapaian spesimen tidak mencapai target.
"Sumber daya manusia (SDM) laboratorium yang memang saat ini bekerja di lab jumlahnya tidak banyak, tentunya ini membutuhkan mobilisasi dari SDM lab yang lebih banyak. Sehingga jam operasionalnya bisa ditingkatkan," lanjutnya.
Selain SDM, Prof Wiku menyebut pengiriman sampel dari fasilitas kesehatan ke lab juga perlu diatur. Tidak hanya suplai dari reagen yang diperlukan untuk lab.
Namun, Prof Wiku menegaskan alat PCR di masing-masing laboratorium pun cukup banyak. Ada 12 kementerian lembaga yang mengelola hampir dari 300 laboratorium di Indonesia.
Jenis-jenis Road Bike, Sepeda 'Sultan' yang Diusulkan Anies Bisa Masuk Tol
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengusulkan road bike bisa masuk Tol Lingkar Dalam (Cawang-Tanjung Priok) pada waktu tertentu. Jenis sepeda yang satu ini memang beda dibanding sepeda pada umumnya.
Secara umum, road bike adalah jenis sepeda untuk dikendarai dengan kecepatan tinggi di jalan raya. Dalam keseharian, sering disebut sebagai 'sepeda balap' meskipun sepeda balap sendiri ada banyak jenisnya dan tidak semua dipakai di jalan raya.
Kepala bidang umum ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) DKI Fatur Racavvara menjelaskan, road bike dicirikan dengan tapak roda yang kecil dan halus karena memang digunakan di jalan yang mulus. Tapak yang kecil memberikan hambatan yang lebih kecil sehingga bisa melaju lebih kencang.
Perbedaan lainnya adalah pada geometri atau bentuk. Geometri sepeda jenis road bike membuat pengendaranya lebih merunduk dibanding sepeda jenis lain, dengan bentuk stang atau handle bar yang biasanya mirip tanduk atau biasa disebut drop bar.
Banyak jenis dan variasi
Meski demikian, road bike juga ada banyak jenis dan variasinya. Misalnya, tidak semua road bike menggunakan stang jenis drop bar.
"Ada ciri khas dari road bike yang model setangnya yang telah diperbaharui dari bentuk drop handle menjadi flat handle," jelas Fatur.
Spesifikasi juga membedakan jenis-jenis road bike. Ada yang dikhususkan untuk menempuh jarak jauh yakni jenis endurance, ada juga yang dirancang untuk mendapatkan kecepatan maksimal. Biasanya dicirikan dengan bentuk yang serba aerodinamis, bobot ringan.
Menurut Fatur, jenis road bike yang banyak dipakai dalam keseharian adalah jenis universal. Road bike jenis ini bersifat multifungsi, bisa mengakomodir kebutuhan banyak pesepeda.
"Road bike yang termasuk dalam tipe universal misalnya cyclocross bike atau sering juga disebut dengan sebutan gravel road," kata Fatur.
Sepeda 'sultan' yang sebenarnya
Jenis-jenis road bike juga bisa dikelompokkan berdasarkan harganya. Walau ada juga produk lokal yang harganya ada di kisaran Rp 5-6 juta, umumnya road bike dijual dengan kisaran harga puluhan juta rupiah tergantung spesifikasi dan jenis bahan yang digunakan.
"Kalau yang produk impor atau jenis-jenis sepeda yang suka dipakai atlet-atlet di luar negeri itu mulai dari 50 jutaan sampai dengan 300-400 jutaan (rupiah)," kata Fatur.
Kisaran harga road bike bisa dibilang lebih tinggi dibanding jenis sepeda lain. Bahkan lebih mahal dibanding sepeda lipat import yang belakangan sedang hype dengan sebutan 'sepeda sultan'.
"Brompton itu sepeda mid level aja sebenernya. Cuma karena disukai pejabat maka booming," kata Fatur.
https://kamumovie28.com/millae-good-brother-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar