Gubernur Bali I Wayan Koster menetapkan arak bali legal untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukannya dengan tujuan untuk mendongkrak ekonomi rakyat di Bali.
Keputusan untuk melegalkan arak dan minuman berfermentasi ini dituangkan dalam Peraturan Gubernur No 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Koster mengatakan, legalisasi arak Bali itu juga sudah disetujui oleh kementerian Dalam Negeri.
"Saya mengharapkan, dengan telah diatur dalam Pergub maka minuman fermentasi khas Bali ini menjadi kekuatan ekonomi baru kita berbasis kerakyatan dan kearifan lokal Bali," kata Koster seperti dikutip Antara, Rabu (5/2).
Arak merupakan salah satu jenis minuman beralkohol yang diproduksi di kawasan Asia, namun nama Arak sendiri lebih sering digunakan di Indonesia dan Malaysia. Sebagaimana alkohol pada umumnya, arak punya dua sisi bagi kesehatan.
Dikutip dari Mayo Clinic, alkohol dalam takaran wajar bisa memberikan manfaat bagi tubuh, seperti:
1. Bisa mengurangi risiko terkena bahkan meninggal karena penyakit jantung
2. Mengurangi risiko stroke iskemik (peredaran darah ke otak menyempit atau tersumbat)
3. Dapat meminimalisir risiko diabetes
Tapi, mengkonsumsi arak atau alkohol secara berlebihan juga bisa menyebabkan berbagai gangguan serius pada kesehatan, seperti:
Tapi, mengkonsumsi arak atau alkohol secara berlebihan juga bisa menyebabkan berbagai gangguan serius pada kesehatan, seperti:
1. Menyebabkan kanker, termasuk kanker payudara, kanker mulut, hingga hati.
2. Kematian mendadak jika memiliki riwayat penyakit jantung.
3. Menyebabkan kerusakan jantung.
4. Tekanan darah melonjak tinggi.
5. Kerusakan otak.
6. Stres atau depresi hingga ingin bunuh diri.
7. Kecanduan akan alkohol itu sendiri.
Terlalu Sering Menghela Napas, Pertanda Baik atau Buruk?
Menghela napas adalah hal yang wajar dilakukan oleh setiap orang. Umumnya menghela napas kerap diartikan sebagai cara meluapkan perasaan sedih, atau pun lelah.
Rata-rata manusia menghela napas sebanyak 12 kali dalam waktu 1 jam. Namun apakah terlalu sering menghela napas bisa menyebabkan suatu masalah?
Dikutip dari Healthline, menghela napas dapat mengoptimalkan kinerja alveoli. Alveoli merupakan kantung-kantung udara kecil di dalam paru-paru, yang bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Meskipun menghela napas umumnya terjadi pada saat merasa cemas atau depresi. Nyatanya menghela napas bisa memberikan efek lega pada seseorang.
Studi yang dilakukan oleh University of Leuven, Belgia, pada tahun 2009 dan 2016 menunjukkan bahwa menghela napas dapat mengurangi ketegangan pada seseorang yang sedang merasa cemas.
5 Fakta Li Wenliang, 'Whistle Blower' Virus Corona yang Meninggal
Dokter Li Wenliang dari Rumah Sakit Pusat Wuhan dikabarkan meninggal dunia setelah berjuang menjadi dokter pertama yang menemukan virus corona dan membantu banyak orang.
Ia meninggal karena terinfeksi oleh coronavirus atau 2019-nCoV yang hingga saat ini masih menghantui masyarakat China dan sejumlah negara lainnya.
Dirangkum detikcom, berikut ini 5 fakta soal 'Whistle Blower' virus corona, dr Li Wenliang.
1. Dituding sebar hoax
Pada 30 Desember 2019 lalu, Li Wenliang, dokter dari Wuhan pertama kali mendiagnosis tujuh pasien yang disebut mengidap penyakit yang mirip seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ia menjelaskan, hasil tes pada pasien tersebut menunjukkan positif virus corona.
Li pun akhirnya menyebarkan pesan pada setiap orang untuk waspada akan virus corona ini. Tapi, aksi tersebut dituduh oleh polisi Wuhan sebagai penyebaran rumor atau hoax dan menjadi satu dari delapan orang yang juga diselidiki polisi karena 'menyebarkan hoax'.
Ia dipanggil kepolisian, Public Security Bureau untuk menandatangani sebuah surat yang tertulis kalau ia dituduh menyebarkan desas-desus palsu yang mengganggu masyarakat.
2. Usianya masih muda
dr Li Wenliang terbilang sebagai dokter yang masih muda. Saat memerangi virus corona, ia masih berusia 34 tahun.
3. Bekerja sebagai dokter spesialis mata
dr Li ini merupakan salah satu dokter spesialis mata di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Meski begitu, ia menjadi yang pertama memeriksa tujuh pasien yang disebutnya mengidap penyakit yang mirip seperti SARS.
4. Alami gejala infeksi saat merawat pasien
dr Li sempat mengalami gejala batuk-batuk setelah merawat pasien dengan glaukoma pada 10 Januari 2020 lalu. Pada hari berikutnya, ia baru mengalami demam.
Dan akhirnya pada 1 Februari 2020, dr Li akhirnya didiagnosis dengan 2019-nCoV atau coronavirus.
5. Terinfeksi lalu meninggal
dr Li baru didiagnosis terinfeksi virus corona pada 1 Februari lalu. Sebelum meninggal, ia juga sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
https://nonton08.com/the-gigolo-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar