Senin, 24 Agustus 2020

Pandemi Corona Belum Usai, AS Dihantam Wabah Salmonella

Di tengah kekhawatiran akan pandemi virus Corona yang belum kunjung usai, Amerika Serikat malah dihantam wabah Salmonella. Peringatan tentang wabah ini muncul sejak 19 Agustus 2020 lalu.
Menurut otoritas federal, baik dari negara bagian dan lokal di Amerika Serikat masih terus menyelidiki sumber dan penyebab wabah infeksi Salmonella Enteritidis. Diketahui sumber infeksi ini berkaitan dengan buah persik yang dijual para pengecer.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa bukti dari epidemiologi menunjukkan kemungkinan sumber wabah ini berasal dari buah persik tersebut. Pada 19 Agustus, CDC melaporkan total pasien yang sakit akibat wabah ini mencapai 68 pasien dari sembilan negara bagian di AS.

Dikutip dari laman CDC, buah persik tersebut dikemas atau dipasok oleh Wawona Packing Company atau Prima Wawona yang berasal dari California. Hingga pada 21 Agustus lalu, pihak Wawona Packing Company menarik kembali buah persik curah yang telah dijual para pengecer dengan beberapa merek di berbagai toko, di beberapa negara bagian.

"Buah persik curah yang didistribusikan dan dijual dari 1 Juni hingga 3 Agustus, sedangkan buah persik yang dikemas di Wawona dijual dari 1 Juni hingga 19 Agustus karena produk tersebut kemungkinan bisa terkontaminasi Salmonella," tulis perusahaan tersebut melalui siaran pers.

Tak hanya itu, perusahaan tersebut juga menghimbau masyarakat yang lupa tanggal beli buah persik tersebut untuk segera membuangnya.

"Konsumen yang lupa kapan membeli buah persik yang dipasok Prima Wawona sebaiknya membuangnya. Konsumen yang membeli persik eceran sebelum 3 Agustus 2020 dan tidak tahu apakah buah itu berasal dari Prima Wawona harus membuangnya," imbau Food and Drug Administration (FDA).

Studi Baru: Virus Corona Bisa Bertahan di Makanan Beku Selama 3 Minggu

Sebuah studi baru yang diunggah dalam jurnal BioRxiv menemukan bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dapat bertahan hidup di daging dan ikan beku selama 3 minggu.
Studi ini mencatat adanya virus yang hidup, bukan hanya materi genetik, pada daging yang sebelumnya didinginkan dan dibekukan hingga 3 minggu. Penelitian ini mengikuti laporan terbaru dari Shenzen, China yang menemukan materi genetik SARS-CoV-2, bukan virus hidup yang mampu bereplikasi, pada permukaan sayap ayam yang beku.

Para ilmuwan menyebut ini bisa menjelaskan mengapa wabah terjadi di negara-negara yang tidak memiliki kasus dalam waktu yang lama.

Dikutip dari The Telegraph, dalam penelitian tersebut, irisan salmon, ayam, dan babi dari supermarket diiris dan sampel virus ditambahkan ke dalamnya. Daging tersebut kemudian disimpan dalam suhu beku, antara 4 derajat Celcius dan -20 derajat Celcius, yang merupakan suhu beku standar.

Setelah 21 hari, peneliti menemukan virus masih ada di sampel ikan dan daging yang dibekukan tersebut.

Para ilmuwan berpendapat penularan melalui makanan yang terkontaminasi bukanlah rute infeksi utama, tetapi perpindahan barang yang terkontaminasi ke wilayah tanpa infeksi berpotensi memicu wabah.

Penulis studi juga berhipotesis bahwa pekerja di pabrik pengolahan daging berpotensi menjadi vektor penyebaran virus, setelah terpapar pada daging yang terinfeksi yang sebelumnya dibekukan di negara lain.

"Wabah baru-baru ini telah muncul di Vietnam, Selandia Baru dan sebagian China di mana tidak ada kasus selama beberapa bulan. Makanan impor yang terkontaminasi dan kemasan makanan merupakan sumber wabah dalam kelompok yang ada," tulis peneliti dikutip dari The Sun.

Beberapa waktu lalu CDC menyatakan bahwa saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menangani makanan atau mengonsumsi makanan terkait dengan penularan COVID-19.

Selain itu, WHO juga telah mengeluarkan pernyataan tentang keamanan dan penanganan pangan yang menjelaskan bahwa "sangat tidak mungkin orang dapat tertular COVID-19 dari makanan atau kemasan makanan".
https://cinemamovie28.com/celebrity-sex-tape-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar