Presiden Chili Sebastian Pinera, didenda sebesar US$3.500 atau sekitar Rp 49.5 juta akibat tidak mengenakan masker saat melakukan swafoto di pantai bersama seorang penduduk.
Dikutip dari laman CNN, Pinera lantas menghadap aparat setelah gambar swafoto itu beredar di media sosial.
Dia mengatakan saat itu tengah berjalan di pantai di dekat kediamannya seorang diri di Kota Cachagua. Saat itu ada seorang perempuan yang mengenalinya dan meminta berfoto bersama.
Di dalam foto itu nampak Pinera dan perempuan itu berdekatan tanpa mengenakan masker.
Foto Pinera yang sedang melakukan pesta pizza pada malam hari juga pernah beredar. Padahal saat itu bertepatan dengan aksi unjuk rasa besar-besaran di Ibu Kota Santiago menuntut pemerataan kesejahteraan.
Selain itu, Pinera juga pernah berfoto di alun-alun yang menjadi pusat lokasi unjuk rasa, setelah dia memerintahkan para penduduk untuk tetap berada di rumah di masa pandemi.
Pemerintah Chile mewajibkan penggunaan masker di seluruh ruang publik. Yang melanggar diancam dengan hukuman denda dan penjara.
Lonjakan tertinggi kasus corona di Chile terjadi pada Mei dan Juni, bersamaan dengan musim dingin. Kasus infeksi di negara itu kini kembali bertambah padahal pemerintah semakin memperketat larangan.
https://maymovie98.com/movies/porkys/
Cerita Norsenah Nikmati Bantuan Biaya Persalinan Berkat JKN-KIS
Manfaat dari JKN-KIS telah dirasakan banyak orang, salah satunya Norsenah (35), warga Banua Hanyar, kecamatan Tapin Utara, kabupaten Tapin, Kalsel. Ia dan keluarganya didaftarkan sebagai peserta JKN-KIS oleh pemerintah daerah Kabupaten Tapin. Norsenah berbagi kisah saat persalinan pada pertengahan 2016 lalu dan merasakan manfaat JKN-KIS.
"Saya tidak tahu lagi kalau saat itu belum punya KIS. Saat usia kandungan saya terus bertambah, suami saya meninggal. Sementara penghasilan satu-satunya cuma dari saya menjahit, itu pun tidak pasti ada setiap hari," kenang Norsenah dalam keterangan tertulis, Senin (21/12/2020).
Kendati telah melakukan berbagai upaya dalam mempersiapkan biaya persalinan, Norsenah tetap diliputi rasa khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Terlebih saat diberi tahu bidan jika persalinannya harus dilakukan di rumah sakit.
Rasa khawatir itu hilang saat Norsenah mendapat informasi bahwa proses persalinannya akan dijamin seluruhnya oleh program JKN KIS miliknya. Pengalaman menjadi salah satu pasien dengan jaminan JKN-KIS di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul pada 2016 lalu amat dikenang Norsenah.
"Kadang masih tidak percaya, selembar kartu seperti ini bisa menjamin operasi kelahiran anak saya," ujar Norsenah.
Tak hanya merasakan manfaat JKN-KIS saat melakukan persalinan saja, Norsenah juga menuturkan manfaat program yang dirasakan olehnya dan Salma Isnaini (4), sang anak, dalam mengakses layanan berbagai pemeriksaan kesehataan hingga saat ini.
"Sejak lahir hingga sekarang, anak saya beberapa kali juga pakai KIS untuk periksa ke Puskesmas atau ke rumah sakit, dan semuanya terjamin, tidak ada pernah ditarik biaya sendiri sama sekali," jelas Norsenah.
Norsenah berharap, program JKN-KIS dapat terus berlangsung dan menjangkau masyarakat luas agar selalu dapat memberi rasa aman akan kebutuhan layanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar