Setelah berbulan-bulan tak mengalami lonjakan kasus, Thailand saat ini telah dilanda wabah COVID-19 terparah. Puluhan ribu orang sedang diuji setelah ratusan kasus terkait dengan pasar seafood atau makanan laut terbesarnya.
Akibat kasus tersebut, wilayah Samut Sakhon, provinsi pesisir dekat ibu kota Bangkok, lockdown untuk menghindari penyebaran COVID-19 yang lebih masif. Para pekerja di sana telah diperintahkan untuk tetap di rumah.
Thailand selama ini menjadi negara dengan kasus Corona yang relatif rendah dengan lebih dari 4.000 kasus dan 60 kematian.
Bagaimana lonjakan kasus ini berawal?
Pada Kamis (17/12) lalu, seorang penjual udang di pasar seafood Mahachai yang berusia 67 tahun dinyatakan positif COVID-19.
Empat kasus dilaporkan keesokan harinya dan pada hari Minggu (20/12) jumlah itu melonjak menjadi 689 kasus, kata kementerian kesehatan masyarakat.
Ia menambahkan bahwa wanita itu tidak memiliki riwayat meninggalkan negara itu dan pihak berwenang sedang mencari sumber infeksi.
Menurut kantor berita AFP, seiring dengan peningkatan pengujian, pekerja Myanmar yang tinggal di sekitar pasar telah diperintahkan untuk tidak meninggalkan tempat tinggal mereka,
"Kami mengunci dan melarang mereka pindah," kata Sekretaris Kementerian Kesehatan Thailand Kietphgum Wongit.
Dilaporkan Reuters, pejabat kesehatan mengatakan sebagian besar kasus yang diidentifikasi sejauh ini tidak menunjukkan gejala.
Wilayah Samut Sakhon akan tetap dikunci dan jam malam diberlakukan sampai 3 Januari mendatang.
https://maymovie98.com/movies/the-returning-2/
Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung, Sudah Sampai Mana?
Uji klinis fase ketiga vaksin COVID-19 Sinovac masih terus dilakukan oleh tim Universitas Padjadjaran (Unpad). Saat ini, penelitian tengah memasuki tahapan V3A atau pengambilan sampel darah setelah tiga bulan imunisasi. Tahap ini untuk melihat efikasi dari vaksin yang diberikan.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Unpad Eddy Fadlyana menargetkan, pada akhir tahun ini 540 dari 1.603 keseluruhan relawan akan diambil sampel darahnya pada tahapan V3A atau kunjungan kelima ini.
"Masih banyak yang belum ke V3A ini, kan baru 389 relawan dari 540 sampai akhir bulan Desember ini," ujar Eddy saat dihubungi wartawan, Senin (21/12/2020).
Eddy menegaskan kembali, tak ada perbedaan antara vaksin Sinovac yang kini diuji klinis di Bandung dengan vaksin Sinovac yang baru diimpor pemerintah pusat. Meski begitu, uji klinis tetap harus dilakukan mengingat uji stabilitas vaksin perlu dilakukan.
Seperti diketahui 1,2 juta vaksin Sinovac tiba di Indonesia pada Senin (7/12) malam. Jutaan dosis vaksin itu disimpan dalam 7 envirotainer yang diangkut menggunakan tiga truk dan dikirimkan kembali ke Bio Farma di Kota Bandung sekitar pukul 03.45 WIB.
"Sambil diuji, kita selesaikan penelitiannya. Sehingga kalau ada izin dari BPOM dan halal dari MUI sudah ada, jadi bisa diberikan begitu," katanya.
Ketua Tim Riset Vaksin COVID-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan, negara yang melaksanakan uji klinis vaksin Sinovac ini bukan hanya Indonesia. Tetapi juga, negara lainnya seperti Brazil dan Uni Emirat Arab. Kemungkinan, kata Kusnandi, vaksin yang datang berasal dari negara-negara tersebut yang telah menyelesaikan uji klinis.
"Uji klinis bukan di Bandung aja, di Brasil ada, di Uni Emirat ada, mungkin itu yang datang. Kalau bulknya sama. Biofarma bisa bikin vaksin tapi bulknya dari Sinovac," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar