Bandar Udara (Bandara) Internasional Husein Sastranegara telah menjadi salah satu gerbang utama transportasi udara di Bandung, bahkan Jawa Barat. Bandara yang tidak terlalu besar ini, cukup sibuk karena menghubungkan kota besar, Bandung dengan daerah lainnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, Bandara Internasional Husein Sastranegara dibuat oleh Belanda pada 1920. Mulanya bandara tersebut dibangun dengan nama Luch Waart Afleding. Kemudian setelah 1942 lapangan bandara tersebut diambil alih oleh Jepang sampai 1945.
Setelah Indonesia merdeka 1945, bandara tersebut sempat vakum atau tidak beroperasi sampai 1949. Kemudian pada 1969 bandara diambil alih oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk digunakan sebagai pangkalan militer sampai 1973. Mulai 1974, bandara ini pun resmi menjadi bandara komersial.
Selanjutnya pada 1983 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 68/HK 207/PHB-83 tanggal 19 Februari 1983, klasifikasi Pelabuhan Udara ditingkatkan dari kelas III mejadi kelas II.
Pada 1994 dilaksanakan Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara dari Departemen Perhubungan kepada PT Angkasa Pura II sesuai PP RI Nomor 26 Tahun 1994 tanggal 30 Agustus 1994 tentang Penambahan Penyertaan modal Negara RI ke dalam Modal sahan PT Angkasa Pura II.
Sebagai bandara komersial utama di Kota Bandung, fasilitas Bandara Internasional Husein Sastranegara sudah lengkap, termasuk transportasi. Grab sebagai salah satu transportasi andalan di bandara ini bahkan mencatat ada lebih dari 100 ribu perjalanan ke Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar mengatakan tingginya angka pesanan menuju bandara ini menunjukkan bahwa Grab menjadi sarana transportasi intermoda, yang memberikan opsi praktis dan efisien bagi para pengguna jasa angkutan udara.
"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujar Mediko seperti dikutip dalam laman resmi Grab, Selasa (12/2/2019).
Dear Muggle, Kamu Bisa Valentine Romantis di Hogwarts
Liburan Valentine di Inggris jadi pilihan banyak traveler. Warner Bros Studio Tour London mengajak traveler ke dunia Harry Potter dan makan malam romantis di sana.
Warner Bros Studio Tour London berada di Leavesden, Inggris, sekitar 33 km dari pusat London. Inilah studio tempat syuting film Harry Potter. Sejak sekitar tahun 2012 lalu, studio ini dibuka untuk wisatawan.
Dilihat detikTravel dari situs resminya, Selasa (12/2/2019), menyambut hari kasih sayang, Warner Bros. Studio Tour London menggelar Valentine's Dinner in The Great Hall. Event tersebut berupa paket makan malam buat berdua, sekaligus tur di studio.
Traveler dengan batas usia 18 tahun ke atas bisa ikutan makan malam romantis di dalam Great Hall Hogwarts yang ikonik. Acaranya dimulai pukul 19.00 waktu setempat hingga tengah malam.
Sejak awal tiba di studio traveler akan disambut dengan minuman dan snack, termasuk cocktail spesial Love Potion. Kemudian saatnya duduk di tempat duduk dalam Great Hall yang telah diatur masing-masing buat berdua dan foto bareng. Barulah saatnya menikmati makan malam dengan menu yang lezat.
Selesai makan, acara dilanjutkan dengan tur eksklusif di studio. Area yang dikunjungi mulai dari set lokasi syuting ruangan asrama Gryffindor, kantor Dumbledore, dapur keluarga Weasley di The Burrow, Forbidden Forest, Platform 9 3/4 lengkap dengan lokomotif Hogwarts Express dan masih banyak lagi.
Di Platform 9 3/4 ini juga dipajang kostum film yang dikenakan karakter seperti Harry, Ginny, Ron dan Hermione. Pastinya momen Valentine di sini bakalan menjadi pengalaman tak terlupa bersama pasangan.
Nah, Valentine's Dinner in The Great Hall diadakan tak hanya tepat di Hari Valentine, tapi juga di tanggal 15 dan 16 Februari 2019. Harga paketnya 495 Poundsterling (Rp 8,9 juta) untuk 2 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar