Perayaan Cap Gomeh di Singkawang sungguh menakjubkan. Kemeriahannya tidak akan terlupakan!
Ini merupakan pertama kalinya saya Melihat langsung 'Tatung' pada perayaan Cap Gomeh. Yang ada dibenak saya saat itu hanya kekaguman yang bercampur dengan kengerian.
Acara Cap Gomeh 2019 yang menampilkan berbagai budaya dan tradisi warga Etnis Tionghoa di Kota Singkawang kali ini benar-benar sangat meriah. Ada lebih dari 1.000 partisipan memeriahkan parade pertunjukan yang sangat beragam baik Kostumnya, barongsainya, naganya, tatungnya hingga para pesertanya.
Acara yang berlangsung selama lebih dari 3 jam ini diadakan pada Tanggal 19 Februari 2019 atau 15 hari setelah perayaan imlek. Acara Cap Gomeh kali ini dipusat kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.
Kota ini benar-benar terlihat seperti bukan di Indonesia saja, lebih seperti di negri Cina sana. Berbagai ornamen lampion dan hiasan-hiasan memenuhi seisi kota. Bahkan saya sendiri harus datang 1 hari sebelum perayaan agar terhindar dari kemacetan dan bisa mengikuti rangkaian festival dari awal acara.
Selama acara berlangsung, para peserta akan membunyikan alat-alat musik yang mereka bawa agar bisa mendatangkan roh baik untuk merasuki Tatung (orang sebagai media untuk dirasukin) dan menangkal roh jahat.
Para Tatung yang sudah dimasuki roh ini akan melakukan atraksi berbahaya dan mendebarkan seperti menginjak-injak pedang tajam hingga menancapkan baja runcing ke pipi sampai tembus.
Jika dilihat secara nyata akan sangat mengerikan. Bahkan beberapa kali saya memejamkan mata tak kuasa melihat baja-baja tajam hingga batang jeruk ditusukan kepipi hingga tembus. Beberapa peserta parade atau Tatung terlihat ada yang berdarah-darah dan seperti kerasukan.
Saat saya bertanya kepada warga setempat mengenai tatung, saya mendapat informasi bawha sebelum acara para tatung ini harus menjalani puasa Mutih, yakni hanya memakan nasi putih dengan air putih selama beberapa hari sebelum melakukan aksi tatung.
Perayaan Cap Gomeh 2019 kali ini tidak hanya diikuti oleh warga Tionghoa saja namun juga diikuti berbagai elemen dan perkumpulan masyarakat yang ada di Singkawang. Bahkan paguyuban seperti Reog Ponorogo, Dayak dan lainnya juga ikut serta memeriahkan acara.
Selain menampilkan Tatung, parade Cap Gomeh kali ini juga menampilkan berbagai karya seni lainnya sepertu baju-baju unik terbuat dari kulit kayu dan mahkota dari burung enggang yang dilapisi bulu-bulu burung merak dan burung lainnya. Ada juga para peserta pawai yang menggunakan pakaian kebesaran dan kebanggaan masing-masing daerahnya.
Liburan ke Manado, Mampir Juga Dong ke Bitung!
Banyak wisatawan liburan ke Manado. Tanggung nih, mesti lanjut liburan ke Bitung. Ada 5 pesona wisata yang menarik wisatawan.
Selama ini, Kota Bitung di Sulawesi Utara terkenal akan industri pengolahan ikan skala besar. Namun kini mereka ingin beralih ke sektor pariwisata guna menggenjot perekonomian akibat lesunya industri perikanan. Sejumlah jurus pun disiapkan, termasuk 5 Pesona Wisata Kota Bitung.
"5 Pesona pariwisata ini berasal dari masukan-masukan Pak Sofyan Djalil dan Pak Sony Sumarsono, jadi semua terkonsep. Pesona pertama yaitu lautan kita. Alam bawah laut Bitung, ada 95 titik penyelaman. Kalau cari keindahan silakan ke Bunaken, tapi kalau cari yang unik-unik ada di Lembeh," ujar Walikota Bitung, Max J Lomban di Rumah Dinasnya, Selasa (19/2/2019) malam.
Pesona berikutnya, yaitu Pesona Flora dan Fauna. Seperti kita tahu, Bitung merupakan rumah bagi spesies-spesies endemik seperti Yaki, Tarsius dan juga burung Maleo yang tinggal di Cagar Alam Tangkoko. Banyak wisman yang berkunjung ke sini untuk melihat keeksotisan mereka.
"Ada pesona keempat, yaitu industri kita. Kita setidaknya sudah mengatur, membuat kopra sampai jadi minyak kelapa dalam durasi film selama 2 menit. Begitu juga dengan sawit dan ikan kaleng," imbuh Max.
Pesona kelima, ada pesona budaya, sejarah, dan religi. Bitung sendiri memiliki masyarakat yang majemuk dengan kebudayaan multietnis dan agama. Kerukunan dan toleransi di Bitung sangat tinggi. Tak jarang kita menjumpai bangunan gereja dan masjid berdiri bersebelahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar