Akhir pekan di penghujung bulan Februari lalu, saya melakukan perjalanan ke Kota Yogyakarta untuk menyelesaikan pekerjaan. Rencananya setelah itu, kami hanya ingin menikmati suasana Yogyakarta menjelang senja dengan menyusuri wisata sejarah yang ada di sepanjang Malioboro.
Kami mencari tiket kereta api melalui aplikasi tiket.com. Berikut cara memesan tiket kereta api melalui tiket.com. Setelah masuk aplikasi tiket.com kita dapat memilih jadwal perjalanan yang diinginkan, mengisi data penumpang dan jumlah tiket yang akan dibeli. Lalu diberi kode booking untuk pembayaran. Jika sudah, maka bukti bayar dan tiket kereta api dengan barcode langsung dikirimkan melalui email. Dengan tiket.com semua menjadi lebih mudah dan tidak khawatir kehabisan tiket #semuaadatiketnya.Terima Kasih tiket.com
Tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 21.54 WIB, selanjutnya kami segera menuju POP Hotel di Jalan Gendekan Lor No.92, Malioboro untuk tempat bermalam. Hotel ini kami dapatkan dari berselancar di aplikasi tiket.com. Caranya sangat mudah. Setelah masuk aplikasi tiket.com pilihlah hotel yang diinginkan. Biasanya kami memilih yang tidak terlalu jauh dengan tujuan wisata yang ingin dikunjungi.
Setelah itu aplikasi tiket.com akan memperlihatkan ketersediaan kamar berikut harganya. Nah pilih kamar yang diinginkan. Kemudian akan diberikan kode pembayaran. Setelah selesai akan diberikan kode pemesanan Hotel. Pokoknya dengan aplikasi tiket.com perjalanan traveling menjadi lebih menyenangkan dan #semuaadatiketnya.
Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan, kami menyusuri kawasan Malioboro sekitar pukul 16.00 WIB. Dimulai dari Stasiun Tugu Yogyakarta, bangunan ini termasuk ke dalam cagar budaya yang dikelola PT. KAI. Menurut sejarah, Stasiun Tugu dibangun oleh pemerintah Belanda tahun 1887 dengan rute Yogyakarta-Cilacap. Secara arsitektur, bangunan berstruktur dinding tanpa atap hanya dinaungi tiang-tiang yang terbuat dari baja. Dengan bukaan pintu dan jendela yang besar, ciri art deco bangunan abad 19 semakin terlihat di sini.
Dari Stasiun Tugu kami menyeberang jalan menuju gedung DPRD Yogyakarta. Terletak di Jalan Malioboro No.54. Menurut sejarah, gedung ini dahulu bernama Loge Mataram artinya gedung besar. Didirikan tahun 1870, inilah pusat kerajaan pewaris trah Mataram. Sewaktu Yogyakarta menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia tahun 1946, digunakan pula sebagai Gedung Dewan Perwakilan Daerah hingga saat ini. Di halaman depan terdapat patung Jendral Besar Soedirman yang kabarnya dipahat semasa beliau masih ada sehingga terdapat kemiripan dengan perawakan aslinya.
Setelahnya, kami menyusuri Malioboro menuju Taman Kepatihan. Taman terbuka ini merupakan salah satu akses pintu masuk kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dapat dikategorikan sebagai taman tematik karena ada pemasangan cermim dengan lensa cembung dan cekung, dihiasi dengan hamparan tanaman perdu dan bunga serta pepohonan juga dilengkapi dengan bangku taman serta ornamen bayangan lampu hias menjadikannya taman yang menarik untuk objek foto di sore hari.
Kemudian kami berjalan menuju titik nol kilometer Yogyakarta. Tempat ini berada di penghujung perempatan benteng di Jalan Malioboro. Di petunjuk arah kami melihat beberapa bangunan bersejarah seperti Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Gedung Kantor Pos, Gedung Bank Indonesia dan Gedung Bank BNI. Benteng Vredeburg dibangun tahun 1760 atas permintaan Sultan Hamengkubuwono I. Benteng ini dimaksudkan sebagai benteng perdamaian dan saat ini benteng ini dijadikan sebagai galeri seni dan menjadi bagian dari Istana Kepresidenan Gedung Agung.
Gedung Agung selesai dibangun pada tahun 1832, gedung ini dipakai sebagai tempat tinggal para residen Gubernur Belanda di Yogyakarta. Ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, gedung ini menjadi kediaman Presiden Soekarno. Hingga saat ini Gedung Agung menjadi salah satu Istana Kepresidenan di Indonesia yang berada di luar Jakarta.
Titik nol kilometer adalah titik yang menjadi patokan penentuan jarak antarh di Yogyakarta dengan kota lain diluar daeraYogyakarta. Letak titik ini antara alun-alun utara hingga Ngajeman di ujung selatan Jalan Malioboro. Kawasan titik nol kilometer diapit beberapa bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang disebut Loji. Selain itu tepat di depan titik nol kolimeter terdapat area Monumen Serangan Umum Satu Maret. Biasanya masyarakat memanfaatkan area terbuka ini menjadi tempat konser musik sederhana dengan memainkan alat musik tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar