Ingin baca buku sambil menikmati keindahan laut. Datang saja ke lokasi wisata Grand Pathek Situbondo karena sudah ada perpustakaan terapung.
Perpustakaan terapung yang memiliki luas 54 meter persegi dan luas lantai 118 meter persegi itu secara resmi mulai dibuka, Rabu (20/2/2019) kemarin. Ke depan, perpustakaan terapung itu akan dijadikan salah satu branding pariwisata di Situbondo.
Berlokasi di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, perpustakaan terapung sudah mengoleksi sedikitnya 1.180 buku. Bangunan perpustakaan ada di jarak sekitar 30 meter dari bibir pantai dan dihubungkan dengan jembatan.
Ada buku untuk kalangan pelajar, buku tentang pertanian, kelautan dan lain sebagainya. Pemkab bersama pemerintah desa setempat akan melengkapi fasilitasnya hingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Ini bentuk apresiasi dari BUMN untuk sektor pariwisata di Situbondo. Perpustakaan terapung ini baru pertama dan akan menjadi branding unggulan Situbondo. Mungkin nanti fasilitas akan ditambah, jadi tolong dipelihara dengan baik," kata Wakil Bupati Situbondo, H Yoyok Mulyadi di lokasi.
Pembangunan perpustakaan terapung itu memang menjadi salah satu bagian dari penyaluran CSR BUMN PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk. Donasi buku bagi para siswa hingga kalangan masyarakat umum yang diberikan WIKA sangat tepat dalam menunjang proses belajar-mengajar.
"Pembangunan perpustakaan terapung ini dilakukan warga secara gotong royong selama 9 hari. Kami harap ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat dan wisatawan, untuk merasakan sensasi yang berbeda dalam membaca. Sehingga dapat meningkatkan minat baca bagi anak-anak, khususnya di desa kami ini," ujar Kepala Desa Gelung Djasmoto.
Direktur Operasi II PT WIKA Tbk Bambang Pramujo mengatakan, melalui kegiatan CSR di Desa Gelung ini, WIKA ingin menunjukkan secara nyata, mau dan mampu melaksanakan 3 Konsep Dasar CSR. Konsep itu yakni People, Planet dan Profit.
"Tidak kurang dari 1.180 buku, 1.180 bibit pohon, pemeriksaan kesehatan dengan 590 peserta beautifikasi kampung, pembangunan gapura desa termasuk pengadaan tong sampah dan bantuan lainnya seperti pemasangan lampu LED warna warni di 50 pohon di Desa Gelung ini," terang Bambang.
Bambang berharap, melalui donasi buku ini kelak akan terlahir para generasi muda Situbondo yang lebih berkualitas. Efeknya dapat membangun daerah asalnya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Situbondo.
Selain itu, Bambang juga optimistis melalui kegiatan CSR ini, WIKA akan semakin dekat dengan masyarakat. "Kegiatan ini juga untuk menunjukkan kepedulian perusahaan sebagai salah BUMN hadir untuk negeri," paparnya.
Pada penyelenggaraan kegiatan CSR tahun ini, WIKA mengusung tajuk 'Berbagi Buku Berbagi Ilmu di 5 Pulau Besar dan 9 Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal di Indonesia'. Kegiatan itu dilaksanakan bersamaan dengan 4 pilar CSR WIKA, yaitu WIKA Pintar, WIKA Peduli, WIKA Sehat dan WIKA Hijau.
WIKA juga turut melestarikan ekosistem laut dengan menanam terumbu karang yang ditempatkan berdekatan dengan habitat terumbu karang setempat. Harapannya dalam waktu beberapa bulan ke depan, terumbu karang tersebut tumbuh menjadi ikon wisata bawah laut yang mampu menarik wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar