Penumpang mabuk memang menyebalkan. Contohnya emak-emak asal Polandia ini. Dia memaki pramugari dan mencoba merokok di pesawat. Akhirnya, dia pun dihukum.
Kelakuan Edyta Skubala (40) ini tidak untuk ditiru. Ibu 2 orang anak ini memberikan contoh buruk penumpang di pesawat. Dia mabuk dan membuat ulah di penerbangan maskapai Ryanair dari Poznan Polandia menuju ke Bristol, Inggris.
Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (1/3/2019), Edyta mulai berulah 1 jam setelah pesawat take off. Dia mulai berteriak tidak jelas. Tentu itu membuat penumpang lainnya terkejut dan terganggu.
10 Menit setelah insiden itu, Edyta berulah lagi. Dia mencoba untuk merokok di dalam pesawat sambil menenggak botol vodka yang dibelinya di toko Duty Free.
Para kru kabin pun berusaha mencegah Edyta agar tidak menyalakan rokok di pesawat. Ada 4 kali Edyta berusaha merokok sepanjang perjalanan itu. Sampai akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di Bristol.
Sesampainya di Bristol, sejumlah polisi setempat sudah siap untuk menjemput Edyta. Setelah ditahan, Edyta sempat-sempatnya meminta rokok ke polisi. Tentu saja permintaan itu tidak dipenuhi.
Setelah menjalani sejumlah persidangan, Hakim memutus Edyta bersalah dan harus menjalani hukuman 180 jam bekerja sosial di tengah masyarakat tanpa dibayar. Dia juga harus membayar denda sebesar 250 Poundsterling atau setara Rp 4,6 juta.
Jepang Saja Serius Kembangkan Wisata Halal
Jepang sudah jelas bukan negara Islam. Tapi nyatanya, Jepang serius membuka potensi untuk wisatawan muslim. Wisata halal makin berkembang di sana.
Seperti yang diungkapkan oleh Izumi Amano, Executive Director JNTO Jakarta bahwa wisata halal jadi program prioritas untuk mendatangkan wisatawan Muslim dunia. Berbagai cara pun dibuat agar turis Muslim lebih nyaman ke Jepang.
"Kita juga mengasosiasikan dengan pelaku wisata di Jepang, yang punya bisnis lokal. Bahwa wisatawan Muslim disediakan makanan halal misalnya, infrastruktur restoran juga muslim friendly dengan tempat ibadah yang bisa mendatangkan potensi wisatawan Muslim," ujarnya saat ditemui di Pembukaan Japan Travel Fair di Kota Kasablanka, Jumat (1/3/2019).
Ia juga mengatakan, bahwa contohnya adalah restoran yang ada di Jepang. Di sana, sudah disediakan menu yang tidak mengandung unsur haram.
"Misalnya saja Ikkudo, yang juga ada cabangnya di Indonesia. Di sana ada menu yang tanpa produk babi atau alkohol, selain itu ada juga yang menyediakan tempat ibadah," tambahnya.
Izumi juga menambahkan, wisata halal di Jepang ini juga digunakan untuk mencari pasar orang Indonesia yang mayoritas Muslim. Karena sifat orang Indonesia ke Jepang, umumnya untuk berburu aneka kuliner. Mereka pasti senang kalau ada makanan halal di Jepang.
"Orang Indonesia kalau ke Jepang itu sukanya berburu kuliner dan tempat-tempat cantik serta Instagrammable. Tentu hal ini juga membuat kita menyediakan berbagai fasilitas penunjangnya," kata dia.
Beberapa wilayah pun kini juga terbuka dengan wisatawan Muslim. Dengan hal ini, menurut Izumi, diharapkan bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan Muslim.
"Karena orang Indonesia mayoritas Muslim, kita harap kedatangannya juga makin banyak. Persentasenya yang datang pertama kali 60 persen, sisanya yang sudah pernah datang, 40 persen. Kita harap bisa lebih dari 50% yang sudah pernah datang," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar