Rabu, 19 Februari 2020

Ini Gereja Tertua di Bitung, Usianya 115 Tahun

Kota Bitung di Sulawesi Utara rupanya memiliki sejarah yang cukup panjang. Gereja PNIEL yang usianya sudah 115 tahun ini, jadi bagian sejarah itu.

Agama Kristen jadi agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Sulawesi Utara. Termasuk juga di Kota Bitung. Di sini, agama Kristen sudah masuk berabad silam.

Buktinya bisa traveler lihat di Gereja PNIEL, yang disebut-sebut sebagai gereja pertama sekaligus gereja tertua di Kota Bitung. Konon, usianya sudah menembus angka 115 tahun.

Pekan lalu, detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta berkunjung ke gereja yang bernama lengkap Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) PNIEL ini. Kedatangan detikTravel disambut dengan ramah oleh Rita Nelwan, pendeta gereja ini.

Rita pun bercerita tentang sejarah gereja ini. Dahulu, gereja ini didirikan oleh orang-orang Tonsea yang datang untuk berkebun di wilayah ini. Lama kelamaan, akhirnya mereka membuat perkampungan yang kini dikenal sebagai Manembo-nembo.

"Dari sejarah kampung, dulu ini dibuat oleh Orang-orang Tonsea, marga Kandio. Mereka datang berkebun ke sini, lama-kelamaan jadi satu kampung, Manembo-nembo ini dan bikin gereja," kisah Rita kepada detikTravel, Senin (18/2/2019) pekan lalu.

Mengenai tanggal pasti berdirinya Gereja PNIEL ini, Rita tidak tahu persis. Ada yang menyebut usianya sudah 115 tahun. Tapi dari prasasti yang ada di depan gereja, angka tahunnya berbeda.

"Gereja-gereja tua kayak begini susah ditentukan tanggal berdirinya," imbuh Rita.

Pada prasasti di depan gereja tertera tanggal 5 Januari 1899 sebagai tanggal berdirinya gereja. Jika itu benar, itu berarti gereja ini sudah genap berusia 120 tahun. Usia yang cukup panjang bagi sebuah gereja.

Sayang saat detikTravel berkunjung, bagian dalam Gereja PNIEL ini sedang direnovasi. Untuk sementara, altar maupun tempat berdoa bagi jemaah dipindah di sisi samping gereja.

Ini merupakan kali keempat gereja direnovasi. Diharapkan pada perayaan Natal tahun ini, Gereja PNIEL sudah bisa direnovasi dan bisa digunakan ibadah oleh kurang lebih 475 jemaahnya.

Oh iya, bagi traveler yang penasaran dengan nama gereja PNIEL. Pendeta Rita pun memberikan penjelasannya. Nama gereja ini rupanya diambil dari kata Alkitab yang memiliki arti 'Pergumulan'.

"PNIEL itu diambil dari Alkitab, artinya Pergumulan. Dulu sempat ada masalah di antara jemaah gereja, sampai ada yang beribadat sendiri. Tapi setelah itu jadi menyatu lagi. Oleh karena itu diberi nama PNIEL. Maknanya persatuan," pungkas Pendeta Rita.

Traveler bisa berkunjung ke gereja yang beralamat di Jalan Efraim Lengkong, Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung ini untuk mengagumi sejarahnya yang panjang atau sekadar melihat ornamen-ornamen gereja yang cantik.

Ini Lho Kembaran Stonehenge di Bondowoso

 Tak perlu jauh-jauh ke Inggris untuk melihat Stonehenge. Bondowoso juga punya susunan batuan yang mirip seperti Stonehenge.

Stonehenge adalah monumen prasejarah di Wiltshire, Inggris. Namun, tahukah traveler bahwa ada kembarannya di Bondowoso?

'Stonehenge' di Bondowoso itu berjuluk Betoh So'on. Nama ini diambil dari dari bahasa lokal warga setempat, yaitu Madura. Betoh (batu), So'on (sunggi, atau membawa barang ditaruh dikepala). Jadi, Batu So'on artinya adalah batu yang bertumpuk-tumpuk seperti disunggi.

Betoh So'on terletak di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Bondowoso. Kawasan yang kini tengah dikembangkan menjadi tempat wisata di Bondowoso ini berjarak sekitar 40 km atau dua jam perjalanan dari pusat kota.

Tak terlalu sulit untuk mencapainya. Baik menggunakan motor dan mobil. Sebab, akses menuju lokasi tersebut sudah beraspal mulus. Meski di beberapa titik terdapat tanjakan dan turunan serta jalan berkelok-kelok. Tempat ini bisa jadi destinasi baru untuk liburan akhir pekan.

Jalan menuju ke lokasi juga berupa jalan desa yang ada di tengah perkampungan penduduk dan terlihat masih asri. Sepanjang jalan didominasi hamparan sawah dan ladang yang menghijau. Di beberapa kawasan terdapat hutan serta sungai berbatu yang mengalir jernih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar