Gurun Atacama di Chile, Amerika Latin, disebut merepresentasikan kehidupan di luar bumi. Inilah replika Mars di Bumi.
Ketika membicarakan kehidupan asing di luar bumi, tak sedikit traveler yang dibuat bertanya-tanya. Selain jauh di luar bumi, hanya sedikit orang yang pernah pergi ke luar angkasa.
Namun, para ahli berujar kalau sejumlah destinasi di Bumi memiliki kemiripan dengan di luar angkasa. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (4/3/2019), Gurun Atacama di Chile adalah salah satu yang disebut mirip dengan planet Mars seperti diberitakan media Science Alert.
Memanjang dari sisi Selatan Peru hingga Utara Chile, Gurun Atacama mendapat predikat sebagai tempat terkering di Bumi. Hal itu disebabkan karena lokasinya yang berada jauh dari Samudera Pasifik dan Atlantik.
Lokasi yang demikian jauh dari laut membuat curah hujan di Gurun Atacama sangat rendah. Kurang dari 1 milimeter hujan per tahun. Malah, salah satu sisi gurun disebut tak pernah kena hujan.
Kondisi gurun yang begitu kering pun membuat binatang sulit bertahan hidup. Hanya segelintir binatang saja seperti kalajengking, serigala gurun, lalat dan kupu-kupu yang dapat hidup di sana.
Lanskap dan tanah di Gurun atacama juga dikenal beda dari umumnya dan kerap disandingkan dengan Mars yang identik dengan warna merah. Tak sedikit juga lembaga astronomi dunia yang meneliti kehidupan di Mars dari sana.
Malah, baru-baru ini ditemukan sebuah bakteri aneh 'di luar bumi' dari dalam tanah di Gurun Atacama. Kabarnya, bakteri itu belum diketahui oleh para ilmuwan.
"Kami bisa menunjukkan kalau sebuah robot kami dapat mengambil tanah di bawah permukaan tanah di gurun yang paling mirip Mars di Bumi," ujar ahli biologi gabungan Yale-NUS Universitas, Stephen Pointing di Singapura.
Penemuan itu pun membuka kemungkinan baru, akan adanya kehidupan di bawah tanah Gurun Atacama yang tandus seperti di Mars. Satu langkah baru untuk menemukan kehidupan di planet Mars melalui Gurun Atacama.
Terlepas dari temuan ilmiah tersebut, Gurun Atacama merupakan satu dari tiga destinasi wisata utama Chile di luar Pulau Paskah dan Chilean Lake District.
Berburu Jejak Tarsius di Pedalaman Hutan Tangkoko
Hutan Tangkoko di Sulawesi Utara jadi rumah bagi spesies Tarsius, primata mungil yang misterius. Simak perjalanan detikTravel bertemu Si Tarsius ini.
Cagar Alam Tangkoko Batu Angoes di Sulawesi Utara menyimpan kekayaan hayati yang tiada duanya. Banyak spesies langka dan endemik hidup di sini.
Salah satu contohnya yaitu Tarsius, primata bertubuh mungil yang statusnya rentan punah menurut IUCN Red List. detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta diajak mengunjungi Hutan Tangkoko pada Rabu (20/2) lalu untuk melihat eksistensi primata bernama ilmiah Tarsius spectrum ini.
Dalam perjalanan ini, rombongan detikTravel ditemani oleh Meldi Tamengge, guide sekaligus peneliti di Hutan Tangkoko. Meldi sudah menjadi selama lebih dari 10 tahun.
Dengan cekatan Meldi menuntun kami menyusuri jalur masuk menuju ke dalam Hutan Tangkoko. Beberapa kali dia mendongakkan kepalanya, seperti mencari sesuatu yang dia kenal. Apalagi kalau bukan sosok Tarsius.
Tarsius sendiri merupakan hewan endemik di Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Tarsius termasuk dalam keluarga primata. Ukurannya sangat mungil, hanya segenggaman tangan manusia. Wajar jika mencarinya agak-agak susah.
Dengan ukuran sekecil itu dan tempat tinggal yang seluas Hutan Tangkoko, rasanya seperti mencari jarum di atas tumpukan jerami. Jumlahnya yang tidak banyak membuat pencarian semakin sulit dan menantang.
Setelah kurang lebih 30 menit jalan kaki masuk ke dalam Hutan Tangkoko, Meldi akhirnya menghentikan langkah di depan sebuah pohon Ficus alias Pohon Beringin.
"Tarsius biasa tinggal di pohon beringin. Mereka tinggal dan tidur di sini," jelas Meldi.
Benar saja dugaan Meldi. Begitu mendongakkan kepala di antara lubang pohon, ada sesosok primata mungil Tarsius tampak sedang beristirahat di dalamnya.
Jarum jam menunjukkan pukul 17.15 WITA. Pantas kalau Tarsius masih tidur. Tarsius adalah hewan nokturnal yang aktif beraktivitas saat malam tiba.
"Kita tunggu sebentar lagi. Nanti dia (Tarsius) akan keluar. Biasanya setelah jam 18.00," kata Meldi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar