Jelang Hari Raya Nyepi pada tanggal 7 Maret mendatang, ribuan umat Hindu memadati Pantai Nambo yang terletak di Kecamatan Abeli, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (4/2/2019).
Kedatangan ribuan umat Hindu ke Pantai Nambo untuk menggelar Upacara Melasti yang merupakan rangkaian dari Hari Raya Nyepi. Ketua Adat Agama Hindu Kota Kendari, Gusti Kadek Sumartadana, mengatakan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya Upacara Melasti yakni untuk membersihkan alam.
"Bukan hanya alam, tapi diri kita juga harus bersih sebelum Hari Raya Nyepi," katanya.
Nampak ribuan umat Hindu menggunakan pakaian putih dan kuning membawa jampane atau sesajian yang isinya makanan dan buah-buahan kemudian diletakkan di pesisir pantai.
Jempane inilah yang diusung dan diangkat ke bibir pantai untuk melinggih menghadap kepada Tuhan Yang Masa Esa di pura masing-masing.
Sebelum Melasti dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan Upacara Pecaruan di mana fungsi dari upacara ini untuk makhluk yang tidak terlihat atau yang berada di alam bawah sadar manusia.
"Sebelum Melasti kita lakukan dulu Upacara Pecaruan agar makhluk yang tidak terlihat tidak mengganggu ibadah kita di Melasti," tandasnya.
Ia pun berharap dengan melakukan Melasti hari itu, seluruh Umat Hindu terbersihkan hati, jiwa dan raganya.
Gurun Pasir Ini Disebut Sebagai Replika Mars di Bumi
Gurun Atacama di Chile, Amerika Latin, disebut merepresentasikan kehidupan di luar bumi. Inilah replika Mars di Bumi.
Ketika membicarakan kehidupan asing di luar bumi, tak sedikit traveler yang dibuat bertanya-tanya. Selain jauh di luar bumi, hanya sedikit orang yang pernah pergi ke luar angkasa.
Namun, para ahli berujar kalau sejumlah destinasi di Bumi memiliki kemiripan dengan di luar angkasa. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (4/3/2019), Gurun Atacama di Chile adalah salah satu yang disebut mirip dengan planet Mars seperti diberitakan media Science Alert.
Memanjang dari sisi Selatan Peru hingga Utara Chile, Gurun Atacama mendapat predikat sebagai tempat terkering di Bumi. Hal itu disebabkan karena lokasinya yang berada jauh dari Samudera Pasifik dan Atlantik.
Lokasi yang demikian jauh dari laut membuat curah hujan di Gurun Atacama sangat rendah. Kurang dari 1 milimeter hujan per tahun. Malah, salah satu sisi gurun disebut tak pernah kena hujan.
Kondisi gurun yang begitu kering pun membuat binatang sulit bertahan hidup. Hanya segelintir binatang saja seperti kalajengking, serigala gurun, lalat dan kupu-kupu yang dapat hidup di sana.
Lanskap dan tanah di Gurun atacama juga dikenal beda dari umumnya dan kerap disandingkan dengan Mars yang identik dengan warna merah. Tak sedikit juga lembaga astronomi dunia yang meneliti kehidupan di Mars dari sana.
Malah, baru-baru ini ditemukan sebuah bakteri aneh 'di luar bumi' dari dalam tanah di Gurun Atacama. Kabarnya, bakteri itu belum diketahui oleh para ilmuwan.
"Kami bisa menunjukkan kalau sebuah robot kami dapat mengambil tanah di bawah permukaan tanah di gurun yang paling mirip Mars di Bumi," ujar ahli biologi gabungan Yale-NUS Universitas, Stephen Pointing di Singapura.
Penemuan itu pun membuka kemungkinan baru, akan adanya kehidupan di bawah tanah Gurun Atacama yang tandus seperti di Mars. Satu langkah baru untuk menemukan kehidupan di planet Mars melalui Gurun Atacama.
Terlepas dari temuan ilmiah tersebut, Gurun Atacama merupakan satu dari tiga destinasi wisata utama Chile di luar Pulau Paskah dan Chilean Lake District.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar